Elin sekarang berada di taksi menuju ke rumahnya.
Dadanya sesak mengingat kejadian di apertemen Tyo, dia terus menangis.
Saat hampir sampai di rumah, Elin menyuruh sopir taksi berhenti di taman dekat rumahnya. Elin tidak ingin pulang dalam keadaan begini, dia tidak ingin bi Ina melihatnya dan melaporkan kepada orang tuanya.
Elin duduk di salah satu gazebo taman, Dia terus menangis untungnya saat ini taman sedang tidak ada orang jadi tidak ada yang melihatnya menangis.
Elin mengingat segala pengorbanan yang dia lakukan untuk Tyo. Dia merasa dirinya benar-benar bodoh, mengerjakan segala pekerjaan kantor Tyo sehingga Tyo memiliki nama baik diperusahaan.
Sekarang Elin sadar kenapa Tyo selalu memberikannya tugas banyak saat akhir minggu supaya dia bisa berduaan dengan selingkuhannya.
Mengingat semua itu dada Elin semakin sesak dan tangisnya semakin keras.
"apa Tyo pernah mencintainya atau memang hanya memanfaatkannya dari awal? kamu memang wanita bodoh, paling bodoh sedunia" caci Elin pada dirinya.
Waktu sudah sore taman mulai ramai oleh pengunjung.
Tangis Elin mulai meredah, dia menghapus air mata yang tersisa di pipinya dan pulang kerumah berjalan kaki.
Di jalan kepala Elin terasa pusing akibat menangis, dia terus menahannya hingga tiba di rumah, dia langsung naik tangga menuju kekamarnya.
Bi Ina yang lagi sibuk di dapur hanya melihat punggung Elin dari dapur
Dikamar Elin langsung membaringkan dirinya di tempat tidur. Karena merasa kelelahan Elin ketiduran. Bi Ina yang melihat Elin tidur tanpa memgganti pakaiannya meresa heran.
Pagi harinya Bi Ina masuk ke kamar Elin untuk membangunkannya kerja.
"saya tidak kerja hari ini bi" ujar Elin dan menarik selimutnya.
"Tumben non. Dibawah ada tuan dan nyonya" Elin yang mendengar langsung bangun dan turun mencari orang tuanya.
Dia melihat orang tuanya sedang ada di ruang tengah menonton Tv sambil menikmati teh.
"mama papa" panggil Elin sambil berjalan mendatangi orang tuanya.
Mendengar panggilan Elin, Ana berdiri dan memeluk anak bungsunya.
Melihat papanya yang hanya menonton mereka berpelukan.
"papa tidak ingin memeluk Elin?" tanya elin, dia duduk disamping papanya dan memeluk pundak papanya.
"papa rindu pelukan kamu" ujar Andre dan membalas pelukan anaknya.
Melihat mata Elin yang bengkak dan sembap, Ana menanyakan kabar anaknya. Elin hanya bisa berbohong bahwa ia baik-baik saja. Dia melepaskan pelukannya dan duduk di antara mereka berdua.
Ana tau kalau Elin berbohong. Tapi dia tidak ingin memaksa anaknya untuk cerita. Dia ingin anaknya sendiri yang bercerita kepadanya.
"ma pa Elin berencana liburan ke ibu kota" mendengar keinginan putrinya, Ana dan Andre langsung setuju.
Menurut mereka, elin memang butuh liburan mengingat beberapa bulan terakhir Elin jarang pergi berlibur. Di tambah lagi keadaan Elin sekarang yang memang membutuhkan liburan
"kapan kamu akan berangkat?" tanya Andre kepada anaknya.
"4 hari lagi pa" jawab Elin.
"kenapa tidak besok saja? tanya Ana.
***
Elin berpamitan kepada Bi Ina. Dia di antar oleh orang tuanya ke bandara, saat di mobil Elin berpesan kepada orang tuanya untuk tidak memberitahukan kakaknya bahwa dia berangkat sekarang.
Awalnya Andre tidak setuju, karena khawatir kepada Elin, jika tidak ada yang menjemputnya di bandara nanti. Tapi dengan bujuk rayuan Elin akhirnya Andre setuju.
1 jam penerbangan Elin telah tiba di Bandara Ibu kota
Elin naik taxi menuju Apertemen kakaknya, Amora Santoso.
Tiba di Apertemen Amor.
Elin membunyikan bel. Pintu terbuka.
Apertemen Amor adalah salah satu apertemen Elit di Ibu Kota
"Tante Lin" teriak Brian kesenangan, Elin yang melihat tingkah keponakannya langsung menggendong Brian.
Bi iyem datang dari dalam apertemen, menyapa Elin dan membawa 2 koper yang dibawa Elin dari kota M
Brian membawa tantenya menuju ke kamar yang telah disediakan, Brian tidak sabar membongkar koper tantenya untuk melihat oleh-olehnya.
Setiap Elin ke Ibu kota dia tidak pernah lupa membawakan keponakannya oleh-oleh.
Elin sejak tadi tidak melihat kakaknya dan menanyakan kepada Brian. "mami pergi berbelanja, katanya mau masak kalau tante Lin datang, tapi mami tidak bilang kapan tante lin datang" ujar Brian.
Hp yang di dalam tas Elin berbunyi, dia mengambil dan melihat ke layarnya ternyata yang menelpon kakaknya.
Elin memberikan hpnya ke Brian dan mengaktifkan loudspeaker hpnya.
"halo lin, kamu kapan datang sih?" tanya Amor langsung.
Brian yang mendengar suara maminya langsung berbicara " mami tante Lin sudah datang. Mami cepat pulang".
"tante kamu itu yah datang tidak bilang-bilang. Mami matikan teleponnya yah" ujar Amor sedikit geram kepada adiknya.
Elin yang mendengar percakapan mama dan anak itu hanya tertawa kecil.
.
.
.
.
.
Bersambung...
hai guys
jangan lupa tinggalkan jejak yah 😉
klik like, favorit serta komen yang membangun yah.
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Umi Zhahira
bagus cerita nya 😊
2021-04-17
2