Mereka Bukan Manusia

Pukul 18.02

Aku tiba dirumah Tsuki-san, Tidak seperti yang ku bayangkan rumah diatas bukit itu ternyata rumah tradisional yang masih memakai kayu tapi terlihat megah, siapapun yang melihatnya pasti akan berpikir ini adalah rumah idaman.

Saat Tsuki-san membukakan pintunya ternyata sepi tidak ada siapa-siapa, sudah kuduga memang Tsuki-san dan Ryuusei-kun saja yang tinggal disini.

Perasaanku jadi lega.

“Jadi dia orangnya? ” Lalu ada seorang cewek yang mengagetkanku dan membuat jantungku hampir copot.

“Gaya rambut aneh apa itu” ucapnya yang melihat kunciran rambutku.

Memangnya kunciran kekinian ini aneh ya?

Saking lelahnya sampai-sampai aku tidak bisa merasakan aura kedatangannya.

“Cih, aku tidak suka dia” ucap cewek itu yang tiba-tiba mengatakan itu lalu dia pergi.

“Ahahaha, jangan khawatir suatu saat kamu akan akrab dengannya” ucap Tsuki-san mencoba menghiburku.

Aku hanya diam karena perkataannya tadi sangat menusukku.

Aku salah masih ada orang lain dirumah ini.

Gadis yang tadi mengagetkanku ternyata sangat cantik sekali dengan rambut hitam yang terurai panjang, postur tubuhnya juga sangat tinggi seperti model.

Aku baru sadar dia memiliki aura yang sangat hitam yang tidak ku ketahui apa artinya itu.

“Dia adalah Kanaeru Korime, memang seperti itu sifatnya dia tidak separah jika dibandingkan anak sialan itu! ” ucap Ryuusei-kun dan membuatku merasakan kebencian dari dirinya.

“Anak sialan? ” aku pun bingung.

“Woii sudahlah jangan ribut nanti dia datang” Tsuki-san pun mulai takut.

Tiba-tiba

Dobrak!!! Pintu rumah pun melayang dengan seketika dan membuatku berteriak karena kaget.

Aku merasakan aura buruk yang membuatku takut.

Apa yang sebenarnya terjadi?

“Mati saja kau sialan!!!! ”

Anak laki-laki berambut coklat kemerahan itu hampir ingin menonjok Ryuusei-kun dengan kuat, namun Ryuusei-kun berhasil menghindar dan memberi pukulan kuat ke perutnya dan membuat dia terhempas.

Aku sangat takut melihat kejadian itu.

“Ini sudah dari kemarin terjadi dan ada 2 pintu yang rusak sekarang” ucap Tsuki-san, aku tau Tsuki-san marah tapi dia masih terlihat santai.

Lalu dengan sigap Tsuki-san memisahkan mereka.

“Ini bukanlah rumah kalian jadi jangan kalian rusakan rumahku ini!!!! ” Tsuki-san mulai marah tapi sepertinya kedua orang itu tidak mendengarkan amarah Tsuki-san.

“Te-tenanglah kalian, namaku Rien Meijima salam kenal” ucapku yang tidak tau harus berkata apa jadinya memperkenalkan diri.

Laki-laki berambut merah itu pun menatapku dengan benci lalu dia keluar dari rumah itu.

“Loh, dia kabur” ucap Tsuki-san.

“Ternyata dia luluh padamu Rien-chan” ucap Tsuki-san dan membuat pipiku merah.

“Dia itu hanyalah makhluk lemah” ucap Ryuusei-kun

Aku sempat membaca pikiran mereka ternyata mereka ini sangat benci satu sama lain entah apa penyebabnya.

“Nah, sekarang kamu mengerti kan kenapa aku menyuruhmu untuk kemari, karena orang-orang disini belum mengerti artinya keluarga” ucap Tsuki-san.

Aku mulai menanyakan sesuatu yang membuatku penasaran semenjak aku bertemu dengan Tsuki-san.

“Sebenarnya kalian itu apa? tadi aku melihat kekuatan yang sangat besar bahkan manusia normal pun tidak bisa melakukannya” ucapku yang ingin tau.

Tsuki-san dan Ryuusei-kun saling bertatapan.

“Kami adalah iblis setengah manusia, walaupun kami terlihat seperti manusia tetap saja jiwa iblis kami tumbuh” ucap Tsuki-san dan membuat Ryuusei-kun menjadi risih.

Tentu saja perkataannya itu membuatku terkejut.

“Woii, seharusnya tidak kamu beritahu” ucap Ryuusei-kun.

“Aku percaya kamu pasti tidak akan mengatakan pada siapapun, tapi jika kamu mengatakan pada orang lain maka kamu harus ku singkirkan” ucapan Tsuki-san sangat serius.

“Tentu saja tidak akan ku beritahu pada siapapun” ucapku sangat yakin.

“Aku mau kamu menjadi pengawas keempat anak-anak dari keluargaku, jika dia membahayakan orang lain kamu harus menolongnya jangan sampai dia berubah menjadi iblis mengerikan” ucap Tsuki-san

“Coba lihat tanganku, seperti inilah tangan iblis itu” Tsuki-san memperlihatkan tangannya yang tampak seperti bukan tangan manusia.

“Meijima-san, apa kamu takut pada kami? ” ucap Ryuusei-kun yang membuat hatiku terguncang.

“Tentu saja tidak, justru aku ingin lebih dekat dan mengenal kalian semua, sepertinya aku senang bisa menjadi bagian dari keluarga ini” ucapku tersenyum dan membuat Ryuusei-kun ikut senyum juga.

“Sekarang kamu harus ganti baju, pasti kamu sangat lelah, kopermu dan semua barang-barangmu sudah aku simpan di kamar kamu” ucap Tsuki-san.

Aku tersenyum tipis, dia memang seperti sosok ayah, aku merasa bersalah tadi mengatakan Tsuki-san tidak mau menerimaku dirumahnya.

Setelah aku membersihkan badan aku melihat ada empat kamar tidur aku merasakan aura dari Kanaeru-san yang kamarnya berada di samping kamarku, aku senang karena ini akan mempermudah aku untuk bisa akrab dengannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!