Episode 4 - Sang Calon Don

Varian Castanov, apa yang telah ia alami saat usianya masih 8 tahun, merupakan sebuah pukulan yang sangat keras, bagaikan tombak yang menancap tepat di jantungnya, namun itu tak membunuh Varian, justru membangun kekuatan dalam darinya, menumbuhkan sebuah tekad balas dendam yang sangat kuat, membuat hatinya begitu dingin pada siapapun yang ia anggap musuh.

Resmi menjadi putra dari Don Vitho menjadi sebuah keberuntungan sekaligus kesempatan emas bagi Varian untuk membentuk karakter yang kuat dan kokoh. Varian di latih menggunakan berbagai macam senjata, belajar berbagai macam bahasa dan belajar bagaimana menjalankan bisnis baik yang legal maupun yang ilegal.

"Aku ingin bertemu dengan Don Varian, ada hal penting yang harus aku bicarakan dengannya," ucap seorang pria paruh baya yang berpakaian serba hitam dan ia pun di persilahkan masuk oleh bodyguard yang berjaga di depan pintu ruang kerja Varian.

"Don Varian..." seru pria itu dengan sopan, dan seorang pria yang saat ini sedang berdiri di dekat jendela melambaikan tangannya, memberinya isyarat pada pria itu untuk mendekat.

"Don Varian, kami telah menemukan orang yang menyerang Nyonya Valery." Varian langsung berbalik badan saat mendengar apa yang di laporkan ajudannya itu.

Varian memiliki wajah yang sangat tampan, dengan tatapan yang setajam elang, alisnya tebal, hidungnya mancung dengan bibir tak tebal dan juga tak tipis, rahangnya tegas dan di tumbuh bulu-bulu halus, begitu sempurna dengan tubuh atletis.

"Apa kau sudah melukainya?" tanya Varian dengan suara beratnya sembari melangkah tegas meninggalkan ruangannya.

"Sesuai perintah anda, Don Varian. Kami hanya melumpuhkannya tanpa sedikitpun melukai kulitnya," jawab pria bernama Peter itu, yang merupakan pelatih sekaligus tangan kanan Varian.

Varian dan Peter menuju ruang bawah, dimana tempat itu akan menjadi neraka bagi musuh Varian yang berhasil tertangkap.

Sesampainya di ruangan yang hanya bercahaya tamaram itu, Varian langsung mengeluarkan pistolnya dan ia langsung melepaskan tembakannya tepat mengenai pundak seorang pria yang terbaring lemah di atas sebuah batu besar. Pria itu mengerang kesakitan, ia menatap Varian dengan sangat tajam dan terpancar kemarahan yang amat sangat mengerikan di matanya namun itu tak seberapa, di bandingkan kemarahan Varian karena pria ini telah melukai Ibunya.

"Dasar pengecut!" seru pria itu dan ia meludah yang mengenai jas Varian. Varian berseringai, ia melepaskan jasnya dengan tenang kemudian ia menyumpal mulut pria itu dengan jasnya, tak hanya itu, Varian juga menginjak luka tembak di pundak pria yang masih mengeluarkan darah segar.

"Kau menyakiti Ibu dari Varian Castanov, kau akan merasakan apa itu neraka dunia!" geram Varian dan ia semakin menginjak pundak pria itu dan menekan jasnya yang menyumpal mulut pria itu. Pria itu hanya bisa menatap Varian dengan nanar, matanya memerah dan ia hampir kehabisan nafas namun Varian segera melepaskan pria itu, membuat pria itu langsung terbatuk-batuk. Varian berseringai puas bak iblis yang sudah kenyang.

"Itu hanya salam pembuka atas apa yang telah kau lakukan" desis Varian kemudian ia berbalik badan dan berkata pada Peter "Biarkan dia mati kelaparan, keharusan dan kehabisan darah di sini. Saat dia sudah mati, gantung mayatnya di depan rumah keluarganya." tegas Varian dan lagi-lagi Peter hanya bisa mengangguk patuh.

"Lepaskan aku, Varian!" teriak pria itu namun Varian tak mengindahkannya. Pria itu adalah tangan kanan dari musuh Don Vitho yang mengincar Don Vitho dan Nyonya Valery, namun mereka lupa, bahwa kini Don Vitho dan Nyonya Valery memiliki seorang putra yang akan menjadi maut bagi siapa saja yang menyentuh mereka.

.........

Tumbuh di lingkungan yang keras dengan api dendam yang membara dalam jiwanya, hidup dengan permainan senjata dan arena pertumpahan darah, membuat Varian tumbuh menjadi pria yang pemberani, keras kepala, dan berhati dingin, namun itu tidak berlaku saat Varian berada di tengah keluarga angkatnya yang sudah ia anggap keluarga kandungnya.

"Hai, Mom!" sapa Varian kemudian ia mengecup pipi Nyonya Valery yang saat ini sedang menyiapkan makan malam.

"Hai, Sayang. Kamu lapar?" tanya Nyonya Valery dan Varian hanya menggumam sembari menatap menu makan yang sangat menggugah seleranya, tangan Varian terulur hendak mencomot ayam panggang namun tiba-tiba tangan keriput sang Nenek memukulnya membuat Varian tersentak kaget.

"Harus berapa kali Granny bilang? Cuci tangan sebelum makan," ucap Grannynya yang membuat Varian meringis dan dengan cepat ia mencuci tangan di wastefel.

Tak lama kemudian Don Vitho datang dan ia langsung duduk di kursinya.

"Bagaiamana harimu, Varian? Aku dengar, kamu berhasil menangkap orang yang menyerang Ibumu," kata Don Vitho.

"Problem solved, Dad!" seru Varian sambil tersenyum miring, kemudian ia duduk di sisi ayahnya. Keluarga kecil itu pun menikmati makan malam bagaimana layaknya sebuah keluarga pada umumnya, dengan di selingi canda tawa dan obrolan ringan yang tiada habisnya.

Tbc...

Terpopuler

Comments

Santi Rahma

Santi Rahma

klu cerita cerita seorang don itu jdi keinget sama michael mikhel

2022-10-31

0

shanti rahayu

shanti rahayu

apapun kehidupan syukuri aja don varian, sayangi org yg didekatmu saat ini yg menyayangimu. krn mreka dikirim o Tuhan sbg ganti ortumu

2022-06-06

1

Thata Chan

Thata Chan

bapaknya di bunuh mafia, lah dia jadi mafia juga👀

2022-05-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!