Di Sebuah restoran mewah bintang lima, di sebuah meja terlihat seorang gadis berambut hitam dengan wajah yang blasteran membuat beberapa pasang mata pria tertarik. Merekaa ingin seali mendeati sang gadis. Namun apa mau dikata. Aura gadis itu sangat menyeramkan. Wajah tidak bersahabat terlihat jelas di wajahnya.
Gadis itu memakai rok lipit sepaha Berwarna putih yang menampakkan Kaki jenjang dan kulit mulusnya. Ditambah atasan model crop berwarna putih serta blazer berwarna putih sangat kontras dengan karakternya yang mempesona.
"Sialan! Aku Fahmeeda kenapa harus menunggu kedatangan seorang pria di sini? Sangat-sangat bertentangan dengan pesona seorang Fahmeeda." Gadis itu memejamkan kedua mata. Miris sekali hidupnya tiba-tiba ketiban jodoh dadakan.
Di kejauhan, tepatnya di pintu masuk restoran Seorang pria tampan berwajah dingin dan angkuh mengedarkan pandangan. Mencari sosok gadis yang katanya memakai pakaian serba putih.
"Di mana setan itu?" Steward menamainya setan, karena Elena mengatakan jika gadis yang memiliki janji itu memakai pakaian serba putih.
Netra coklat Steward menangkap satu sosok yang begitu mencolok. Pria yang begitu anti perempuan itu mendengus kesal lantaran melihat gadis yang akan dijodohkan dengannya ternyata masih sangat muda.
"Seorang pengusaha hebat sepertiku harus bertemu dengan bocah?" Steward memejamkan kedua mata. Menghirup udara dan menghembuskan napas perlahan. "Aku yakin dia wanita yang sama saja dengan wanita kebanyakan."
Dengan langkah yang mantap dan berwibawa, Steward berjalan menuju meja Fahmeeda. Pria itu menjadi pusat perhatian lantaran banyak gadis-gadis muda yang sangat menyukai drakor. Sedangkan postur dan tubuh Steward sangat mendukung sekali jika dia termasuk oppa Korea. Ditambah pesona angkuh namun berwibawa sangat mencolok mata kaum hawa. Sangat-sangat diimpikan para perempuan menjadi salah satu wanitanya.
"Halo, selamat malam?" sapa Steward dengan sopan.
Gadis yang tengah menjatuhkan sebagian tubuh di atas meja itu mulai menegakkan tubuh. Awalnya, gadis itu terlihat sangat malas. Namun saat melihat sosok tegap di hadapannya, Fahmeeda yakin jika itu pria yang dijodohkan dengannya.
"Kau pria dari keluarga wijaya, bukan?" tebak Fahmeeda tanpa basa-basi.
Steward menarik satu alisnya ke atas. Sikapnya yang tenang membuat Fahmeeda mencebikkan bibirnya. Namun dia sendiri tak ingin mengeluarkan suara. Steward sendiri cukup kaget dengan reaksi gadis yang dijodohkan dengannya.
"Benar. Boleh saya duduk?" Steward meminta izin kepada Fahmeeda untuk duduk di kursi tepat di depan gadis itu.
Fahmeeda mengangguk. Lalu mengangkat tangan memanggil pelayan. Steward tak banyak bicara, pria itu memilih mendudukkan bokongnya di kursi.
"Satu gelas wine! Hai, Pria. Kau pesan apa?" tanya Fahmeeda kepada Steward.
Pria itu terdiam. Gadis di depannya itu cukup berani. Selain tidak punya etika untuk bertanya baik-baik, dia bahkan memanggil dirinya pria secara terang-terangan. Padahal sangat jelas dirinya seorang pria. Steward sedikit risih Fahmeeda bahkan memanggilnya hei.
"Kopi hitam," jawab steward.
"Satu kopi hitam. Ingat, kopi hitam ya. Bukan kopi kenangan. Kalau kenangan, itu artinya masih teringat mantan."
Setelah Fahmeeda mengatakan hal itu suasana berubah canggung. Sang pelayan melirik Steward yang justru menaikkan dua alisnya karena terkejut dengan kata-kata Fahmeeda. Bahkan pelayan dan Steward saling melirik canggung.
"Baik, silahkan ditunggu." Pelayan itu pun berlalu. Membuat Steward mematung.
"Memangnya ada kopi kenangan?" tanya Steward.
Fahmeeda tersenyum sok cantik. "Ya, ada. Saya pikir Anda akan memesan wine. Ternyata hanya kopi hitam. Padahal zaman sekarang ada banyak jenis wine yang sangat enak. Seperti anggur berjenis Taste Of Diamond. Memang berharga fantastis tapi itu termasuk dalam jajaran jenis anggur yang perlu dicicipi. Saya rasa, seorang pebisnis hebat seperti Anda pasti tidak akan keberatan untuk merogoh dua puluhan miliar untuk mencicipi anggur termahal di dunia itu kan?"
Fahmeeda menaikkan kedua alisnya. Rencananya berhasil. Ia akan membuat dirinya terlihat mata duitan di depan Steward. Alias menjatuhkan diri agar pria itu mundur. Jika pria itu yang membatalkan perjodohan, tentu saja bukan salah Meeda jika perjodohan ini gagal dan gadis itu bisa kembali menjalani kehidupan yang normal. Kali ini rasanya Fahmeeda ingin bersalto ria ketika mendapati wajah Steward yang datar.
"Seharga dua puluh milyar? Bukankah uang itu bisa kita gunakan untuk menambah modal di perusahaan atau mendirikan bisnis baru? Menghabiskan puluhan milyar hanya untuk satu botol anggur, saya rasa bukan cara yang tepat untuk menghargai uang yang kita miliki. Ada banyak anak-anak terlantar yang hidup digaris kemiskinan. Sangat memalukan jika hanya untuk sebotol anggur saya harus mengorbankan milyaran rupiah. Sedangkan usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan uang itu, sangat tidak mudah. Bukankah hal itu sangat tidak sebanding? Menyedihkan bagi para pecinta minuman anggur yang mau membuang uang milyaran rupiah." Steward menarik sudut bibirnya. Sedangkan reaksi Fahmeeda hanya melongo kehabisan kata-kata.
"Apa rencanaku gagal? Kenapa dia masih tenang-tenang saja? Tidak ilfil dengan kata-kataku? Argh! Kenapa wajahnya sangat tidak ada ekspresi apapun?" batin Fahmeeda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 13 Episodes
Comments
Angel Patty
hahahahahaha 😂😂😂
rasain kau meeda
2022-04-02
0
baida zu
mkn tu kulkas meeda...🤣
2022-04-01
0
Hanifah Djawas
semangat up kak💪🏻💪🏻
2022-03-31
0