CHAPTER 4 - LAMARAN

SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...

TAPI SEBELUM MEMBACA, AKU MINTA KALIAN UNTUK LIKE DAN VOTE DULU YA...

KASIH AUTHOR BINTANG LIMA, BAGI YANG BELUM.

SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.

...o0o...

Rania, gadis kembang desa super cantik itu berusaha untuk tidak melihat kearah pria yang sedari tadi menatanya terus menerus.

Matanya senantiasa menatap kearah lantai, seraya menunggu sang kepala desa mengambil amplop bayaran di dalam rumah.

Sementara Sultan masih terus menatap Rania penuh minat, para anak buahnya justru menatap bosnya itu bingung.

"Stt," panggil Aris kepada sekretaris Sultan. "Kenapa bos kok jadi merhatiin perempuan itu terus sih..." bisiknya dengan pelan, ia sangat berharap agar Sultan tak mendengar bisikannya.

Sang sekretaris yang juga terus memperhatikan gerak-gerik tuannya itu menggelengkan kepalanya pelan. "Gak tahu," jawabnya singkat. Jujur ini adalah pertama kalinya ia melihat tuannya menatap penuh minat terhadap perempuan.

Selama hampir 15 tahun bersama, Sultan sama sekali tidak pernah tertarik dengan perempuan apalagi sampai berdekatan dengan kaum hawa itu.

Jadi kalo ditanya kenapa tuannya saat ini, sang sekretaris hanya bisa menggeleng untuk menjawab.

"Aduh maaf lama, nduk," ujar sang kepala desa yang akhirnya keluar dari kamar. Pria yang masih menggunakan stelan pernikahan khas Jawa itu menghampiri Rania dengan tangan yang membawa amplop.

Rania yang mendengar suara kepala desa itu, menghela nafas lega dalam diam. Ia mengangkat kepalanya dan tersenyum tipis. "Iya gak apa-apa pak," jawabnya tenang, walaupun masih terlihat jelas ketakutan karena seorang pria yang sedari tadi menatapnya.

"Ini nduk bayarannya!" Dengan segera kepala desa itu memberikan sebuah amplop yang diterima oleh Rania.

"Makasi pak, kalo ada hajatan lagi jangan lupa undang Rania," jawabnya seraya memasukkan uang dalam amplop. "Rania pamit pulang, Assalamualaikum...." sambungnya, mencium tangan kanan sang kepala desa.

Melihat sang target akan pergi, Sultan tanpa sadar bangkit dari duduknya. Dengan kompak anak buah Sultan mengarahkan pandangannya mereka kearah bosnya itu.

"Waalaikumsalam...." jawab sang kepala desa.

Rania melangkah kakinya pergi dari area rumah kepala desa, dan sama sekali tak sadar jika ada seseorang yang berdebat di belakangnya.

Di belakang Rania, tepatnya di rumah sang kepala desa, Sultan yang memang sudah berdiri dan berjalan menghampiri sang kepala desa itu.

Saat sang kepala desa berbalik badan, ia dikejutkan dengan adanya Sultan di belakangnya. "Ya Allah Gusti..... Ngagetin aja!" ujarnya dengan tawa kecil, tangan pria paruh baya itu menepuk pelan bahu Sultan.

"Ayo duduk lagi, nak. Kita lanjut lagi obrolannya," ucapnya seraya pergi dari hadapan Sultan untuk duduk di tempatnya tadi.

"Silahkan anda lanjutkan dengan anak buah saya. Saya harus pergi dulu," pamitnya yang mengejutkan para anak buahnya.

Para anak buah Sultan, saling tatap dengan pandangan mata heran mereka. Ada apa dengan tuannya ? Sikap pria itu sangat aneh.....

Sementara Sultan berlari menuju Rania yang sudah jalan hingga di depan gang. "Hey tunggu!"

"Tunggu!!!" teriak Sultan lagi yang menghentikan langkah kaki Rania.

Wanita itu berbalik badan untuk melihat siapa yang memanggilnya, seketika matanya membulat terkejut dan kakinya bergerak mundur saat melihat bahwa pria yang berada di dalam rumah kepala desa tadi yang menghampirinya.

"Hey, tunggu sebentar," ujar Sultan lagi yang kini sudah berada tepat didepan Rania dengan nafas yang ngos-ngosan.

Sontak Rania langsung menundukkan kepalanya saat tanpa disengaja mata mereka saling tatap.

"Aku Sultan, nama kamu ?" tanyanya seraya mengulurkan tangannya pada Rania.

"Ra–rania," jawabnya dengan terbata-bata karena takut dan kepala terus menunduk.

Tangan Sultan pun masih sama sekali belum tersentuh oleh Rania. Wanita itu sama sekali tak terlihat seperti menyukai Sultan, bahkan Rania nampaknya takut dengannya.

Melihat respon tubuh Rania yang berbeda dengan perempuan-perempuan lain yang selama ini disekelilingnya, membuat Sultan menyuguhkan senyum tipis.

Wanita dihadapannya ini berbeda.

"Ok Rania, berapa umur kamu ? Kamu sudah menikah ?" tanya Sultan lagi yang dijawab gelengan kepala pelan oleh Rania.

"Saya baru 23 tahun, dan belum menikah..." jawabnya dengan nada lembut yang membuat jantung Sultan kembali berdebar.

"Saya Sultan, umur 36 tahun, dan saya juga masih lajang," ujarnya memperkenalkan diri dan tentu saja tidak ditanggapi oleh Rania.

Karena kesal, Sultan langsung menarik tangan Rania untuk menuju mobilnya.

Mata Rania membulat terkejut, ia berusaha keras memberontak dan melepas cekalan tangan Sultan, tapi pria itu malah semakin mengeratkan genggaman tangannya.

"Ayo masuk, saya antar kamu pulang. Tenang saja, saya ini orang baik kok," tanpa aba-aba, Sultan langsung mendorong tubuh Rania untuk masuk kedalam mobilnya secara paksa.

Dan kini mobil pun langsung bergerak meninggalkan pekarangan rumah sang kepala desa untuk menuju rumah Rania.

Berbeda dengan Sultan yang berbunga-bunga, para anak buahnya dalam rumah sang kepala desa menjadi histeris. Ini pertama kalinya selama hampir 15 tahun bekerja melihat tuannya berinteraksi dengan lawan jenis.

"Astaga, lihat itu, bos Sultan megang tangan biduan dangdut tadi....."

"Biduan bukan sembarang biduan, bisa saja sebentar lagi dia jadi nyonya Sultan...."

...o0o...

"Itu rumah orang tua saya, yang bercat hijau tua," tunjuk Rania pada sebuah rumah minimalis yang tidak terdapat pagar di depannya.

Sesuai intruksi Rania mobil yang disopiri oleh supir Sultan itu segera berhenti dengan cantik di depan rumah Rania. Dan gadis itu segera membuka pintu untuk turun dari mobil.

Ini pertama kalinya ia diantar pulang oleh pria asing, tentu saja Rania sangat takut. Apalagi pria itu terus berceloteh dan menguras informasi tentang dirinya di dalam mobil. Membuat tubuh Rania menghidupkan tanda bahaya.

"Terima kasih atas tumpangan anda, pak. Saya permisi," pamitnya sebelum menutup pintu mobil Sultan.

Brakkk.....

Rania menutup pintu itu dengan sangat keras yang membuat Sultan tertawa kecil. Dengan santai Rania berjalan memasuki rumah kecilnya tanpa basa-basi menawari Sultan untuk masuk kedalam.

"Astaga perempuan itu, padahal sudah jelas jika aku kaya. Tapi kenapa dia tidak tertarik kepadaku..." gumamnya seraya menggelengkan kepalanya pelan.

"Kau tunggu disini sebentar, aku akan masuk kedalam!" titahnya kepada sang supir sebelum turun dari mobil.

"Siap, bos!"

Sultan turun dari mobil dan berjalan memasuki pekarangan rumah Rania, dilihatnya sekeliling rumah kecil itu.

Halaman rumah yang sangat minimalis, tidak ada mobil di sana dan kendaraan di rumah ini hanya ada motor matic dan juga sepeda onthel jadul.

Dilihat lagi rumah Rania yang cat dindingnya sudah mulai pudar. Genteng yang bolong-bolong, membuat Sultan meringis pelan. "Astaga, rumah ini tidak layak untuk ditinggali..."

Tok...tok....tok....

Tak mau mempedulikan lagi kondisi rumah Rania, Sultan segera mengetuk pintu rumah wanita itu untuk menyampaikan niat baiknya.

Tok....tok....tok....

"Assalamualaikum...." salam Sultan dengan sedikit berteriak.

Tak berselang lama seorang laki-laki paruh baya datang menghampiri Sultan dari dalam rumah.

Kening pria tua itu berkerut saat melihat wajah asing datang ke rumahnya. "Mau cari siapa ya, pak ?" tanyanya sopan.

"Benar ini rumah Rania ?"

Kepala pria paruh baya itu mengangguk ragu, "benar pak, saya Ayahnya. Ada kepentingan apa ya ?"

"Boleh saya masuk pak ? Ada yang harus saya bicarakan!" jawab Sultan lagi dengan nada tegasnya.

"Oh iya, mari silahkan masuk ke gubuk kecil kami pak. Maaf rumahnya kotor," ujarnya tak enak, ia mempersilahkan Sultan untuk masuk ke ruang tamunya dan mereka kini duduk di sebuah kursi kayu yang saling berhadapan.

"Buk! Ibuk!!! Buk!!!" teriak ayah Rania untuk memanggil sang istri, dan Sultan hanya diam saja memperhatikan pria itu.

Tak berselang lama seorang wanita paruh baya keluar dari bilik kamar. Ia berjalan tergesa-gesa ke arah suaminya.

"Ada apa toh Yah ? Kok teriak-teriak?" tanya Ibu Rania itu.

"Kamu buatin minum, ada tamu ini loh..." beritahunya.

Mata Ibu Rania itu membulat terkejut saat melihat pria dengan setelan jas mahal dan jangan lupakan parfumnya yang tercium meskipun jarak mereka berjauhan.

"Oh iy––"

"Gak usah pak, Bu. Saya kesini bukan buat minum," ujar Sultan cepat, memotong pembicaraan Ibu Rania itu.

Sepasang suami itu menatap heran kearah Sultan. "Lalu ada apa yah pak ? Kita gak ada hutang kan ke bapak ?" kini Ibu Rania ikut menyela.

Sultan tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, saya juga bukan rentenir."

"Pertama-tama kenalkan, saya Sultan, tahun ini berumur 36 tahun. Saya masih single, alias belum memiliki pasangan kekasih, baik pacar ataupun istri. Saya saat ini menjabat sebagai CEO atau pemilik perusahaan properti besar di Jakarta," perkenalan singkat dari Sultan membuat pasangan suami istri itu menutup mulut mereka yang terbuka karena terkejut dengan kedua tangan.

"Saya Sultan datang kemari, ke rumah Ibu dan Bapak, karena berniat atas nama Tuhan ingin menikah dengan putri Bapak yang bernama Rania...." ujar Sultan pada akhirnya, hati pria itu langsung merasakan lega tiada tara saat mengucapakan kata yang sedari tadi ingin ia ucapkan.

Ayah dan Ibu Beby langsung saling bertatapan dengan mata yang membulat terkejut.

"APAAAAA?!?!"

...o0o...

GIMANA ? SERU GAK CHAPTER HARI INI ?

YUK LANGSUNG NEXT KE CHAPTER SELANJUTNYA....

TAPI SEBELUMNYA JANGAN LUPA MASUKKAN CERITA INI KE FAVORIT YA...

BANTU AUTHOR VOTE+KOMEN+LIKE.

SUPAYA AKU LEBIH SEMANGAT NULISNYA 🥰

TERIMA KASIH SEMUANYA

Terpopuler

Comments

susi_berlianaqu

susi_berlianaqu

blm kenal bgt udh langsung nembak aja ya...udh kebelet ya bos🤭🤭

2022-06-12

0

Nur Adam

Nur Adam

lnjur smgt

2022-04-08

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

wuiiihhh baru kenal lgsg dilamar

2022-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!