Pria itu tak lain adalah Axel Leander Indra Jaya. Seorang CEO muda perusahan Indra Jaya Group. Axel memang sering ke club' malam. Malah bisa di bilang club' adalah rumah keduanya. Karena tiada hari tanpa ke clubbing. Tempat dimana dia selalu mencari Mangsa baru untuk menjadi teman ranjangnya.
Oh, bahkan dia tak perlu mencari karena para wanita disana dengan sukarela mengumpankan tubuhnya. Namun Axel cukup selektif dalam memilih teman ranjangnya. Dia tak ingin terikat dengan para wanita yang menurutnya makhluk yang paling merepotkan.
Seperti biasa, Axel datang kembali untuk melepas kepenatannya sejenak. Namun ada sesuatu yang membuat dirinya tertarik. Seorang Gadis terlihat kebingungan saat baru saja masuk. Wajahnya terlihat begitu cantik, dengan bibir merah yang begitu menggoda. Darah Axel langsung berdesir melihat wanita itu.
Dia terus memperhatikan apa yang dilakukan wanita itu. Sepertinya dia pendatang baru disini, karena Axel tak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Bahkan dari cara minumnya saja Axel bisa melihat kalau dia peminum amatiran. Karena dia bisa melihat wanita sudah limbung padahal baru meminum beberapa teguk saja.
"Baby, apa yang sedang kau lihat" seruan seorang wanita membuyarkan lamunan Axel.
Axel tersentak, dia lupa kalau ada wanita yang kini tengah bergelayut manja di lengannya. Axel mendengus sebal karena merasa terganggu oleh wanita itu. "Singkirkan tanganmu" ucapnya dengan kasar menyentak tangan wanita yang sejak tadi menggodanya.
Wanita itu terlihat kaget melihat sikap Axel yang berubah dingin padanya. " Kau kenapa sih, Ayolah baby, bukankah kita akan bersenang-senang" suara wanita itu terdengar mendayu seolah sengaja di buat-buat untuk merayu Axel.
Namun Axel bergeming, dia merasa aneh dengan dirinya karena tak biasanya dia bersikap seperti itu pada teman kencannya. "Tidak malam ini Katrin" ucap Axel beranjak pergi meninggalkan wanita yang bernama Katrin tadi.
Axel mencoba mendekati wanita yang menurutnya begitu menarik perhatiannya sedari tadi. Saat Axel tiba di meja wanita itu, dia tampak sudah begitu mabuk. Terbukti dari ucapannya yang begitu melantur. Axel diam di tempatnya mencoba mendengarkan apa yang wanita itu bicarakan tapi karena suara yang begitu berisik membuatnya tak bisa mendengar apapun.
Tiba-tiba wanita itu berdiri membuat Axel sedikit kaget. Wajahnya tampak sudah memerah.
"Mual,... Dimana toilet" ucap wanita itu.
****
Bella benar-benar lupa segalanya setelah meminum 2 botol wine. Dirinya tampak merancau tak jelas. Namun tiba-tiba perutnya terasa mual ingin memutahkan isinya.
"Mual,.. Dimana toilet" ucapnya dengan suara parau. Pandangannya tak begitu jelas. Bella mencoba menggapai sesuatu yang bisa dia buat pegangan.
Hingga dia merasa kepalanya begitu berat dan tubuhnya limbung dan ada tangan besar yang menangkapnya. Bella sedikit membuka matanya. Dia samar-samar melihat seorang pria dengan tatapan tajamnya. Bella tak bisa mengenalinya namun lagi-lagi perutnya terasa mual hingga tak tertahankan membuat dirinya memutahkan isinya di kemeja pria itu.
"Huekk..Huekk.."
Axel tampak menggeram kesal karena wanita itu sudah mengotori bajunya dengan bau menjijikan. Dia mencoba melepaskan wanita yang tampak begitu lemah itu, namun entah mengapa dia merasa tak tega. Akhirnya dia memutuskan untuk membawanya pergi ke salah satu kamar disana.
"Bram, siapkan kamar untukku" Axel memerintah asistennya untuk memesan kamar yang ada di sana.
"Baik tuan" Bram dengan sigap melaksanakan tugasnya. Lagipula dia sudah terbiasa melakukannya.
Sepanjang lorong menuju kamarnya, Bella tampak kembali merancau membuat Axel risih.
"Dio.. Lo jahat"
"Lo tega lakuin ini semua ke gue"
"Apa sih kurangnya gue"
"Gue.. itu cantik.. Lo nggak akan nemunin cewek secantik gue di belahan bumi manapun"
Cih, batin Axel berdecih mendengar ucapan wanita itu.
"Ini kamar anda tuan" asisten Bram tampak sudah menunggu tuannya di salah satu kamar VIP disana.
Axel hanya mengangguk saja dan memapah tubuh wanita yang menurutnya cukup berat itu. Axel meletakan Bella di ranjang yang terlihat begitu luas. Ya tentu karena kamar ini memiliki pelayanan nomer satu di club' ini. Axel segera membuka jas miliknya yang terasa begitu lengket karena muntahan Bella. Dia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Lima belas menit berlalu Axel barusaja menyelesaikan mandinya. Dia mengambil salah satu handuk disana dan melilitkan di pinggangnya. Bulir- bulir air tampak menetes dari rambut dan tubuhnya membuat kesan sexy itu terpancar dari dirinya. Dia lupa untuk menyuruh Bram membawakan baju ganti untuknya. Sepertinya dia harus menghubungi asistennya itu lagi. Namun saat dia keluar dari kamar mandi dia dibuat kaget melihat Bella yang tengah kesusahan melepas bajunya.
"Apa yang kau lakukan" sentaknya mencekal tangan Bella yang kesusahan membuka resleting gaunnya.
"Gue mau buka baju, disini gerah" ucap Bella tanpa sadarnya.
Axel melirik AC yang berada di ruangan itu ternyata belum di nyalakan. Makanya ruangannya terasa panas. Dia segera mengambil remote dan menyalakannya.
"ACnya sudah aku nyalakan, jadi kau tak perlu melepas bajumu" cetusnya pada Bella.
"Memangnya kenapa kalau gue buka baju, bukanya Lo malah seneng lihat cewek nggak pakek baju" Bella masih kekeh dengan keinginannya untuk membuka baju. Dalam pikirannya dia ingin Dio tau kalau dia pun bisa memuaskannya.
"Kau sedang dalam keadaan tidak baik, sebaiknya kau menurut padaku atau kau akan menyesal dengan apa yang kau lakukan" ancam Axel yang merasa darahnya berdesir lagi membayangkan Bella telanjang.
"Dasar munafik!" ucap Bella seraya terkekeh mendengar ucapan pria itu. "Padahal Lo seneng kalau gue lakuin ini, ini kan yang Lo mau dari dulu " Bella menatap pria yang entah mengapa wajahnya terlihat seperti Dio.
"Lo pikir gue nggak bisa ngelakuin itu" ucapnya lagi. Kini Bella bahkan semakin mendekati Axel. Bella kembali menatap Dio. Dia menyentuh wajah pria yang telah mengisi hatinya sejak dulu itu.
"Kenapa? Lo ngelakuin ini ke gue? Gue. bisa kok Muasin Lo" Bella menyentuh alis mata dan terakhir bibir Dio yang belum pernah ia rasakan karena selama ini dia hanya berciuman pipi saja.
Tiba-tiba Bella sudah menempelkan bibirnya pada Bibir Axel membuat dia kaget bukan kepalang. Namun juga tak bisa menolaknya. Apalagi bibir Bella yang tampak malu-malu mengecup kecil bibirnya membuat gejolak hasrat dalam diri Axel meningkat.
"Kenapa Lo diem aja? Lo nggak suka gue cium?"
**Happy Reading
Tbc**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
waduh Bella itu bukan Dio tapi orang lain
2023-03-01
1
◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉
Waduuuh Bella... kamu losh kontrol
2022-07-23
5
🐧ig.@ρтуᴄᴀʟᴀᴍ🔥✔️
mampir kak
2022-07-16
2