4. The Strongest Warriors

Mobil Rolls-Royce hitam berharga fantastis itu melaju dengan kecepatan sedang membelah kepadatan lalu lintas.

Max dan Natasha duduk di belakang, sedangkan Ajax duduk di samping supir.

Terlihat juga beberapa mobil mewah lainnya yang mengikuti dari jarak seratus meter. Rombongan mobil berjumlah lima itu di tempati para pengawal dan anak buah TSM Group.

"Tuan Max, sebelumnya aku tidak sengaja melihat tuan di taman. Apa aku perlu membereskannya?" Tanya Ajax dengan menatap Max melalui kaca spion yang ada di dalam mobil.

Max yang sedang menatap ke arah luar, mengalihkan pandangannya menatap Ajax yang duduk di depan.

"Bukan masalah besar, jadi lupakan." Ucap Max yang kemudian menatap Natasha.

"Sebelumnya kau terlihat begitu cerewet, mengapa sekarang hanya diam seperti wanita bodoh."

Natasha mengepalkan tangannya dengan kesal, jika saja pria di sampingnya ini tidak memiliki identitas yang menakutkan, mungkin Natasha akan segera melempar nya keluar dari dalam mobil.

Max yang melihat Natasha mengepalkan tangannya tertawa kecil. "Sepertinya kau mulai ikut mempelajari bagaimana cara memberikan pukulan, tidak sia-sia aku memberikan contoh kepada kalian berdua."

Ajax sendiri yang mendengar ocehan mereka berdua hanya tersenyum tipis.

"Tampan dan cantik, seperti nya mereka sangat cocok." Batin Ajax yang semakin melebarkan senyumnya.

Natasha mendengus dengan kesal. Dia benar-benar harus memiliki kesabaran seluas lautan untuk menghadapi seorang Max.

Dengan menahan rasa kesalnya, Natasha mencoba mengalihkan pandangannya dan berpura-pura tidak mendengarkan perkataan Max.

Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam, mobil Rolls-Royce dan rombongan mobil mewah yang ada di belakang akhirnya tiba di sebuah bandara yang ada di kota tersebut.

Ajax segera membukakan pintu untuk Max, sedangkan Natasha keluar sendiri tanpa bantuan siapapun.

Max menatap Ajax yang berdiri di depannya

"Kemana tujuan kita?"

"Kita akan menuju Ibu kota tuan. Ada beberapa hal yang akan di jelaskan oleh tuan Smith kepada tuan Max." Ucap Ajax dengan hormat.

Natasha sendiri hanya diam menyimak obrolan mereka berdua. Hingga Max menatap ke arahnya, dengan malas Natasha mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Max menggelengkan kepala. "Bagaimana dengan orang tuamu?"

"Kau bertanya padaku?" Ucap Natasha dengan menunjuk dirinya sendiri.

"Tentu saja, lalu kau pikir aku bertanya pada siapa?"

"Ck... kau benar-benar menyebalkan. Sudah aku katakan namaku Natasha, jadi kau bisa memanggilku Sha. Bukan kau atau dirimu!" Natasha dengan kesal.

"Hm.." Max terdiam menatap wanita yang menurut nya sangat aneh ini.

"Apa semua wanita seperti dia? Jika iya, wanita memang benar-benar merepotkan." Ucap pelan Max, namun Natasha dan Ajax masih dapat mendengar nya.

Ajax tersenyum menahan tawa, sedangkan Natasha menatap Max tajam.

"Jangan menatapku seperti itu." Max kemudian menatap Ajax. "Dan kau Jax, jika ingin tertawa, maka tertawalah sebelum barisan gigimu menghilang dari tempatnya." Lanjut Max dengan tersenyum tipis.

Namun Ajax yang melihat senyum Max, tiba-tiba merasa udara di sekitarnya menjadi dingin.

Max mengalihkan pandangannya ke arah Natasha. "Hei! Aku bertanya padamu."

"Kau tenang saja, aku juga berasal dari Ibu kota. Kedatangan ku ke kota ini karena pria br*ngsek itu." Ucap Natasha dengan memanyunkan bibirnya.

Max menatap ke arah Ajax, Ajax kemudian mengeluarkan ponselnya.

"Segera persiapkan semuanya dengan cepat." Ucap Ajax, lalu mematikan sambungan telepon.

Ajax membawa Max dan Natasha masuk ke dalam bandara, beberapa pengawal yang berada di kejauhan segera bersiap siaga pada tempatnya masing-masing.

*

*

*

*

*

Setelah menunggu selama 15 menit, akhirnya saat ini Max, Natasha dan Ajax sudah berada di dalam pesawat.

Mereka akan menuju Ibu Kota.

Di dalam pesawat.

Max yang duduk seorang diri menatap hamparan awan luas melalui jendela. Matanya yang tenang, namun di dalamnya menyimpan api yang terus membara.

"Akan aku tunjukkan kesalahan terbesar yang pernah kalian lakukan karena telah membiarkan aku tetap hidup. Aku datang bukan sebagai pecundang, melainkan sebagai pemenang. Kau boleh berbangga hati telah sukses membunuh kedua orang tuaku, dan membuat penderitaan yang sangat menyakitkan untukku. Masa kecil yang indah berubah dengan darah, keharmonisan berubah menjadi tangisan. Aku sangat bersyukur masih mampu menopang tubuh lemah ini, jiwaku yang hancur perlahan menyatu. Black Tiger! Mr. Max akan menjadi Dewa Yama kalian!" Max dengan tersenyum, namun bukan senyum yang biasa di tampilkan oleh orang-orang pada umumnya.

Berlatih selama 10 tahun, membuat banyak perubahan pada diri Max. Kakek Tian sendiri bahkan tidak mengetahui isi pikiran dan hati seorang Max.

Hingga tiba-tiba Max di kejutkan dengan kedatangan Ajax yang duduk di sampingnya.

"Tuan."

Max segera tersadar, lalu menatap ke arah Ajax.

"Ada apa?"

Ajax terdiam, lalu menatap Max dengan serius.

"Izinkan saya untuk ikut dengan tuan menghancurkan mereka."

Max mengerutkan keningnya, lalu menatap serius ke arah Ajax.

"Jelaskan padaku!"

Ajax menatap tempat di sekitarnya, lalu kembali menatap ke arah Max saat di rasa tempat itu cukup aman untuk dia memulai pembicaraan.

Sedangkan Natasha sendiri saat ini sedang tertidur.

"Aku sudah mengetahui kehidupan tuan Max dari tuan Smith. Mungkin hal ini tidak pantas untuk aku terlalu ikut campur dengan masa lalu orang lain. Hanya saja, aku juga memiliki dendam kepada mereka. Mereka juga melakukan hal yang sama kepadaku, hingga tuan Smith datang menolongku yang hampir kehilangan nyawa pada waktu itu." Ucap Ajax dengan suara menahan amarah.

Max masih duduk dengan tenang. "Apa Smith telah melakukan penyelidikan terhadap mereka?"

"Tentu saja, tuan Smith mengatakan jika dia mendapatkan perintah dari gurunya sekitar 8 tahun yang lalu untuk mencari informasi mengenai mereka."

Max mengerutkan keningnya. "Sudah berapa lama kau ikut dengan Smith?"

"7 Tahun, pada saat itu orang-orang tuan Smith sedang mengawasi pergerakan mereka, hingga akhirnya aku yang sedang dalam keadaan hidup dan mati di bantu olehnya."

Max menganggukkan kepala. "Jika kau memang benar-benar ingin membalaskan dendam kepada mereka bersamaku. Aku meminta kau untuk mengumpulkan 8 orang lagi."

Ajax tersenyum mendengar permintaan Max.

"Tuan tenang saja, aku akan melaksanakan permintaan tuan dengan cepat."

Mereka berdua terus mengobrol banyak hal tentang rencana yang akan di lakukan.

The Strongest Warriors. Nama yang akan mereka gunakan nantinya.

Dengan Max sebagai pemimpin, dan Sembilan orang lainnya akan menjadi anggota. Ajax awalnya merasa bingung dengan jumlah orang yang di minta untuk ikut dalam kelompok The Strongest Warriors, namun setelah Max menjelaskan beberapa hal, akhirnya Ajax kini mengerti.

Bahkan saat ini Ajax begitu kagum dengan rencana yang di jelaskan oleh Max.

"Aku yakin, dengan tuan Max yang menjadi pemimpin The Strongest Warriors, hanya menunggu waktu saja hingga kejayaan itu tiba." Batin Ajax dengan semangat membara.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Immortal zie

Immortal zie

ampe tamat lahh

2022-07-25

0

y@y@

y@y@

👍🏼

2022-04-21

1

💜💫Ji Chang Wook❤️‍🔥☠️

💜💫Ji Chang Wook❤️‍🔥☠️

Welcom The Strongest Warriors. Aku tunggu aksimu

2022-04-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!