Restu : Lani, Duduk di Sini!

Pagi-pagi sebelum bel tanda masuk berbunyi, kedelapan anggota klub spesial telah berkumpul di ruangan klub.

Tentu saja mereka melakukan hal ini bukan tanpa alasan. Siapa yang mau pergi ke sini pagi-pagi begini?

Mereka semua terpaksa datang ke sini karena pak Bayu. Pak Bayu menghubungi kedelapan anggota tersebut satu persatu.

Pak Bayu bilang, ada yang kelupaan kemarin. Pak Bayu lupa menentukan siapa yang akan jadi ketua klub.

Entah takdir apa. Awalnya mereka sama-sama mengatakan, terserah siapa saja yang mau jadi ketuanya.

Melihat para anggota yang tidak peduli dan bahkan tidak mau hadir sama sekali pada rapat pertama klub mereka, pak Bayu pun segera memutar otak.

Pak Bayu mengatakan, mungkin saja orang yang tidak hadir yang akan terpilih. Semua anggota mempunyai peluang yang sama.

Orang yang tidak hadir tentu saja tidak bisa menolak jika mereka terpilih menjadi ketua. Itu resikonya.

Karena takut terpilih menjadi ketua, dengan sangat terpaksa mereka pun menghadiri rapat dadakan ini.

Pak Bayu menyingkirkan kursi dan benda-benda lain yang ada di tengah ruangan. Ia kemudian menggelarkan sebuah karpet dibantu oleh bu Rika.

"Ayo. Duduk melingkar," titah pak Bayu sambil duduk duluan di atas karpet tersebut.

Ketujuh pemuda itu pun langsung duduk melingkar meski agak berjauhan.

"Minggir!!! Jangan duduk deket gue. N*j*s!!" ujar Bakti pada Kalevi yang duduk berdekatan dengannya.

Kalevi memutar bola matanya malas. "Lo aja yang pindah sana!!" balas Kalevi tak mau kalah.

"Uuuhhh romantisnya ..." goda Candra pada mereka berdua. "Hahaha".

Orang-orang yang ada di sana pun ikut tertawa melihatnya, kecuali Leilani tentu saja.

Leilani sendiri hanya diam sambil menunduk di sofa tua yang kemarin didudukinya. Tidak ada sedikit pun niatan untuk beranjak dari sana.

Restu, si playboy sekolah menyadarinya. Ia pun memanggil Leilani dengan senyuman manisnya.

"Lani," panggil Restu.

Leilani mendongakkan kepalnya. Wajahnya yang hampir tertutupi rambut semua sekarang bisa terlihat jelas oleh orang-orang yang ada di sana.

"Sini! Duduk di sini," ucap Restu sambil menepuk-nepuk tempat di sebelahnya.

"A*j*r ... si playboy kampret udah mulai ngeluarin wajah aslinya," celetuk Candra yang memang suka bicara.

Sementara itu, kelima pria lainnya hanya menatap malas pada Restu. Mereka juga sudah tahu kelakuan Restu. Dia selalu mendekati semua wanita. Baik cantik ataupun tidak.

"Duduk, Lani," pak Bayu mempersilakan Lani untuk duduk di samping Restu.

Leilani bingung. Ia ragu untuk duduk di situ. la pun menatap bu Rika seolah bertanya.

Bu Rika pun mengangguk sebagai jawabannya.

Leilani pun akhirnya duduk di samping Restu. Sementara di sisi satu lagi ada Fahd alias Fahdil si ketua kelas yang tidak menunjukkan reaksi apa-apa.

"Aaa ... kiyowo ..." Bu Rika gemas sendiri melihat Leilani bersebelahan dengan Restu dan juga Fahd. "Imutnya."

"Imut?" Kalevi menggelengkan kepalanya tak percaya. Darimana sisi imutnya?

"Iya. Kamu tidak merasa ini menggemaskan, Levi? Adegan barusan mirip adegan drama korea yang sering ibu tonton ..." tutur bu Rika antusias.

Leilani dan ketujuh pria itu hanya bisa mengerutkan keningnya. Sementara pak Bayu, ia hanya tersenyum saja.

"Bukannya ini lebih seperti adegan ... horor?" timpal Fahd.

"Hah? Horor?" Bu Rika tidak mengerti.

Fahd menganggukkan kepalanya. Ia kemudian menatap Leilani yang masih betah menunduk di sebelahnya.

"Em. Bukannya gaya gadis ini ... kelihatan kayak ...." Fahd menggantungkan perkataannya.

"Kunti," sambung Kalevi yang diikuti gelak tawa semua orang yang ada di sana.

Bwhaaahhaa.

Mereka semua tertawa mendengar celetukan Kalevi yang sangat lucu sekali.

"Hahaha. Udah, udah. Gaya kunti ... hahaha ... apaan ... aduh ... perut gue," ujar Candra sambil terus tertawa.

Candra sampai memegangi perutnya sendiri saking puasnya tertawa.

"Sudah, sudah. Yang ada nanti kita telat masuk kelas kalau terus tertawa," pak Bayu menginterupsi mereka.

Semua orang pun mulai menormalkan kembali ekspresi mereka.

Restu melirik Leilani. Ia hendak meyelipkan rambut Leilani ke telinganya. Akan tetapi, Leilani segera mencegahnya.

"Jangan sentuh!!" ujar Leilani cukup keras, membuat semua orang yang ada di sana benar-benar berhenti tertawa.

Restu menurunkan kembali tangannya ke atas paha. "Kenapa?" tanya Restu sambil menatap lembut kedua mata Leilani.

Leilani mencoba mencari alasan yang tepat. "Aku belum keramas tujuh hari," jawab Leilani asal.

"Lo beneran gak keramas, Mba Kun?" ucap Kalevi.

"Mba Kun?" Bu Rika mengulang kembali kata-kata Kalevi.

"Mba Kunti, Bu," Hadyan membantu menjawab rasa penasaran bu Rika dengan nada malas.

"Oh. Ahaha. Ada-ada aja," ujar bu Rika.

Prok prok prok

Pak Bayu kembali menginterupsi percakapan mereka. "Mohon perhatiannya."

Semua orang kini fokus pada pak Bayu. Sementara itu, Bu Rika duduk di sofa sambil mengamati mereka.

"Sekarang kita akan memilih ketua klub," ujar pak Bayu pada mereka semua.

"Oke! Jadi siapa yang ingin mengajukan diri?" tanya pak Bayu sambil mengangkat tangan kanannya.

Semua diam. Tidak ada satu pun orang yang mengangkat tangan.

Pak Bayu sebenarnya juga sudah tahu bahwa mereka semua tidak mau. Tapi kan siapa tahu saja ada yang berubah pikiran.

"Tidak ada? Yakin?" pak Bayu meyakinkan sekali lagi, tapi tetap tidak ada yang mengangkat tangannya.

"Oke. Kalau begitu ... bagaimana kalau Dimas saja?" usul pak Bayu.

"What?!" pekik Candra. "Nggak, pak. Nggak bisa. Kalau dia yang jadi ketua ...”

Candra menggantungkan kalimatnya sambil melihat ke arah Dimas yang memelototinya dengan tajam.

"... yang ada kita semua disiksa," lanjut Candra sambil kembali beralih menatap pak Bayu.

Dimas mengangkat dagunya seolah menantang Candra. "Kalo gitu elu jadi ketua!!"

"Enak aja. Nggak bisa, nggak bisa," tolak Candra.

Hadyan tiba-tiba mengangkat tangan. Semua orang beralih menatap dirinya.

"Hadyan? Kamu bersedia?" tanya bu Rika antusias.

"No, no, no. Aku pilih dia!!" ujar Hadyan sambil menunjuk Leilani tepat di depan wajahnya.

Leilani yang kaget langsung menolaknya dengan gerakan tangan.

"Ide bagus!!" serobot bu Rika.

"Saya tidak mau, Bu," cicit Leilani.

"Yang setuju gadis itu jadi ketua, angkat tangan!" ucap Hadyan menyerobot lagi.

Semua yang ada di sana langsung mengangkat tangan mereka.

'Apa-apaan ini? Kenapa jadi begini?' Leilani menggerutu kesal dalam hati. 'Ada masalah apa dengan otak mereka? Masa aku yang jadi ketua? Yang benar saja ....'

"Tidak mau, Pak." Leilani menunjukkan wajah memelas pada semua orang yang ada di sana.

"Oke. Sudah diputuskan. Ketua klub spesial kita adalah Leilani," putus pak Bayu.

"Tepuk tangan dong!!" sambung bu Rika senang.

Ketujuh pemuda itu pun bertepuk tangan dengan enggan. Sementara Leilani, dia hanya bisa pasrah dengan nasibnya.

Bu Rika mengeluarkan ponsel miliknya dan kemudian berdiri di dekat jendela.

"Ayo, semuanya berpose!!!"

Semua orang menghadap bu Rika, kecuali Leilani tentu saja.

"Satu ... dua...."

Tepat pada hitungan ke tiga, Restu merangkul Leilani dengan entengnya. Malahan, ia tersenyum sangat manis di depan kamera.

Semua orang yang terkejut langsung menghadap ke arah mereka berdua.

Alhasil, di dalam foto hanya Restu lah yang tersenyum menghadap arah kamera. Dan sisanya, mereka menatap Restu dengan tatapan tidak percaya.

***

Terpopuler

Comments

Etik Yuliyanti

Etik Yuliyanti

visualnya thorrr

2024-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 Masuk ke Dalam Klub
2 Lela dan Klub Spesialnya
3 Pria Tampan Itu ...
4 Surat Perjanjian
5 Restu : Lani, Duduk di Sini!
6 Sahabat Palsu
7 Candra yang Salah Tingkah
8 Pakai Seragamku
9 Lani Kemana?
10 Lo Pake Make Up?
11 Hadiah?
12 Ekhm Ekhm
13 Siapa Pelakunya?
14 Sebuah Rahasia (Candra Mengantar Leilani Pulang)
15 Tertangkap Basah
16 Pacar Candra
17 Kita Putus Aja
18 Bagaimana Kalau Aku Jatuh Cinta?
19 Orang Misterius
20 Alasan Lani Menyembunyikan Kecerdasannya
21 Rahasia Antara Kita
22 Gue Kira Kita Teman
23 Ada yang Mau Aku Bicarakan
24 Kirain ...
25 Mogok Bicara
26 Fadhil Mulu
27 Puntung Rokok
28 Cowok yang Leilani Suka
29 Berkenalan
30 Gaya Orang Gila
31 Seseorang di dalam Klub
32 Berusaha Mendapat Maaf
33 Siapa Orangnya?
34 Adik Candra?
35 Kebun Impian
36 Selalu Ada Pertengkaran
37 Pulang ke Rumah
38 Kotak Bekal
39 Seorang Gadis Gendut
40 Gadis Itu Bernama Rara
41 Payung Ungu
42 Teman Masa Kecil
43 Demam
44 Seperti Anak Sendiri
45 Adam
46 Awal Perselisihan Bima dan Kalevi
47 Kasih Aja ke Cowok Lo
48 Misi Rahasia
49 Memulai Rencana
50 Memata-matai Adam
51 Menyerah Sebelum Mencoba
52 Respon Tak Terduga
53 Penolakan
54 Mau Gak Jadi Pacar Gue?
55 Kenangan?
56 Kita Saingan
57 Bencong
58 Kesalahpahaman Berakhir?
59 Mau Menikah Denganku?
60 Jangan Tertawa Aku benci Melihatnya
61 Siapa Orang Itu?
62 Sandiwara Dimulai
63 Kecewa?
64 Terasa Asing
65 Pertandingan Dimulai
66 Terkena Bola
67 Kamu Suka Fadhil?
68 Putus! Jangan!
69 Jangan Marah Lagi
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Masuk ke Dalam Klub
2
Lela dan Klub Spesialnya
3
Pria Tampan Itu ...
4
Surat Perjanjian
5
Restu : Lani, Duduk di Sini!
6
Sahabat Palsu
7
Candra yang Salah Tingkah
8
Pakai Seragamku
9
Lani Kemana?
10
Lo Pake Make Up?
11
Hadiah?
12
Ekhm Ekhm
13
Siapa Pelakunya?
14
Sebuah Rahasia (Candra Mengantar Leilani Pulang)
15
Tertangkap Basah
16
Pacar Candra
17
Kita Putus Aja
18
Bagaimana Kalau Aku Jatuh Cinta?
19
Orang Misterius
20
Alasan Lani Menyembunyikan Kecerdasannya
21
Rahasia Antara Kita
22
Gue Kira Kita Teman
23
Ada yang Mau Aku Bicarakan
24
Kirain ...
25
Mogok Bicara
26
Fadhil Mulu
27
Puntung Rokok
28
Cowok yang Leilani Suka
29
Berkenalan
30
Gaya Orang Gila
31
Seseorang di dalam Klub
32
Berusaha Mendapat Maaf
33
Siapa Orangnya?
34
Adik Candra?
35
Kebun Impian
36
Selalu Ada Pertengkaran
37
Pulang ke Rumah
38
Kotak Bekal
39
Seorang Gadis Gendut
40
Gadis Itu Bernama Rara
41
Payung Ungu
42
Teman Masa Kecil
43
Demam
44
Seperti Anak Sendiri
45
Adam
46
Awal Perselisihan Bima dan Kalevi
47
Kasih Aja ke Cowok Lo
48
Misi Rahasia
49
Memulai Rencana
50
Memata-matai Adam
51
Menyerah Sebelum Mencoba
52
Respon Tak Terduga
53
Penolakan
54
Mau Gak Jadi Pacar Gue?
55
Kenangan?
56
Kita Saingan
57
Bencong
58
Kesalahpahaman Berakhir?
59
Mau Menikah Denganku?
60
Jangan Tertawa Aku benci Melihatnya
61
Siapa Orang Itu?
62
Sandiwara Dimulai
63
Kecewa?
64
Terasa Asing
65
Pertandingan Dimulai
66
Terkena Bola
67
Kamu Suka Fadhil?
68
Putus! Jangan!
69
Jangan Marah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!