"Tapi, bukankah bersenang-senang itu perlu?" desak Fahmeeda.
Steward menganggukkan kepala. Namun ada sesuatu yang menarik bagi Steward. Fahmeeda, seolah ingin menunjukkan keburukannya di hadapannya.
"Memang. Hanya saja, terlalu berlebihan. Bagaimana dengan Anda? Bagaimana cara Anda mengapresiasi diri Anda sendiri?" Kali ini Steward melemparkan tanya untuk Fahmeeda.
"Aku? Tentu saja akan pergi bersenang-senang dengan teman-teman. Pria atau wanita, kami akan pergi ke mana saja. Karaoke, berbelanja, yah bersenang-senang itu perlu bukan?" Fahmeeda membeberkan semua kelakuannya.
Steward menajamkan tatapan mata. Membuat Fahmeeda meneguk ludah. Pria itu seperti tidak suka dengan kata-kata dari Fahmeeda.
"Dia marah? Ya ampun, kenapa aku jadi merinding? Tidak, aku tidak boleh kalah. Bukankah ini bagus? Jika Pria ini membatalkan perjodohan aku bisa bebas bermain. Ya, semakin dia tidak menyukaiku, aku akan semakin mudah mengakhiri perjodohan." Fahmeeda membatin puas.
"Kuliah?" Satu kata keluar dari bibir Steward.
Fahmeeda bungkam. Sibuk mencerna kata-kata Steward yang dinilai pelit berbicara. "Di Universitas Indonesia."
"Jurusan?"
"Ekonomi dan Bisnis." Fahmeeda mencebikkan bibirnya. "Kau sendiri? Di perusahaan mana?"
Steward tidak menjawab. Melainkan pria itu justru mengambil ponselnya dan mengetikkan namanya di google. Hingga muncullah banyak sekali tentangnya. Lalu Steward memberikan ponselnya ke Fahmeeda.
"What?" Gadis itu melongo.
Winata Steward Wijaya, sebagai presdir utama PT Anabatic Technologies Tbk, presdir utama dari Winata Abadi Tbk PT dan masih banyak lagi yang lainnya. Fahmeeda meneguk ludah. Terlalu banyak prestasi Steward yang tidak pernah ia ketahui. Pria sesempurna itu, menjadi calon suaminya?
"Ha? Ini gila! Dia bukan pria sembarangan! IT terbaik yang ada di kota ini! Oh, Ya Tuhan. Apa salah dan dosaku? Kenapa aku terhimpit masalah yang serius? Dan aku dengan percaya dirinya menantang seorang pria yang memiliki kekuasaan penuh dan pemilik dua perusahaan terbesar di Indonesia? Itu belum termasuk perusahaan cabang yang sedang berkembang. Pantas papa memintaku jangan sampai membuat kesalahan, jika tidak maka kerjasama mereka selesai." Fahmeeda membatin seraya tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
Satu sudut bibir Steward tertarik. Lumayan lucu melihat ekspresi gadis di depannya. Sebenarnya, Steward sedikit tertarik dengan gadis di depannya. Sayang, pria itu tidak memiliki pemahaman apapun tentang pendekatan dan cinta. Jadi, hanya bisa berekspresi datar dan biasa. Fahmeeda mengembalikan ponsel Steward.
"Em, boleh bertanya berapa usiamu?" Nada suara dan gaya berbicara Fahmeeda otomatis berubah.
"Dua puluh lima tahun." Steward memasukkan ponselnya ke saku jasnya.
"Oh, selisih lima tahun. Em, tentang perjodohan ini…" Fahmeeda tak bisa melanjutkan kata-katanya. Terlalu takut pencabutan kerjasama antara orang tuanya serta pria di depannya itu.
"Kau keberatan, Nona?"
"Keberatan! Oh, eh. Anu, bu-bukan seperti itu. Maksudnya, justru sepertinya Anda yang keberatan. Aku … Aku hanya mahasiswi biasa saja. Sedangkan Anda seorang pria yang memiliki prestasi banyak. Sepertinya kita terlalu njomplang," papar Fahmeeda.
Steward tersenyum. "Aku tidak keberatan. Setelah ini, biar kedua orangtua saja yang memilih tanggal. Kau tidak keberatan jika kita menikah langsung bukan?"
"Wha-what? Me-menikah langsung?" Kedua mata Fahmeeda melebar. Jantungnya sudah tak bisa dinetralkan. Napas Fahmeeda bahkan tersengal lantaran terkejut dengan penuturan Steward.
"Benar. Maksudku, tanpa bertunangan. Aku tidak suka berbasa-basi," jelas Steward.
Mulut Fahmeeda membentuk huruf O. Jika lalat terbang, kemungkinan bisa masuk ke dalam mulut gadis itu.
"Aku pikir, aku tidak memiliki jalan untuk kembali," kata Fahmeeda dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 13 Episodes
Comments
Angel Patty
hahahaha 🌹🌹🙈
2022-04-02
0
Pur Waningsih
karya yang bagus
aku suka
lanjut ya
2022-04-02
0
Muhammad Hafizh saefulloh
penasaran
2022-04-02
0