Tuan Muda Masih Buta

Andrew melihat Vero yang berdiri di hadapannya. Matanya tertuju ke arah belakang dengan mulut yang sedikit terbuka. Andrew penasaran, mungkinkah Vero melihat sosok Rossa yang sudah berubah?

"Vero, apa Rossa sudah keluar?" tanya Andrew.

"Ya, Tuan Muda. Rossa sudah berdiri di belakang Anda."

"Baguslah! Cepat siapkan mobil. Kita ke rumah Ibu sekarang. Aku akan membahas masalah pernikahanku dengan Rossa."

"Baik, Tuan Muda."

Selagi Vero menyiapkan mobil, Andrew memerintahkan pelayan lain untuk menyulap kamar tamu menjadi kamar spesial untuk Rossa sebelum mereka menikah. Dan semua barang-barang yang dibawa pemilik butik itu akan dimasukkan dan ditata sedemikian rupa di kamar itu.

Rossa berjalan dan berdiri di depan Andrew. Sayangnya Rossa memunggunginya, sehingga Andrew tidak bisa melihat betapa cantiknya Rossa saat mengenakan gaun berwarna ungu itu.

Vero datang kembali dan mengatakan jika mobil sudah siap. Lantas Vero pun menuntun Andrew dan baru menyadari jika Rossa masih bertelanjang kaki.

Vero mengambil koleksi sepatu yang akan dibawa masuk ke kamar baru Rossa. Sepatu berhak tinggi berwarna putih yang diambil oleh ajudan tuan muda itu. Ia berlutut dengan satu kaki dan membantu Rossa mengenakan sepatu berhak tinggi itu.

"Silakan, Nona," kata Vero dengan ramah. Perhatian dan perlakuan Vero membuat Rossa semakin terkesima dan terpesona. Jantungnya berdegup begitu cepat. Mungkinkah yang Rossa rasakan adalah cinta? Karena Rossa tidak pernah merasakan hal seperti ini ketika ia diperkenalkan dengan mendiang Raihan, suaminya yang telah meninggal.

Setelah Rossa mengenakan sepatu itu, Vero kembali menghampiri Andrew dan menuntunnya menuju mobil, melewati Rossa yang masih berdiri.

"Cantik," batin Andrew setelah sekilas melihat keanggunan calon istrinya itu.

Sementara Rosa mengikuti Andrew dan Vero yang sudah berjalan menuju mobil.

Kini Rossa dan Andrew duduk berdampingan dalam satu mobil dan Vero yang mengemudikan mobil itu.

"Rossa, kau cantik sekali," puji Vero yang menyetir. Ia mencuri pandang dari spion atas.

"Terima kasih, Vero. Apakah kau berakting memanggilku Nona di depan orang-orang?" tanya Rossa pada Vero.

"Tentu saja aku harus terlihat sangat menghormatimu karena kau adalah pasangan Tuan Muda Andrew."

"Di mana ponsel untuk Rossa? Kau sudah memberikannya?" tanya Andrew pada Vero.

Lantas Vero merogoh saku celananya dan memberikan ponsel baru untuk Rossa.

"Ini untukmu, Rossa. Aku sudah memasang nomor pada ponselmu. Hanya ada nomorku dan nomor Tuan Muda Andrew yang ada di ponselmu."

"Terima kasih banyak, Tuan Muda," ucap Rossa seraya menerima ponsel itu. Tetapi ia tidak membuat tas, sehingga Rossa terus menenteng gawai itu di tangannya.

Andrew melihatnya, kemudian ia merebut ponsel yang ada di tangan Rossa dan menyimpannya pada saku jasnya.

"Harusnya kamu membawa tas. Seorang wanita biasanya selalu membawa tas. Kenapa kau berpenampilan polos seperti ini? Biar aku yang simpan dulu ponselmu," ucap Andrew dengan ketus.

Rossa hanya diam. Tetapi ia menyadari jika diam-diam Andrew memang memperhatikannya. Sayangnya Rossa merasa Andrew sangat dingin. Sungguh berbeda dengan Vero yang selalu bersikap hangat kepadanya.

"Apa kediaman Nyonya besar jauh?" tanya Rossa pada Vero.

"Tidak terlalu jauh. Sebentar lagi kita akan sampai."

"Kenapa Tuan Muda tinggal di rumah yang terpisah? Apa aku boleh tahu?"

"Rumah yang dihuni Tuan Muda Andrew adalah rumah peninggalan mendiang ayahnya, dan rumah yang ditinggali Nyonya adalah rumah baru yang dibangun setelah menikah dengan Haris."

Tiba-tiba saja Vero mendapat panggilan telepon dari anak buahnya yang sedang mencari asal-usul keluarga angkat Rossa. Vero bertanya kepada Andrew, apakah ia harus mengangkat panggilan itu sekarang atau menolaknya.

"Menepilah! Terima panggilan telepon itu dulu," titah Andrew.

"Baik, Tuan."

Vero mengangkat panggilan itu cukup lama. Sampai Akhirnya ia kembali menutup panggilan telepon itu.

"Apa kau menemukan informasi penting?" tanya Andrew.

"Ya, Tuan. Keluarga angkat Rossa mengambilnya di panti asuhan saat Rossa berumur 5 tahun."

"Apa ada informasi lain lagi, Vero? Ternyata aku benar-benar anak angkat. Pantas saja selama ini Kak Rasen cemburu padaku karena aku mendapat kemewahan dan kasih sayang yang sama," ucap Rossa yang menunduk. Tanpa sadar ia menitikkan air mata, merasa sedih dan kecewa.

"Aku sudah mendapat informasi di mana panti asuhan orang tua angkatmu mengadopsimu."

"Baguslah! Cari informasi lebih dalam. Aku yakin orang tua kandung Rossa pasti akan ditemukan," balas Andrew. Sementara Rossa hanya terdiam. Ia menahan air mata agar tidak jatuh dan tak bisa. Bulir bening itu terus menetes membasahi pipinya.

Vero kembali mengendarai mobilnya menuju kediaman Fariana dan Harris. Tetapi Rossa justru masih menangis. Ia menghapus air matanya sendiri dengan tangan. Andrew melihatnya. Merasa kasihan, Andrew mengambil sapu tangan yang ada di saku jasnya dan memberikannya kepada Rossa.

"Jangan menangis di depanku! Aku tak suka melihat wanita menangis," ucap Andrew dengan ketus seraya memberikan sapu tangan itu kepada Rossa.

"Terima kasih, Tuan.

Rossa menggunakan sapu tangan itu untuk mengelap air matanya. Lantas ia membuka sapu tangan yang dilipat itu dan mendapati nama Andrew Wijatmoko. Nama panjang dari Tuan Muda yang pura-pura buta.

"Rajutan tulisan nama pada sapu tangan Anda bagus sekali, Tuan," puji Rossa yang masih menatap sapu tangan itu.

"Itu pemberian Ibuku saat kecil sebelum Ayah meninggal."

"Apa aku juga boleh tahu mengapa Ayah Anda meninggal, Tuan? Maaf aku terlalu banyak pertanyaan. Aku hanya penasaran, mungkin saja informasi-informasi mengenai Anda aku butuhkan untuk membantu Anda dan memperlancar aktingku di depan semua orang. Apalagi Anda mengatakan kepada Ibu Anda jika Anda sudah mengenalku sangat lama bukan?"

"Pendapat Rossa benar, Tuan. Aneh rasanya jika Anda mengatakan kepada Nyonya sudah mengenal Rossa sangat lama tapi Rossa tidak mengetahui apa pun tentang Anda," sahut Vero.

"15 tahun lalu saat aku berusia 10 tahun, Ayah mengajakku pergi membeli mainan. Tapi kecelakaan hebat terjadi dan membuat Ayah meninggal dan aku kehilangan penglihatanku."

"Maafkan aku, Tuan. Aku membuat Anda teringat kejadian kelam itu."

"Tidak masalah. Yang penting kau harus merahasiakan tentang aku. Katakan kepada semua orang jika aku masih buta."

"Memangnya kenapa, Tuan? Kenapa Anda harus berpura-pura buta? Jika Ibu Anda tahu Anda sudah melihat, pasti beliau akan senang kan?"

"Aku juga belum tahu mengapa Ayah Vero memintaku untuk terus berpura-pura buta. Sayangnya Ayah Vero juga meninggal beberapa saat setelah aku menjalani operasi. Aku yakin kecelakaan yang dialami oleh ayah Vero dan Ayahku pasti disebabkan oleh seseorang. Bukan murni karena kecelakaan."

"Maksud Anda Haris di balik semua ini?"

"Aku belum tahu dan aku sudah menyelidikinya. Jadi, aku harus terus berpura-pura buta."

***

Pria pemotong rumput yang merekam Andrew ketika sarapan pagi kini sudah keluar dari kediaman Andrew. Ia berjalan kaki keluar dengan menunjukkan kartu identitas yang memang dimiliki oleh setiap pelayan di rumah itu. Tak jauh dari kediaman Andrew, rupanya ia sudah dijemput oleh seseorang menggunakan mobil.

Ia memang sudah berjanji akan bertemu dengan seseorang ketika malam tiba. Tetapi hal itu dibatalkan karena orang yang menerima telepon dari pria itu meminta agar pria itu segera memberikan chip yang sudah berhasil ia simpan.

Mobil itu menuju sebuah rumah kecil di kompleks perumahan kumuh. Ia turun dari mobil dan masuk ke salah satu rumah di sana. Ia menemui seorang laki-laki paruh baya yang duduk di kursi roda.

"Tuan, ini chip yang Anda minta. Tuan Muda masih buta," kata pria pemotong rumput itu.

"Baguslah! Dia harus tetap buta."

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Rice Btamban

Rice Btamban

lanjutkan Thor

2022-06-03

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!