Pagi itu pak Deni bagian HRD datang memperkenalkan seseorang.
"Bisa kumpul sebentar"
ucap pak Deni dengan wajah yang penuh wibawah.
kamipun berkumpul di dekat pak Deni karna penasaran.
"Berhubung manager lama sedang cuti,
Hari ini posisi manager akan diisi oleh Devano
dia akan ikut bergabung dengan kita mulai hari ini."
"Disya"!! panggil pak Deni."
"i,,,iyya pak,,!"
"karna Dev baru tolong, kamu bantu ya??
kalau ada yang nggak dia pahami tolong kamu jelaskan,!!"
"JEDERRR,,,"
terasa ada petir yang menyambar di pagi hari.
"****** dah,itu kan orang yang aku tabrak tadi pagi, gumam Disya pelan."
"Ya tuhann kenapa dia yang harus jadi manager kami??
terus kenapa mesti aku yang harus bantu dia, pura pura mati aja ah." Disya mulai bingung.
Yang lain melirik Disya sambil senyum senyum.
"Tuhh kan pasti pada ngledekin aku deh gara gara
tadi pagi.
Aduhhh biyung,, mimpi apa kali semalem??
kan maluu,!!!"
Disya menarik nafas dan membuangnya dengan kasar.
"Nah,, Devano,kalo ada yang tidak kamu mengerti
tanya Disya ya,!!
dia karyawan terbaik disini." pak Deni menjelaskan Devano hanya mengangguk pelan.
"Disya,, tolong kerjasamanya ya??"
ucap pak Deni.
"iyya pak." ucap disya dengan muka manyun.
"Mari pak, saya antar ke ruangan bapak." Disya mempersilahkan Dev menuju ke ruangannya.
''Pak Devano ini meja bapak, kalo bapak butuh bantuan bapak panggil saya saja.
"iyya,, cewek mesum.!!" jawab dev dengan wajah datar.
"ihhhhh,,betapa menyebalkannya orang ini ya tuhan
rasanya pengen banget aku pukul, terus diiket
terus kasih makan ikan ikan di kali, biar ilang sekalian." Gerutu Disya sambil mengepalkan tangan.
"Sabar Disya sabaar, sepertinya ini memang sudah takdir, iyya takdir yang buruk."
Disyapun berlalu dengan wajah kesal.
Seminggu yang lalu di rumah keluarga wijaya
"Dev sampai kapan kamu mau seperti ini??
hidup ini terus berjalan.
Papa nggak mau kamu terus terusan mengurung diri dan terus menyiksa diri kamu sendiri."
"ini sudah 2 tahun kepergian Tiara, tapi kenapa kamu tetap belum bisa melupakan dia??
Dengan menyiksa hidup kamu seperti ini dia tetap tidak akan bisa kembali,dia sudah tidak ada Dev lanjutkanlah hidupmu.
Banyak wanita cantik dan baik di luar sana."
Pak wijaya mulai putus asa dengan kelakuan anaknya
yang selalu mengurung dirinya di kamar.
"Harus berapa kali Dev bilang, Dev cuma mencintai Tiara dan nggak bisa mencintai yang lain.
Jangan pernah memaksa Dev untuk membuka hati untuk wanita lain, karna itu akan percuma."
"Terserah kamu, tapi yang jelas minggu depan kamu harus masuk kantor, kamu bantu papa di kantor
papa sudah tua dan papa ingin kamu yang meneruskan perusahaan kita."
ucap pak Wijaya dengan tegas.
Dev tidak menjawab, dia hanya merenungi kata kata papanya, sambil menatap foto Tiara.
"kenapa kamu ninggalin aku Tiara, kamu tau aku nggak bisa hidup tanpa kamu.
Semua terasa berat untuk dijalani."
"lihatlah meskipun aku hidup tapi aku seperti mati.
Aku mohon kembalilah."
Dev memeluk foto Tiara, tak terasa air matanya jatuh
mengaliri pipinya.
Tiara adalah calon istri Dev, satu minggu sebelum mereka menikah, Tiara mengalami kecelakaan, mobilnya jatuh di dalam jurang dan jasadnya tidak pernah di temukan sampai sekarang.
itu yang membuat Dev sangat hancur sehancur hancurnya sampai sekarang.
"Jangan terlalu keras pada Dev pa, kasian."
ucap bu Ranti mamanya Dev.
"Mama sih terlalu manjain dia makanya dia berbuat semau maunya aja,
coba lihat hidupnya sekarang, jadi nggak karu karuan
kalo dia terus terusan di kamar dia gak akan menikah
dan kita tidak akan memiliki cucu untuk penerus keluarga kita."
"Sabar pa, nanti mama akan bujuk Dev buat bergabung
di perusahaan." Bu Ranti mencoba menenangkan suaminya.
Tiba tiba Dev datang saat orang tuanya sedang membicarakannya.
"Dev setuju masuk kantor dan bantu papa di kantor
tapi jangan pernah paksa Dev buat menikah
karna Dev tidak akan pernah mau."
Ucap Dev dengan tegas.
Pak wijaya langsung berdiri.
"kamu!!"
Mama Dev langsung menenangkan suaminya
"sabar pa, ingat kesehatan papa."
"Baiklah dev kami tidak akan memaksamu
yang penting kamu mau hidup seperti kebanyakan orang dan membantu papamu di kantor."
Terlihat rona bahagia di wajah bu Ranti.
"Baiklah" Dev pun berlalu.
Di kantor
Para wanita sibuk membicarakan manager barunya
begitupun Nabila yang sedang berdiri di samping Disya.
"Ehh sya,,
pak Dev, yang yang kamu bilang orang gila tadi pagi ya??"
"hmmmm,," Disya cuma memberi suara karna sedang malas berbicara.
"Ya ampunn sya, beruntung banget sih kamu, bisa sampe nyium pak Dev yang ganteng."
"ihhhhh,, beruntung apaan, bagi aku itu sial!!
Ngebayanginnya aja jijik." ucap Disya sambil sesekali mengusap bibirnya dengan kasar.
"Emang kamu beneran belum pernah pacaran sya??:
tanya Nabila.
"Kita kan udah temenan selama 2 tahun Nabila,
semua yang aku lakuin dari hal kecil maupun besar pasti aku kasih tau, emang pernah selama 2 tahun ini kamu liat aku jalan sama cowok??"
"Ya enggak pernah sih Sya, tapi siapa yang tau
kalau kamu diam diam pernah pacaran tapi nggak ngasih tau aku.
Siapa tau kamu nggak mau kehidupan asmara kamu ada yang ganggu, jadi kamu rahasiain."
"Nggak ah, ngapain juga rahasia rahasiaan,
tapi nanti kalau aku punya pacar, aku nggak mau kasih tau kamu ah, takut di ganggu kamu
kamu kan kepo."
ucap Disya sembari tersenyum.
"Ihh, dasar jahat si Disya, tapi emang beneran Sya
belum pernah pacaran??"
Nabila belum puas karna masih penasaran.
"Beneran, Nabila sayang,,,"
ucap disya diikuti tawa kecil.
"Terus selama ini kamu ngapain aja,???
pasti hampa banget hidup tanpa pacar, tanya Nabila setengah meledek Disya."
"Nggak juga ah, lagian tiap hari kita kerja.
Pergi pagi pulang sore, malemnya istirahat sampai pagi, jadi nggak sempet merasa hampa tanpa pacar.
nggak punya waktu juga buat cari pacar, makanya belum di kasih pacar.
Lagian selama ini belum ada pria yang bikin jantung aku berdebar debar, males juga kalau pacaran tapi nggak ada rasa, yang ada cuma saling menyakiti satu sama lain." Disya menjelaskan panjang lebar.
"Cinta kan bisa tumbuh seiring berjalannya waktu Sya
yang penting pacaran aja dulu."
"Nggak mau ah mending nggak usah pacaran, langsung nikah aja ha ha ha."
Disya tertawa renyah.
Sebenarnya ada seseorang yang Disya suka di kantor
yaitu pak Deni.
nggak tau kenapa kalau di deket pak Deni, jantung Disya berdebar kencang, melompat lompat seperti tak tau ketukan.
selama dua tahun ini Disya menolak semua pria yang menyukainya, hanya karna pak Deni.
kedengarannya memang bodoh tapi itulah Disya.
yang menyia nyiakan waktunya untuk seseorang yang belum tentu menyukainya juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
🌻🌻
2020-11-01
0
Penjaga Hati
keren lo kk ceritanya suka aku
aku baru baca satu episode, dah 👍⭐⭐⭐⭐⭐ dan ♥️
mampir juga di karyaku yah 🙏
aku tunggu jejakmu disana 😊
2020-07-13
2