Rembulan bersinar terang, dinginnya angin malam menusuk jiwa.
Malam itu, setelah merasa kondisinya stabil Chen mulai duduk bersila menghimpun energi alam masuk ke dalam wadah energi yang berada tepat di bawah pusar.
"Energi disini sangat berlimpah" Guman Chen.
Tak berselang lama, terdengar derap langkah kaki perlahan mendekatinya.
Chen membuka mata dan melihat Limba sudah duduk tak jauh dari tempatnya bermeditasi.
Sambil melemparkan 2 buah apel, Limba berucap : "Makan dulu, mungkin besok pagi kondisimu sudah mulai bisa berjalan walaupun perlahan dan bertahap, kondisimu saat itu sangat parah, beruntung kau memiliki fisik kuat dan regenerasi tubuhnmu diatas normal."
"Terima kasih Tuan, aku beruntung karena lahir di klan yang Memiliki Kemampuan unik. Kami klan Nan mampu merubah struktur tulang sesuka hati dan menjadikannya senjata. Kemampuan ini di dukung pula dengan ketahanan fisik dan ketebalan kulit kami yang sedikit di atas rata-rata, bahkan regenerasi kami sangat cepat mengingat keahlian klan kami memang berkaitan dengan apa yang ada di dalam tubuh kami. Kemampuan inilah yang membuat kami sangat cocok jika melakukan pertarungan jarak dekat." Jelas Chen.
"Unik.. Unik.. Sangat Unik.. Klan dari ras manusia yang memiliki kemampuan Unik." Jawab Limba.
"Baiklah, sedikit perkenalan tentangku." Lanjut Limba.
"Kau sudah tau aku dari ras apa tapi sedikit ku perkenalkan diriku." Ucap Limba.
"Umurku sudah sangat tua nak, mungkin sudah jutaan tahun. Dan tentunya kau tau, saat ras hewan bisa berkembang dan hidup hingga berumur ribuan bahkan jutaan tahun maka kami akan berevolusi. Aku berasal dari Ras Hewan Suci Naga Kuno, kami merupakan salah satu ras terkuat karena berasal dari ras hewan suci. Singkatnya Aku termasuk salah satu Ras Inti diantara ras hewan lain dan aku adalah penguasa hutan yang kau masuki ini." Limba menjelaskan secara detail.
Chen terkejut mendengar penjelasan Limba, ternyata Limba adalah penguasa Hutan Kematian.
"Maafkan aku Tetua" Chen hendak meminta maaf langsung dan sedikit membungkuk tapi langsung di hentikan oleh limba lewat lambaian tangan.
"Tak perlu banyak menjura, kejadian ini harusnya bisa mengajarimu satu hal penting. Hidup ini keras, kita di tempa terus untuk belajar agar menjadi kuat menjalaninya." Jawab Limba.
"Tidak ada yang namanya kebaikan, semua itu hanya kedok untuk membenarkan apa yang mereka anggap benar. Membunuh dengan dalih memberantas kejahatan, Berkhianat dengan dalih memperjuangkan keadilan, bahkan menghancurkan atas nama Perdamaian. Kau masih terlalu naif dan hatimu begitu lemah, itu bisa membunuhmu kapan saja." Ucap Limba menasehati.
Chen hanya mampu menundukkan kepala dan merenungkan nasihat panjang dari Limba, ia sadar betul andai dirinya tidak naif dan bisa membuang keraguan serta cepat mengambil keputusan mungkin dirinya tidak akan berakhir menyedihkan seperti ini.
"Aku masih terlalu naif dan lemah." Gumam Chen.
Chen menoleh ke arah Limba dan berucap : "Tetua, maukah anda menempa si lemah ini dan menjadikan diri ini makhluk yang berguna."
Limba hanya menatap lurus kedepan, lama Ia berfikir kemudia Limba berucap : "Aku dan Kau berbeda, kau tau apa maksudku. Mengajarimu sama saja aku membunuh ras ku sendiri."
"Aku bersumpah atas Nama Tuhan Sejati, andai kelak aku menggunakan kelebihanku untuk berbuat semena-mena biarlah aku mati terhina dan jiwaku hancur hingga aku tak dapat bereinkarnasi lagi." Jawab Chen dengan tegas.
Limba langsung menoleh ke arah Chen dan menatapnya dengan tajam, seolah Ia ingin melihat kesungguhan dari ucapan anak muda di depannya.
"Buatlah Sumpah Kau Akan BERUSAHA Menyatukan Ras Manusia dan Ras Hewan Kelak dan biarkan aku Menandai Jiwamu, jika kau berkhianat maka aku yang akan menghancurkan Tubuh dan Jiwamu." Ucap Limba Tajam dan Tegas.
"Aku Nan Chen, atas nama TUHAN SEJATI yang telah menciptakan Dunia beserta Isinya ini, kelak Aku Akan Berusaha Menyatukan Ras Manusia dan Ras Hewan Agar Dapat Hidup Berdampingan. Jika aku tidak mampu, maka bukan takdirku untuk menjadi Pemersatu TAPI jika aku BERKHIANAT atas kata-kataku maka AKU SIAP MATI DENGAN HINA DAN JIWAKU HANCUR TANPA SISA."
Dhuaaarrr..... Dhuaaar.....
Petir menyambar seolah menjawab sumpah Chen dan akan selalu memegang sumpah yang Ia ucapkan.
"Bagus." Ucap Limba, lalu Limba melukai sedikit jarinya dan menembakkan setetes darahnya ke dahi Chen. Darah meresap tanpa sisa dan menghilang tanpa bekas.
"Serap dan biarkan bercampur dengan darahmu." Ucap Limba.
Tanpa banyak bertanya Chen langsung bermeditasi mematuhi perintah Limba.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hari berganti sebulan berlalu.
Seluruh usaha sudah di lakukan oleh Patriark klan Nan tapi kejelasan tentang Nasib Anak dan Keponakannya masih abu-abu.
Banyak pihak berspekulasi keduanya mungkin sudah mati mengingat setelah di lakukan penelusuran di dalam hutan terdapat bekas pertarungan besar dan menghancurkan hampir sebagian hutan.
Tapi Patriark klan Nan tetap berharap adanya keajaiban, walaupun hatinya meragukan kalau mereka berdua masih hidup.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sedangkan di bawah jurang tanpa dasar hutan kematian, kini Chen sedang berlatih keras agar bisa secepatnya menjadi kuat.
Hari yang Ia lalui hanya berlatih fisik dan mendengar nasihat Limba, terus menempa fisik dan belajar tentang kehidupan.
Ia sadar sekarang, menjadi kuat saja percuma jika dalam hati ada sebongkah saja keserakahan maka tiada kebaikan dalam hidupnya.
Setiap nasihat dan Ucapan Limba seolah menjadi patokan hidup bagi Chen kini, banyak sekali nasihat yang Ia dengar dan simpan di dalam ingatannya. Walaupun itu semua tidak meningkatkan kekuatannya sama sekali tapi bagi Chen setiap Nasihat Limba jauh lebih penting untuk pondasi kehidupnya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
5 Tahun berlalu.
Kini Chen seolah bukan lagi dirinya yang dulu, matanya menunjukkan ketenangan dan ketegasan, aura yang terpancar seolah menunjukkan dirinya bukanlah anak kemarin sore yang masih sarat akan pengalaman tapi dirinya seperti manusia yang sudah hidup untuk waktu yang lama.
Di dalam goa itu kini ada sebuah makam yang Bertuliskan " Dari Murid Tak Berguna, mohon di ampunkan dan berjanji Akan Selalu mengingat Guru."
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Waktu yang singkat..
Setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan.
Mereka yang mati seolah menjauh dan hilang.
Mereka yang hidup seolah mendekat dan menunggu giliran tiba.
Chen duduk di sebuah batu besar, matanya terpejam nafasnya seolah membawa ketenangan.
Masih tergambar jelas di ingatannya, bagaimana gurunya mengorbankan diri dengan memindahkan Seluruh Kekuatan ke dirinya.
Sejak awal Ia ternyata sudah di bohongi, darah yang Ia serap ternyata bukan Tanda Jiwa tapi Esensi Utama dari darah Limba.
Darah yang tercampur itu perlahan berevolusi menjadikan Chen lebih kuat dan lebih mudah menerima kekuatan Limba.
Semua sudah di rencanakan oleh Limba, bahkan ketika Ia menerima semua kekuatan Limba itu terjadi terlalu mudah.
5 tahun hanya berlatih fisik dengan cara yang keras, semua itu demi untuk menempa tubuhnya agar siap menerima semua kekuatan Limba.
Apa yang sudah di rencanakan Gurunya dari awal hingga akhir hayatnya benar-benar menjadi pelajaran berharga bagi Chen.
Bagaimana cara mencintai, apa itu hubungan keluarga, seberapa berharganya kehidupan, dan begitu pentingya ketulusan, serta berartinya sebuah ikatan.
Chen sadar, gurunya benar-benar menyiapkan dirinya untuk menjadi pemimpin yang benar-benar seorang pemimpin.
Pemimpin yang kelak bukan di takuti tapi akan di segani dan di terima dengan tulus oleh rakyatnya.
"Terima Kasih Guru, murid yang tak berguna ini berjanji akan berusaha menyatukan ras manusia dan ras hewan dengan apa yang sudah guru berikan dan ajarkan." Chen berguman, tak sadar air matanya menetes.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Perjalanan Kini Di Mulai...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
3 jagoan
awal yg bagus juga neh💪💪💪💪💪💪
2022-04-19
1
Sofian
mantap
2022-04-17
2