Sore yang cerah, Vania duduk di balkon apartemennya sambil melamun Vania membatin "lebih baik aku jadi sugar beby , dari pada harus berkencang dengan laki-laki yang berbeda"
"Oh iya sekarang sudah jam 3:30 bukan kah Ariya menyuruh gue datang ke kantornya, bagai mana kalau istrinya tau kalau gue datang ke kantornya. bodoh amat lah, itu kan urusan Ariya. sejak kapan gue peduli sama sama perasaan istri orang"
Vania sudah terlihat rapi dan cantik penampilannya sangat anggun.
Vania lalu memesan taksi online , menuju kantor wiraguna group.
Sampai lah Vania di depan gedung wiraguna group, Vania langsung menuju meja resepsionis.
"Apa pak Ariya ada?" ucap Vania.
"Maaf nona, apa sudah ada janji terlebih dahulu"
"Tidak ada, saya tunggu saja di sana"
"menyebalkan sekali" batinnya sambil berjalan duduk di kursi tunggu.
Vania memutuskan menuggu Ariya saja, sampai Ariya turun dari ruangannya.
Sekitar 30 menit Vania menunggu, tiba-tiba pintu lif khusus CEO terbuka. munculah Ariya bersama sekertaris nya dan dua bodyguord nya.
Mata Ariya langsung tertuju pada Vania yang menunggunya dan tersenyum lebar. sikap Ariya tidak terlepas dari pantauan sekertaris Yuda.
Ariya kemudian mendekati Vania, semua mata tertuju pada Ariya wiraguna. kerena baru pertama kali melihat pemimpin wiraguna group mendatangi seseorang, biasanya sebaliknya.
Vania belum menyadari sekelilingnya, kalau semua mata tertuju padanya.
Tampa di sadari Vania, Ariya sudah ada di sampingnya.
"Vania kamu disini" dengan gayanya yang has.
Vania menoleh "Iya Ariya" kemudian berdiri.
"Kenapa tidak menelpon ku setelah sampai tadi?" sambil memeluk bahu Vania
"Ayo kita keluar" sambil berjalan. sebelum melangkah Ariya menyadari sekelilingnya, Ariya melirik sekertaris Yuda.
"Bereskan semuanya" lalu berlalu dari sekertaris nya
"Baik tuan" sambil mengangguk.
setelah kepergian Ariya, Yuda membuat pengumuman kepada semua kariyawan dan pegawai wiraguna group. "Kenali wanita tadi baik-baik, jika wanita itu datang lagi suruh saja naik keruangan pak Ariya dan jangan lupa hormat padanya kalau kalian masi sayang pekerjaan kalian" Yuda mengatakan dengan tegas.
*********
Di kediaman keluarga wiraguna, nyonya RENATA ibu dari Ariya wiraguna sedang duduk bersantai di pinggir kolam berenang.
*Pak Agung wiraguna yang merupakan suami dari Renata sudah lama meninggal, sepeninggal pak Agung lima tahu lalu . di situlah terpaksa Ariya di angkat menjadi CEO wiraguna group, meskipun usia Ariya pada saat itu masi sangat mudah. tapi berkat kecerdasan dan kepintarannya di atas rata-rata, Ariya bisa memimpin perusahaan dengan baik, karena semenjak remaja Ariya sering di bawa ke perusahaan mengenal dunia bisnis sejak dini*
Nyonya Renata membaca sebuah majalah, tidak lama kemudian datang lah asisten pribadinya membawa amplop coklat . Renata kemudian membuka amplop itu, di situ dengan jelas terlihat foto Ariya merangkul Vania.
Iya foto-foto itu kejadian tadi sore, tidak luput dari pantauan nyonya Renata.
Renata kemudian meremas foto-foto tersebut "Anton selidiki ki identitas wanita itu" dengan menatap lurus penuh arti.
"Baik nyonya" ucap Anton sambil menunduk "saya permisi" dan segera meniggalkan Renata.
Di tempat yang berbeda di mana Ariya dan Vania di dampingi dua bodygoud, menikmati makan malam di restoran sangat mewah.
Vania makan dengan santai dan menikmati makanan restoran itu dan tidak kaku lagi di depan Ariya, gaya makan Vania kali ini tidak anggun lagi , dia benar menunjukkan sikap aslinya di depan Ariya, entah kapan Vania nyaman di dekat Ariya.
Tampa di sadari Vania, Ariya tersenyum melihat Vania makan dengan lahap. Ariya melihat makanan Vania belepotan di bibirnya, dia berinisiatif membersikan mulut Vania dengan jarinya.
Kemudian tatapan mereka bertemu, mereka pun sama-sama salting
Vania baru menyadari cara makanya "Maaf yah, abisnya makanannya enak sekali" sambil nyengir.
"Emang kamu jarang makan di restoran?" tanya Ariya.
"Hmmm" sambil mengangguk dan menyendok makanan ke mulutnya.
"Hahaha... aku tidak percaya wanita sepertimu jarang makan makanan restoran" sambil menatap Vania.
"Hei tuan Ariya wiraguna" sambil melotot, "anda menghina pekerjaan saya lagi?"
"Oh sorry Vania saya tidak ada maksud menghina pekerjaanmu" sambil tersenyum.
Vania kemudian menutup makanya dengan minum dan sendawa "maaf" dengan tangan menutup mulutnya.
"Santai aja Van" sambil mengusap mulutnya dengan sapu tangan.
Vania kemudian melanjutkan bicaranya "Makana ini sangat enak, karena gue makan di restoran dua kali sebulan itu pun kalau sedang kencang saja"
"Kok bisa Vania" tanyanya heran.
"Iya Ariya gue kan harus menghemat" melanjutkan ucapannya "aku berkencan untuk biaya kuliah gue dan lebihnya untuk kehidupanku sehari-hari.
Sekarang Ariya mengerti kenapa Vania memilih profesi ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Fadilah Onika
Next kak.. tulisannya masih kurang rapi, kadang kurang huruf
mohon mf klo salah komen
2022-04-22
2