Setelah memasuki restoran, Nina pun langsung mengedarkan pandangannya mencari keberadaan orang tuanya. Setelah ia melihat orang tuanya tengah duduk di meja sebelah pojok sambil berbincang-bincang dengan sepasang suami istri. Ia pun bergegas menuju arah meja tersebut.
Namun ada yang janggal, ia merasa bahwa Aldo sedang mengikutinya. Namun ia buru-buru menepis fikiran tersebut.
"Mungkin ia sudah memiliki janji dengan orang lain yang kebetulan tempatnya sama dengan tempat tujuanku."
Nina pun akhirnya sampai di meja tujuan, ia segera membungkuk dan tersenyum semanis mungkin.
"Hallo, selamat siang Om, Tante." Nina mengulurkan tangannya dengan maksud menyalami tamu orang tuanya, mungkin lebih tepatnya calon mertuanya sendiri. Namun, tiba-tiba saja Nina di peluk oleh wanita tersebut.
"Hallo sayang, kamu putrinya jeng Mirna yaa? Cantik seperti mamahnya." puji wanita itu sambil melepaskan pelukannya.
"Hehe iyaa, terimakasih Tante," jawab Nina sambil tersenyum.
"Astaga, jangan panggil tante yaa. Panggil mamah aja ya sayang." pintanya sambil tersenyum.
"Hehe, i-iyaa mahh?"
Lalu Ibu Zahra menyuruh Nina untuk duduk di kursi yang sudah di sediakan di sana.
Di sisi lain, ada seseorang yang tengah memperhatikan adegan tersebut. Ia terlalu kaget sampai-sampai ia hanya bisa mematung melihat adegan tersebut.
"Lhoo, itukan Nina. Kenapa dia nyamperin ke meja orang tua gw ya? Lhaa, ko tiba-tiba mamah gw meluk dia sii? Jangan bilang...." Aldo yang terlalu kaget melihat pemandangan tersebut hanya diam mematung tanpa beranjak sedikitpun dari tempat ia berdiri. Sampai ia tak sadar bahwa Ibunya tengah memanggilnya.
"Nak, di sini!" pinta Ibu Zahra yang tak lain adalah mamahnya Aldo sambil melambaikan tangannya.
"Ahh iyaa mah," jawab Aldo singkat.
Lalu ia segera melangkahkan kakinya menuju meja orang tuanya itu. Di lihatnya Nina sudah duduk di salah satu kursi di sana. Ia yang terlalu kaget akan hal tersebut sampai-sampai lupa bahwa ia belum memberikan salam kepada tamu orang tuanya, yang tak lain adalah orang tua Nina.
"Salam dong sayang." perintah Ibu Zahra kepada anaknya.
"Ahh maafkan saya Om, Tante," jawab Aldo sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk menyalami orang tua Nina.
Lalu Aldo duduk di sebuah kursi, ia duduk tepat di depan Nina. Matanya terus menatap Nina, dan sebaliknya. Karena mereka tak menyangka jika akan di jodohkan dengan musuh mereka sendiri.
"Nah ayoo kita makan dulu." pinta Ibu Zahra kepada yang lain. Lalu mereka pun makan dengan khidmat, tak ada obrolan di antara mereka. Yang terdengar hanyalah suara pertemuan antara garpu dan sendok di atas piring.
Sesudahnya makan, para orang tua berbincang-bincang. Namun keheningan masih terasa di antara Nina dan Aldo, Ibu Mirna yang menyadari hal itu langsung tersenyum.
"Nina, apakah kamu kenal dengan Aldo? Mamah dengar ia bersekolah di SMA yang sama denganmu?" tanya Ibu Mirna untuk memecahkan keheningan di antara mereka.
Nina yang mendengar hal itu hanya tersenyum.
"Tentu saja Nina kenal mah, kita bahkan 3 tahun berada di kelas yang sama. Iyakan Aldo?" tanya Nina dengan senyuman terpaksanya sambil melihat ke arah Aldo.
Aldo yang mendengar hal itu hanya tersenyum seadanya.
"Wahh baguslah jika mereka sudah saling kenal. Baiklah, jika begitu nanti Selasa kita akan mengadakan pertunangan untuk kalian berdua," ucap Pak Bambang yang tak lain adalah Ayah Aldo sendiri.
"Apaa?!" serentak Aldo dan Nina karena saking terlalu kaget.
"Ohh hoho lihat kedua anak itu, mereka sangat kompak yaa jeng," tanya Ibu Mirna kepada Bu Zahra.
"Hihi iyaa ya jeng." lalu mereka tertawa bersama-sama akan tingkah anak-anak mereka.
Akhirnya acara hari itu telah usai, mereka akhirnya berencana untuk pulang karena 2 hari lagi akan di adakan pertunangan anak mereka.
"Aldo, antar Nina pulang yaa nak." perintah Ibunya kepada anak semata wayangnya sambil tersenyum.
"T-tapi mah, Nina kan bisa pulang bersama orang tuanya."
"Huss anak mamah, jangan seperti ituu. Sudah sana, ajak Nina pulang bersama sebelum dia naik ke mobil tuhh."
Aldo pun akhirnya menuruti perintah Ibunya, ia berlari ke arah Nina karena di lihatnya Nina sudah hampir menaiki mobil, namun untung saja masih terkejar oleh Aldo.
Grepp...
"Nina, pulang sama gue yuu." ajak Aldo sambil menggenggam tangan Nina.
"Haa?" Nina yang terlalu kaget akan ajakan Aldo hanya bisa membulatkan matanya.
Orang tua mereka yang melihat hal tersebut hanya tersenyum, karena tingkah anak mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Kadek
semngt ya
2020-08-05
0
Sugianti Bisri
Lanjut Thor, keren nih ceritanya 👍👍👍
" Temani aku, Ken! " udah update loh😊😊😊
2020-08-03
0
iim moet ☺
aku baru nyampe disini kak. semangat 💪
salam #FA & bescamp
jangan lupa di tunggu kehadirannya
"Perjuangan Cinta Amri "
2020-07-20
0