“Tsuki-san, kenapa tiba-tiba kamu ingin berpatroli di hutan malam-malam begini?” Ucap Ryuusei Korime yang mengeluh.
“Tenanglah, aku ingin memastikan bahwa disini tidak ada hewan buas yang akan memangsa manusia” ucap Tsukki Korime yang tengah menyenter disekitar hutan.
“Lebih baik kita kembali, hewan buas disini tidak akan mengganggu jika kita tidak mengganggunya” ucap Ryuusei Korime.
Mereka berdua pun kembali kerumah yang ada di atas hutan itu.
Sebenarnya aku hanya memastikan jika hutan ini aman untuk Rien-chan yang akan datang kesini nantinya
Ucap Tsuki Korime didalam hati.
...****************...
Tanggal 5 Juni
Di kediaman Tsuki Korime terdapat 3 anak remaja yang bernama Ryuusei Korime, Fubuki Korime dan Kanaeru Korime. Mereka tinggal dirumah Tsuki Korime yang hanya dia seorang yang akan menjadi wali mereka untuk sementara.
Hari pertama sekolah mereka mungkin sangat berat dan canggung pasalnya ini pertama kalinya mereka sekolah diluar kekuasaan Korime jadi bahaya pasti akan mengintai mereka di manapun dan ketiga remaja ini siap untuk menghadapi nya tapi Tsuki Korime tau jika mereka kemungkinan tidak akan terbiasa dengan dunia luar makanya dia butuh pengawas yang bisa diandalkan, yaitu Rien Meijima.
...----------------...
Pukul 06.58
“Ahhh, akhirnya tepat waktu juga aku”
SMA Cahaya Mokito nama sekolah yang akan ku tempati ini, sekolah yang lumayan besar juga.
Aku mulai masuk dan melihat-lihat koridor kelas, ini memang bukan pertama kalinya aku sekolah di luar kota tapi rasanya sekolah ini cukup aneh.
“Heii kamu! ” tiba-tiba ada orang yang memanggilku.
Aku pun membalikan badan.
Sepertinya dia seorang guru.
“Kamu anak kelas 10 kan? kenapa malah ada disini, seharusnya kamu ada di ruang aula” ucap guru itu, dia sangat cantik sekali tapi sepertinya dia guru killer karena aku bisa membaca pikirannya yang daritadi mengumpat terus.
“Ma-maaf, aku akan pergi ke ruang aula sekarang” ucapku lalu pergi.
Disana banyak Orang-orang, aku tidak tau dimana teman sekelasku jadinya aku secara ngasal ikut barisan anak kelas yang tidak ku ketahui.
Aku bisa merasakan aura seperti Tsuki-san, iya betul ini pasti aura keluarga Korime aku harus segera menemuinya.
Tapi aku dihalangi oleh seorang guru.
“Anak kelas 10 sebaiknya kamu jangan keluar dari barisan, mohon untuk mendengarkan pidato dari kepala sekolah” ucap guru itu menegurku.
Baiklah, setelah selesai pidato ini aku akan menemuinya.
Aku jadi bisa merasakan aura itu di sembarang sekitar, sebenarnya anak yang dimaksud Tsuki-san itu ada berapa? kenapa banyak sekali yang bisa ku rasakan.
Akhirnya upacara penerimaan siswa baru selesai setelah 2 jam berlalu.
Aku harus mencari nya.
Tapi, setelah semua orang bubar aku tidak bisa merasakan aura itu lagi, aura itu hilang tiba-tiba seperti tenggelam dari kerumunan orang-orang.
Sekarang bagaimana?
Aku tidak bisa menemukan mereka.
Aku pun pergi ke koridor kelas lagi mencari namaku di mading untuk mengetahui kelas mana aku tempati dan setelah aku melihat ada 3 orang bermarga Korime di dalam kelasku aku pun segera berlari menuju kelas itu.
Aku pun membuka pintu dengan keras, tidak ada siapapun disana.
Sial!
Ternyata sangat sulit sekali.
Kenapa orang bodoh seperti aku mau menerima misi ini dari Tsuki-san, padahal aku tau pasti tidak akan sanggup melakukannya.
Aku pun pergi dari sekolah itu dan pergi menuju alamat yang Tsuki-san beri padaku.
“Perbukitan Miahera”
Iya aku harus pergi kesana.
Setelah 3 jam perjalanan aku tidak menemukan satu pun perbukitan atau apalah, dimana ini? apakah Tsuki-san mencoba menipuku?
Seharusnya aku tau mana mungkin ada orang tampan dan tinggi seperti Tsuki-san yang mau menerimaku apalagi tinggal dirumahnya.
Sungguh lelah.
Aku pun menanyakan perbukitan itu ke orang.
Ternyata tidak jauh dari lokasi ku sekarang, dan sekarang aku berlari kencang.
Tampaknya aku harus melewati ribuan anak tangga tentu saja ini kan bukit.
Dengan pantang menyerah aku menaiki anak tangga, belum setengahnya aku sudah capek.
Akhirnya aku memutuskan untuk diam sejenak di hutan.
Aku pun berbaring memikirkan apa yang terjadi ada sedikit penyesalan dan juga aku mulai mengingat bibiku.
Hari sudah mulai sore.
Mungkin aku akan mati membusuk disini.
Aku pun tertidur sebentar.
Cahaya lampu menyorot ke arahku, membuat mataku merasakan silau.
“Anak gadis? ” Ada anak laki-laki yang menghampiriku.
Aku pun langsung terbangun dan mulai merasakan aura itu.
Tidak salah lagi ini keluarga Korime.
Aku pun menangis.
“Heh?? Kenapa menangis? ” ucap laki-laki itu terkejut.
“Ahh rupanya dia ada disini”
Aku mengetahui suara itu.
Suara itu adalah Tsuki Korime.
“Selamat datang Rien-chan” ucapnya dengan senyuman manisnya.
Aku ikut senyum juga.
Aku tau ini bukanlah kesalahan Tsuki-san melainkan kesalahanku.
“Eh jadi ini orangnya? ” sepertinya anak laki-laki itu tidak mengira bahwa aku yang akan menjadi asistennya ya memang sih aku tidak terlihat seperti orang yang bisa melindungi orang.
“Maaf, pertemuan kita seperti ini” ucapku malu.
“Tsuki-san!!! kenapa kamu tidak memberi nomor hpmu padanya?!! jadi dia bisa menghubungi mu apalagi dia seorang gadis!! kukira kamu sedang menjemput siapa ternyata anak gadis ini ” ucap anak laki-laki itu memarahi Tsuki-san aku hanya tersenyum karena merasa lega dia ternyata anak laki-laki normal dan sangat tampan.
“Sebelumnya, perkenalkan namaku Ryuusei Korime” ucapnya dengan suara halus sambil tersenyum yang membuat aku terpana.
“Ayo kita pulang kerumah” ucap Ryuusei-kun lagi sambil membawa tas ku.
Aku merasa tidak enak pada mereka karena ini pertemuan yang bukan aku inginkan.
Rasanya ingin menghilang dari dunia ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments