Suasana nampak sunyi. Hanya suara lalu lalang kendaraan dan klakson mobil yang sesekali terdengar. Ayeuna memilih diam dalam kemarahannya. Ia sungguh kesal pada Damian. pria itu sepertinya sengaja membuat Kak Leonardo semakin kecewa dan berpikir negatif tentangnya.
Damian mencuri pandang pada wanita itu. seringai menghiasi bibir tipisnya. Masa bodoh dengan ayeuna yang sedang marah. Yang penting dia telah berhasil membuat Leonardo kepanasan dan terbakar cemburu olehnya.
DUGH.
Ayeuna menutup pintu mobil dengan kencang. ia langsung berjalan cepat dengan tangan melenting high heels jalan yang dipakainya tadi. Ia tak memperdulikan Demian yang memandangnya dengan sinis.
"Gadis tak tahu sopan santun. Siapa dia berani seperti ini padaku?"lihat saja, aku akan memberikan pelajaran padamu!'
Damian keluar dari mobilnya dan berjalan santai masuk ke dalam rumah.
Sambil berjalan, ia memegang liburnya yang masih terasa manis dan hangat itu terngiang saat kecupannya tadi bersama Ayeuna. Otak kotor nya pun muncul. Ia tahu hukuman apa yang pantas pada wanita yang berani-beraninya bersikap ketus dan berani marah padanya.
suasana rumah nampak sunyi. Hanya detakan jam dinding yang terdengar nyaring. Damian membuka kunci kamar dan masuk ke dalamnya dengan langkah tegap. Tentu bukan kamarnya lah yang ia masuki. Tetapi kamar Ayeuna. Pria itu menguji kembali kamar tersebut dengan seringai tajam di wajahnya.
Suara hentakan fantopel miliknya tentu tak terdengar oleh Ayeuna. Wanita saat ini sedang kesal itu sedang membersihkan tubuh di kamar mandi. Ia mengguyur tubuhnya yang lelah dan berdiri di bawah pancuran shower. Membiarkan air itu luruh bersama rasa kesal dan pendapatnya menghadapi manusia seperti Damian.
Di luar kamar mandi, kaca yang terlihat seperti embun es itu. Damian menyeringai penuh nafsu memandang lekuk tubuh yang begitu menggoda. Meski ia tak bisa melihat dengan jelas, tapi lekukan bak gitar Spanyol itu telah tercatat nyata dalam benaknya. Ia berpikir Ayeuna pasti lebih terlihat seksual di dalam sana.
Tak ingin larut dengan pikiran kotornya, Damian memilih duduk dan bersandar pada hardboard ia mengundurkan diri dalam melepaskan kancing atas kemejanya. Suhu di ruangan ini terasa panas meski AC menyala dengan temperatur yang cukup dingin
ceklek
Ayeuna keluar dari kamar mandi menggunakan kimono handuk. Kepalanya yang basah ia balok dengan handuk kecil. Rasanya sungguh segar. setidaknya untuk sesaat ia bisa melupakan emosi menggebu pada pria sialan itu.
"Aaaaahhhhh....!"Ayuna berteriak setelah menyadari bahwa pria sialan yang ingin Ia cincang hidup-hidup itu duduk dengan santai di atas kasur.
"Ssstttt...."pria itu menoleh dan menampilkan jari telunjuknya.
"Kau.....? Bagaimana kau bisa ke sini? aku sudah mengunci pintu!" pekik Ayeuna. Ia merasa risih dengan tatapan Damian yang seakan ingin mendengarkan nya.
"Kau lupa Nona Ayeuna. Aku pemilik rumah ini. tentu semua kunci apapun aku punya duplikatnya!"sahut Damian santai.
Ayeuna tertegun dan menyadari itu. Dengan langkah gemetar, Ia perlahan mundur. Berharap segera sampai pada pintu lalu dengan cepat dia akan keluar dari kamar ini.
"KELUAR SEKARANG JUGA ATAU AKU YANG AKAN KELUAR DAN BERTERIAK!"teriak Ayeuna mengancam pria itu.
"Silakan saja, keluarlah dan teriaklah sesukamu!"
Ceklik, ceklik!
Ayeuna menarik handle pintu beberapa kali. namun sial pintu itu terkunci dan kuncinya tak ada di tempatnya.
"Kau mencari ini?"Damian memainkan kunci bergantunglah boneka panda itu di tangannya.Ia tersenyum miring lalu bangkit dari duduknya. Wanita itu nampak panik saat Damian berjalan menghampiri. Ia tak tahu apa yang akan lakukan demikian padanya hingga pria itu mengunci dirinya.
"Kenapa, Nona Ayeuna?"kau sepertinya ketakutan? bukankah tadi kau sangat marah padaku?"
langkah kaki dan yang semakin mendekat. Ia tersenyum puas melihat mimik muka Ayeuna yang sangat panik dan pucat. Wanita itu terlihat sangat ketakutan hingga tubuhnya bergetar hebat.
"Tuhan Damian. Apa yang akan kau lakukan? please lepaskan aku!"sahut Ayeuna dengan lirih. Ia memohon agar pria itu tak melakukan apapun padanya.
Demian tak menggubris. Ia meraih tangan Ayeuna dan menyeret wanita itu menuju kasur. Ayeuna mencoba melepaskan cekalan itu dengan tubuh yang melawan. Nama sia-sia tenaga Damian lebih besar darinya. Kini hanya kenangan air mata yang membasahi pipi wanita itu saat Damian melemparkan tubuhnya di atas kasur.
"Ayo tunjukan sikapmu yang tadi!"mana? mana sikap mu yang jutek itu semua itu hah?"sontak Damian mengungkung tubuh Ayeuna di atasnya.
"Aku mohon lepaskan aku. Aku janji akan bersikap baik dan tak akan marah lagi!"
"Ciihh... kau pikir aku percaya? sekarang terima saja hukuman bukankah kau tadi sangat menyukai ini, hemm?"
Tanpa aba-aba, Damian melahap bibir Ayeuna dengan ganas. Sentuhan kasar itu membuat Ayeuna semakin parah padanya. Kecupan penuh emosi itu sungguh berbeda rasanya saat di pesta tadi. Saat ini, Ayeuna terus menolak dengan beberapa kali menggigit bibir Damian dengan kencang. Meski terasa asin karena luka di bibir akibat gigitan ayeuna, Damian tak bermasalah sama sekali. Semakin dalam dan hanyut dalam pagutan buas yang ia lakukan.
"Sststttt.... kau buas juga Ayeuna!"Damian mengusap bibirnya yang membengkak. Bibir dalamnya nampak lecet dan rasanya pasti perih ketika mau makan atau minum sesuatu.
"Lepaskan Aku pria brengsek!"Ayeuna berteriak dengan suara yang lantang. Ia begitu marah, netralnya nampak berkilat dan berkaca-kaca. pria itu sungguh tidak sopan. Ia sudah tak menghargai Ayeuna sebagai guru anaknya.
Demikian melihat Ayeuna seperti wanita murahan yang diperebutkan banyak pria. Entah mengapa hari ini Damian yang tak bisa menerima jika musuh bebuyutannya juga memiliki rasa kepada wanita itu.
"Apa pria itu kekasihmu? kau tak boleh ketemu dengannya lagi. Jika tidak aku akan memberikan hukuman yang lebih dari ini!"
Damian melepaskan kungkungnya. lalu beranjak dari kasur. Membenarkan dasi yang dipakainya. Sambil tersenyum puas, pria itu memandang Ayeuna yang juga menatapnya dengan tatapan tajam. Terlihat kemarahan dan kebencian terpatri jelas di wajahnya.
"Malam ini aku sedang tak bernafsu padamu. karena aku tak suka wanita yang cengeng. Jika saja Aku ingin bisa saja aku menikmati mu kembali seperti waktu itu!"Damian berdesis lalu berjalan menuju pintu.
Membuka kunci pintu tersebut Lalu menoleh sekilas pada Ayeuna.
"Buang tatapan seperti itu! Aku tak ingin melihatmu marah apalagi ketus padaku. Jika itu kau lakukan lagi kau akan tahu akibatnya!"
Ayeuna melemparkan semua yang ada di kasurnya. Ia berteriak dan mengumpat tingkah laku Damian yang sudah sangat keterlaluan itu.
ARRGHHHH.... PRIA SIALAN! BRENGSEK!"
Ayeuna berteriak frustasi. Ia tak menyangka jika Damian akan seperti itu hanya karena Ayunan yang kesal padanya. Apa pria itu tak pernah merasa bersalah,? Mengapa ada pria kejam dan setega Damian?
Dalam tangisnya, Ayeuna bertekad untuk keluar dari rumah itu esok hari. Persetan dengan bayaran yang banyak Jika ia diperlakukan buruk oleh pria sialan itu.
"Aku harus segera berkemas Besok pagi aku akan pergi dari sini!"
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Yati Yati
kenapa kamu gak pergi sejauh mungkin ayune biar lepas dri org" jahat itu
2023-05-03
0
Mmh Rilfa
dsar mr arogant,...seenaknya memperlakuln gadis,.
2022-07-15
0
FeVey
good job ayuna
2022-05-06
1