"Check sound, 1 2 3. Drum drum tek tek bass."
Terdengar suara panitia yang melakukan cek alat musik di panggung. Acara puncak Dies Natalis akan dimeriahkan oleh berbagai macam hiburan. Mulai dari teater, dance, dan band lokal termasuk Stars.
Hampir semua siswi SMAN Nusa Dua menunggu penampilan band ini.
"Semuanya fit ya?" tanya Candra, vokalis sekaligus leader Stars. Selain Hendy, dia juga cukup populer.
Bertubuh jangkung dan memiliki suara khas yang sangat merdu. Mereka berdua lah yang menjadi daya tarik Stars selama ini.
Semua personil berada dalam kondisi prima walaupun siang tadi tenaga mereka cukup terkuras untuk mengikuti pertandingan basket.
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 dan acara pun dimulai. Satu persatu siswa dan siswi dari berbagai kegiatan ekstrakulikuler menunjukkan kemampuan nya di atas panggung.
Sorak sorai penonton pun mulai bergemuruh mengundang para pengguna jalan untuk berhenti sejenak ikut menikmati acara. Akhirnya tiba saatnya Stars berunjuk gigi.
"Ya ampun.. Lihat tuh Hendy gue.. Ganteng banget.." teriak Tya.
Dia salah satu fans fanatik Hendy. Tidak pernah sekalipun dia melewatkan penampilan Stars walaupun itu di luar sekolah.
Maklum saja, sejak kelas X dia jatuh cinta pada Hendy. Sudah 6x dia menyatakan cinta, 6x juga selalu ditolak. Namun dia pantang menyerah dan ingin mencoba lagi.
"Bedak gue masih oke kan Van?" tanya nya pada Vanda, sahabatnya.
"Oke kok.." jawab Vanda.
Mereka pun beranjak maju ke barisan paling depan. Tya sudah seperti orang gila jika melihat Hendy manggung.
Stars tampil membawakan beberapa cover lagu melankolis. Penonton yang hadir pun larut dalam lagu.
Terlihat Hendy lah yang paling menonjol dari personil yang lain. Dia sangat piawai memainkan jari-jarinya mengikuti ritme.
Namun pandangannya tiba-tiba tertuju pada satu titik. Jauh di belakang sana dekat ruang guru, terlihat seorang cewek tengah memandangnya.
Cewek cantik berkulit putih dengan rambut bergelombang sebahu. Matanya yang sipit menambah kesan oriental, begitu tenang.
Tanpa sadar Hendy terhipnotis beberapa saat sebelum Leo menyenggol bahunya.
"Fokus." bisik Leo.
Hendy berusaha kembali fokus ke permainan gitarnya. Namun dia tidak bisa menyangkal bahwa dia tertarik dengan cewek itu.
Beberapa kali dia mencuri pandang dan cewek itu masih berada di sana, memandangnya. Entah mengapa Hendy merasa begitu damai hanya dengan melihat matanya.
"Lo mikir apaan sih? Hampir aja permainan kita kacau." kata Leo selepas mereka turun dari panggung.
"Sorry.." jawab Hendy singkat.
"Ya tapi.."
"Udahlah.. Toh baru hampir kan." ucap Candra menengahi.
Leo menghela napas panjang. Dia menarik Hendy sedikit menjauh dari teman-temannya yang lain.
"So, ada apa?"
"Gak ada apa-apa kok."
"Come on.. Kita bersahabat udah dari orok. Lo masih aja main rahasia sama gue." protes Leo.
Hendy tahu dia tidak bisa menyembunyikan apapun dari Leo. Dia tidak yakin, namun akhirnya dia bercerita.
"Gue tadi lihat cewek di deket ruang guru, cantik banget."
"Manusia?"
"Dengerin dulu kenapa.." Hendy gemas setiap kali Leo memotong ucapannya.
"Nih cewek beda banget sama yang lain."
"Beda gimana?"
"Lo tahu kan setiap kali kita manggung pasti semua cewek histeris teriak-teriak gak jelas, tapi dia enggak. Dia hanya lihat dari jauh. Gak ada reaksi yang berlebihan, kalem banget."
"Serius? Emang dia siapa?"
"Gue gak tahu. Tapi kayaknya gue pernah lihat entah dimana." jawab Hendy.
Dia yakin pernah melihat cewek itu di suatu tempat. Leo lalu berpikir dia harus mencari tahu siapa cewek ini. Hanya dia satu-satunya cewek yang dibicarakan Hendy sejak mereka bersahabat. Mungkin dia juga bisa membuat Hendy akhirnya sedikit tertarik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
MissFoxxy
cuma saran kak, alurnya udah okeh wae.. Coba kalo kalimat ucapan/ kalimat langsung itu di kasih batas sama plot"nya gituh
2020-05-23
1