Aku tetap diam ketika Mas Ben terus memukuli ku menggunakan Sapu lidi.
Bahkan handphone yang di tangan ku Mas Ben ambil dan banting praaangg !!! aku terkejut, aku melihat nanar handphone ku yg sudah hancur.
Aku duduk dan menangis meraung, entahlah mungkin kalau orang melihat aku, aku yang menangis meraung, mungkin mereka akan menganggap aku seperti anak kecil yang sedang tantrum. tapi aku tidak peduli aku benar benar hancur, aku masih tidak percaya Mas Ben bisa melakukan ini.
Setelah puas aku menangis aku beranjak ke kamar mandi, di kamar mandi aku masih temenung, rasanya aku hancur sekali,di kamar mandi aku kembali menangis.setelah puas menagis, aku membersih kan diri dan setelah membersihkan diri di kamar mandi.
Aku duduk diam di depan TV , tadi sebelum duduk di depan TV aku. aku sempat mencari anak anak ku, ternyata anak ku Yusuf dan Ibrahim sudah tertidur,dan aku lihat Mas Ben juga tidur di samping mereka.
Aku lebih baik tidur di depan TV , rasanya aku tidak sudi dekat dengan Mas Ben. sambil tiduran aku berpikir bagaimana aku menghubungi orang tua ku, dua hari lagi orang tua ku akan datang mengunjungi ku, nanti kalau mereka bertanya kenapa badan aku merah merah,aku jawab apa batin ku.
Tiba tiba air mataku luluh , aku kasian melihat diriku sendiri , disini aku ngikut suami dan merantau tapi ternyata malah suamiku memperlakukan aku seperti ini.
Lama aku menangis ternyata aku ketiduran dan ketika bangun waktu sudah sore.
Aku bergegas untuk mengambil wudhu dan melaksanakan sholat. setelah sholat aku masuk ke kamar , ternyata tidak ada siapa siapa, Mas Ben dan anak anak ku keluar entah kemana.
Tapi aku tidak ambil pusing, aku duduk kembali di depan TV , aku masih hancur rasanya, masih belum percaya apa yg terjadi tadi, bahkan untuk memasak pun aku engan. hari ini aku hanya sarapan pagi, dan sampe sore aku belum makan apapun. tapi sama sekali aku tidak lapar.
Suara ketukan pintu terdengar,tapi aku malas untuk membuka pintu,toh juga aku pikir tadi pasti pintunya tidak dikunci, sewaktu Mas Ben keluar, dan benar Mas Ben dan anak anak masuk membawa bungkusan.
“Undaaaa,,,” anaku Yusuf berlari sambil merentangkan tangannya dan memeluku, dan aku membalas pelukannya, Yusuf anak ku baru berusia 2,5 tahun, dan adiknya Ibrahim berusia 1 tahun.
Mas Ben yang datang bersama Yusuf langsung menuju dapur sambil menggendong Ibrahim, Mas Ben kembali membawa piring dan sendok.
Mas Ben tidak berkata apapun demikian juga aku, kami diam membisu, seperti orang yang tidak saling kenal.
Mas Ben membuka bungkusan nasi satu per satu ,tapi aku sama sekali tidak tertarik, aku sama sekali tidak lapar, dan aku juga masih sangat sakit hati dengan perlakuan Mas Ben.
Dan keesokan harinya, ketika Mas Ben pergi ke kantor, aku pergi ke tetangga sebelah untuk meminjam Handphone, aku mau menghubungi orang tua ku, setelah tersambung dengan ibu ku, aku cerita kalau handpohne ku hilang. dan ibuku sangat khawatir, aku ingat di rumah aku masih punya handphone jadul, hanya bisa berkirim pesan SMS dan Telpon.
Aku meminta ibu, untuk membawa nya nanti ketika datang mengunjungi ku, dan ibuku setuju. Setelah tutup telpon, tetangga ku tidak banyak bertanya, mungkin tetangga ku tau kemarin aku abis di pukul suamiku, maklum rumah tetanggaku persisi di samping rumahku.
Tiga haru kemudian Ibu dan bapak dan adik adik ku datang mengunjungi ku,aku sangt bahagia, disaat orang tua ku datang Mas Ben sangat baik, terlebih orang tua ku banyak bawa oleh oleh dari rumah.
Setelah satu minggu orang tuaku pun pulang, disana aku kesepian lagi, tapi untung saja ibu membawa kan aku handphone jadul yang aku pesan, jadi aku bisa bertukar pesan dengan ibu.
Malam jam sepuluh malam, aku sedang memberi susu untuk Ibrahim, dan Yusuf. dan aku mendengar sayup sayup suara suamiku. “Mas Ben bicara dengan siapa ya” batinku.
Lalu aku mengintip dari kamar, ternyata Mas Ben sedang menelpon dengan seseorang, tai suaranya kecil dan aku lihat Mas Ben senyum senyum sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments