Jam menunjukkan pukul lima pagi. Masih terlalu dini bagi penghuni rumah ini untuk bangun. Ini kesempatan untuk Ayeuna kabur. masa bodoh dengan apa yang akan dikatakan oleh Damian nanti. Yang penting saat ini ia bisa segera keluar dari rumah pria selain itu.
Sreekkk
Ayeuna menyeret koper kecil dan berjalan menuju pintu utama. Suasana benar-benar sangat hening. Hanya beberapa pelayan yang lalu-lalang membersihkan rumah besar ini.
Ayeuna tak memperdulikan tatapan mereka dengan langkah cepat melewatinya.
"Non Ayeuna, tunggu!"
Seorang wanita berseragam serba biru itu datang menghampiri Ayeuna. Dia adalah pengasuh pribadi Prasetya selain dirinya. Damian memang sangat ketat dalam penjagaan untuk anaknya. Sungguh pemborosan menurut ayeuna. yaitu mampu membayarnya mahal dan juga tetap mempekerjakan pengasuh Baik untuk menjaga anaknya.
Ah.... tentu, Damian bukan hanya mempekerjakan dirinya untuk mengatur Prasetya. Tapi dia juga memperbudak nya sesuka Hati. Mungkin itu memang menjadi rencana kecil pria itu. Ayeuna terus mengumpat dalam hatinya.
"Non, tunggu sebentar!" wanita itu tergopoh mengajar Ayeuna tak mengindahkan panggilan nya dan terus berjalan keluar.
"Ada apa?"tanya Ayeuna kesal. Ia mulai menghentikan langkahnya lalu menoleh pada wanita yang saat ini wajahnya terlihat sangat panik.
"Prasetya.... Prasetya non!
"Prasetya kenapa?Ayeuna mengeryitkan dahinya dan menatap bingung pada pengasuh itu.
"Prasetya demam tinggi. Saya mohon bantuan non Ayeuna. Saya sudah memberinya parasetamol dan menempel kompres demam. tapi demamnya malah semakin tinggi!"Wanita itu megang tangan Ayeuna dan memohon padanya. Ia sangat takut. kali terakhir pengasuh pribadi anak dari pemilik Rumah ini dipecat karena tak mampu merawat anaknya ketika sakit seperti saat ini. Ia tak ingin jika hal itu terjadi juga padanya.
"Kenapa kau meminta bantuan padaku? bangunkanlah ayahnya! aku tidak memiliki banyak waktu,"ujar Ayeuna mencoba untuk tak peduli. Meski ia sangat menyayangi Prasetya tapi apapun yang iya perbuat tak akan pernah bernilai di mata ayah dari anak itu. Lagipula masih ada Damian, pria itu berkewajiban mengurus anaknya sendiri.
"Please bantu saya, non. Peraturan di sini tidak ada yang boleh mengganggu Tuan Damian di jam tidurnya. Tuan biasa keluar kamar jam tujuh pagi. Saya takut Tuan marah besar Jika saya membangunkannya."
Ayeuna menarik nafas sesak. Peraturan macam apa itu? masalah ini urgent, dan para pelayan tak berani membangunkan tuannya karena peraturan seperti itu. Sungguh para penghuni rumah yang aneh.
"Please non. bantulah saya!"lihatlah dulu tuan muda Prasetya. sebentar saja. Saya akan menghubungi dokter pribadi keluarga ini untuk memeriksa tuan muda!"
Wajah pengasuh itu sangat memelas. Ayeuna berecak kesal. Ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah pukul lima tiga pulu bisa-bisa Damian bangun dan menggagalkan niat hati Ayeuna untuk pergi dari sini.
Wanita itu nampak bimbang. Ia berpikir keras antara melanjutkan untuk pergi atau menengok keadaan Prasetya terlebih dahulu. Sungguh dilema Mengapa Prasetya sakit saat keadaan genting seperti ini?
"Baiklah.... Tapi sebentar saja. Buatkan teh hangat dengan madu dan bawalah segera ke kamar Prasetya!"titah Ayeuna yang dibalas anggukan mantap oleh pengasuh tersebut. Ia senang, akhirnya guru privat sekaligus pengasuh baru tuan muda Prasetya itu mau membantunya. Setidaknya jika ada apa-apa, ia tak akan terlalu disalahkan oleh Tuan danial.
Ayeuna masuk kembali dan bergegas menuju kamar Prasetya. Ia membuka handle pintu kamar itu dengan pelan lalu menghampiri Prasetya yang tengah terpejam dengan tubuh yang terlihat menggigil hebat. Meski ia telah diselimuti oleh selimut tebal, tapi Ayeuna bisa melihat jika anak itu sangat kedinginan karena demam yang dideritanya.
"Prasetya, are you ok?"Ayeuna duduk dipanggil ranjang dan menempel punggung tangannya di dahi anak tampan.
"Astaga..... panas sekali!"pekik Ayeuna. Ia segera meraih termometer lalu memeriksa suhu tubuh Prasetya.
"40,5 derajat Celcius. ini demam tinggi. kau harus segera ditangani dokter!"sahut Ayeuna. ia menempelkan telapak tangannya dan mengusap lembut kulit putih Prasetya yang memerah.
"Mami...... mami!"anak itu menyebut-nyebut nama ibunya dengan mata yang terpejam. setitik bilur air bening keluar dari sudut matanya.
"kau sangat rindu pada ibumu nak?"Ayeuna mengangkat kepala Prasetya lalu letakkan di lengannya. Ia juga memeluk anak malang itu dengan erat. Berharap agar suhu tubuh anak itu berkurang.
"Mami...... mami..... mami!"anak itu kembali mengigau. bibirnya bergetar saat mengucapkan nama itu. Seperti berakhir Dia benar-benar sangat merindukan sosok ibunya. tak terasa, matanya kini berkaca-kaca. Ia merasa iba pada anak tampan itu. Sejenak ia jadi merupakan tekad bulatnya yang ingin cepat-cepat pergi.
"Miss Ayeuna....."
Wanita itu terkejut saat Prasetya kini memanggil namanya. Ia kira anak itu telah bangun. tapi ternyata, matanya tetap terpejam.
"Miss ayeuna.... Jangan tinggalkan Aku!"kalimat itu membuat Ayeuna semakin terhenyak. dari mana Prasetya tahu jika dirinya mau pergi? lagipula mata anak itu terpejam lelap. Ayeuna yakin jika Prasetya hanya mengigau saja.
"Miss ayeuna.... jadilah mamiku!"perkataan anak itu semakin ngelantur. Ayeuna menjadi bingung dibuatnya.
Prasetya membuka matanya yang sudah berair. pasti kepalanya terasa sakit. Mengingat suhu tubuhnya yang sangat tinggi pagi ini.
"Miss.... kau kah itu?"
Ayeuna melepaskan pelukannya pada tubuh anak itu. Ia tak ingin jika tersedia semakin menaruh harapan besar padanya.
Tak diduga, tangan kecil itu menyentuh pipi Ayeuna. tatapan lembut nya begitu lemah dan sayu."
Aku mau dipeluk lagi. itu mengurangi rasa menggigil ku. aku merasa sedang memeluk mami!"ujar Prasetya tiba-tiba.
"Mau kah Miss Ayeuna memelukku lagi?"tanyanya dengan lirih. suara terdengar parau dan lemah.
Ayeuna melakukan meski ia sedikit Ragu anak itu terlihat begitu menyedihkan. Tak tega rasanya untuk menolak permintaannya.
"Iya sayang. sini peluk. Kau harus kuat ya. sebentar lagi dokter akan segera tiba!' sahut Ayeuna seraya masuk ke dalam selimut dan memiliki tubuh panas Prasetya dengan erat. Ia membiarkan suhu panas itu mengur dan akan meresap pada kulitnya. Keringat menetes di pelipis dan juga seluruh tubuh Ayeuna Ketika semakin lama mendekap tubuh kecil itu.
Begitu dengan Prasetya, keringat bercucuran membasahi tubuh dan pakaiannya suhu tubuhnya pun menurun. Rasa menggigil yang ia rasakan kini perlahan menghilang
Tak ada percakapan lagi antara Ayeuna dan anak itu. kini keduanya tertidur lelap dengan posisi saling memeluk.
Tak disadari, sepasang mata memperhatikan mereka berdua. Ia masuk ke kamar setelah memastikan bahwa kedua orang itu telah tidur.
Damian, iya Yang merasa sudah tiba hatinya tak tenang dan bermimpi buruk tentang Prasetya itu akhirnya bangun sebelum jadwalnya. Ia keluar dari kamar dan memeriksa anaknya untuk memastikan Prasetya baik-baik saja.
Dugaan benar. Prasetya sedang sakit dan ia tak sengaja menyaksikan Ayeuna yang sedang merawat anaknya dengan begitu tulus dan cekatan. Dia juga mendengar semuanya. semua kicauan sang anak saat demam tadi.
Damian melirik sebuah koper kecil berwarna merah muda milik Ayeuna. Ia menggelengkan kepalanya dengan ekspresi yang sulit diartikan.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Kornelia Restuana
buat Ayuna jatuh cinta sama Damian thor
2022-05-18
1
Jupilin Kaitang
siapa suru kamu masuk dalam rumah itu, rasakan hinaan padamu itu kau sendiri yang memilih jalan hidup yang sulit, kenapa tidak jadi lari biar kan anak itu ayahnya ada keluarganya besar nya boleh mengurus semuanya,kou tu bukan siapa2 buat mereka
2022-05-17
1
Zulfan Zulfan
seruu nih
2022-05-10
1