Pukul 20:00 sampailah Aria dan Vania di apartemen Ariya yang sangat mewah, Ariya kemudian menekan password apartemennya di depan Vania.
Vania tentu saja bisa melihat jelas password yang di tekan Ariya .
"Kamu bisa menghafalnya?" ucap Ariya tidak melihat Vania.
"Tentu saja" jawab Vania
"Bagus jangan sampai lupa" sambil membuka pintu apartemennya.
Ariya masuk dan di ikuti dengan Vania di belakang nya, Ariya langsung masuk ke dapur dan Vania duduk di sofa.
Vania melihat sekeliling, Vania mengagumi apartemen itu, "Mewah sekali apartemen ini, bahkan kamar , ruang tamu dan dapur sangat luas. tidak seperti apartemenku, semuanya ada dalam satu ruangan" guman Vania.
Tiba-tiba Ariya muncul dari dapur, membawa minuman dingin "Minum ini" sambil meletakkan minuman itu di atas meja. Vania cuma mengangguk.
"Van aku mau mandi dulu, kamu mau di sini atau di kamar" ucapnya sambil melihat Vania
Vania terdiam dan mencerna kata-kata Ariya.
"Hallo Vania, kamu mendengarkanku" sambil memegang lengan Vania dengan lembut, membuat Vania tersadar " i iya aku di kamar saja, siapa tau kamu membutuhkan aku"
"Ayo masuk" ajak Ariya
Vania kemudian mengikuti Ariya masuk, kamar Ariya sangat luas dan rapi.
Ariya mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi, Vania berjalan keluar balkom apartemen, "Wooh tinggi sekali tempat ini, bahkan mobil saja terlihat sangat kecil" sambil menyelipkan rambutnya yang tertiup angin.
Vania kembali masuk kamar, di saat yang bersamaan Ariya keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk di pinggangnya, terlihat jelaslah tubuh atletis Ariya dengan rambut yang basa membuat Ariya sangat gagah, tatapan mereka bertemu.
Vania tidak munafik tentu Vania tertarik melihat pemandangan di depannya. Ariya melihat Vania, yang jelas dari wajahnya kalau Vania mengagumi di dirinya.
"Vania kamu mau mandi juga?" tanyanya sambil memakai pakaianya di depan Vania.
"Kamu mau aku menginap atau tidak" jawab Vania sambil berjalan ke arah Ariya.
Ariya tidak menjawab pertanyaan Vania, karena Ariya membelakangi Vania, setelah Ariya berbalik Vania sudah ada di depannya.
Ariya nampak berfikir sejenak menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan, lalu memegang ke dua bahu Vania, menatap Vania dalam-dalam dan sebaliknya Vania membalas tatapan Ariya.
Kemudian Ariya mulai bicara, "Vania sebenarnya aku tidak minta lebih darimu, begitu pun tubuhmu, aku cuma ingin kamu belajar yang rajin, menyelesaikan kuliah kamu dengan nilai terbaik". ucap Ariya masi menatap manik mata Vania.
Mata Vania berkaca-kaca tubuhnya membeku mendengar perkataan Ariya, spontan Vania memeluk tubuh kekar Ariya sangat kuat "Terima kasi Ariya" hampir tidak terdengar di sela isak tangisnya.
Ariya mengusap pucuk kepala Vania dengan lembut "Sudah jangan menangis" sambil melepas pelukan Vania, lalu menunduk mengusap air mata di pipin Vania.
"Sekarang kamu duduk dulu" sambil menarik tangan Vania duduk di tempat tidur.
Kemudian keduanya sudah duduk Ariya mulai bicara lagi "Van tinggalkan dunia gelap kamu aku akan menjamin hidup kamu, sampai kamu mencapai cita-citamu"
"Tentu saja Ariya, aku sangat bahagia" sambil terisak di tengah isak harunya.
"Kalau begitu mari kita pulang, kamu adalah pria yang baik, istri kamu pasti sudah menunggu di rumah" sambil Vania berdiri.
Ariya terkekeh mendengar perkataan Vania "Kamu kira aku pria beristri"
Vania menoleh "Jadi?"
"Aku masi lajang Vania" lalu berdiri di samping Vania.
entah kenapa mendengar kata-kata lajang Vania tersenyum sangat manis. dengan terpaksa Ariya memalingkan wajahnya karena tidak sanggup melihat senyum Vania.
"Jangan senyum-senyum, senyum itu bisa menggugah iman" ucap Ariya. Vania cuma menanggapi dengan senyum lalu menunduk.
Setelah itu Ariya mengantar Vania pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
🤗🤗
sesuai di fb aku dah mmpir ya kk
2022-09-01
0