"Rencana kita berhasil ma. Nadine setuju dengan perjodohan itu," ucap Leonardi sambil memeluk sang istri.
Mama Elsa yang juga bahagia langsung memeluk suami tercintanya..
"Sebentar lagi kita akan punya cucu pa," ucap Elsa pada suami nya.
***
Sementara disebuah hotel sang cassanova juga baru bangun dari tidurnya setelah semalaman habis bertempur dengan wanita yang baru saja berkenalan dengannya di sebuah klub malam.
Hanya bermodal sedikit rayuan beberapa uang, Revano berhasil membawa wanita yang berbeda setiap malam nya untuk dia kencani.
Revano yang baru bangun, langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya dari sisa sisa tempur semalam.
Setelah mandi, Revano yang sedang mengeringkan rambutnya mendapat telepon dari mama nya yaitu Sisil.
"Vano, kamu di mana? Kamu pulang sekarang ya, ada yang mau mama sama papa akan bicarakan sama kamu," ucap mama Revano dari seberang telepon.
"Iya ma, tiga puluh menit lagi Vano sampai rumah," jawab Vano cepat.
"Oke mama tunggu ya sayang," balas mama Revano sambil memutuskan panggilan telponnya.
Tiga puluh menit kemudian, Revano sampai di rumah utama nya.
"Tuan muda, nyonya tuan sudah menunggu tuan muda di kamarnya," ucap asisten rumah tangga Vano yang sudah menunggu kedatangan Revano di depan pintu rumah dari tadi.
"Oke makasih," jawab Revano singkat sambil berlalu ke kamar orang tuanya.
Sesampainya dikamar, Vano melihat mamanya sedang terbaring lemah di atas kasur, tak lupa ada papa Vano yang duduk di samping nya.
"Vano, sayang," panggil mama dengan sedikit batuk.
"Mama kenapa?? Mama sakit apa, apa perlu Vano bawa ke rumah sakit??" tanya Revano yang cemas dengan keadaan mamanya.
"Vano papa keluar dulu, mama mu mau bicara empat mata denganmu," ucap papa yang berjalan meninggalkan kamar itu sambil menepuk pelan bahu anak kesayangannya itu.
Vano langsung duduk ditempat yang tadi di duduki papanya.
"Mama mau bicara apa?" tanya Vano pelan menciumi kedua tangan mamanya.
Mama Vano menarik napas pelan.
"Revano sayang, mungkin umur mama sudah tidak lama lagi, maka dari itu mama mau kamu segera menikah dengan wanita pilihan mama nak. Dia anak sahabat mama. Dengan kamu menikahinya, mama bisa pergi dengan tenang, karena mama ingin sekali melihat kamu menikah," pinta Sisil pura pura lemah.
Vano mengusap kasar wajah tampannya.
"Mama gak boleh bicara seperti itu dong ma," ucap Vano menitikkan air matanya.
"Mama sakit apa? Mama ayo kita berobat keluar negeri," tambah Vano sedih.
Mama Sisil hanya menggelengkan kepala nya.
"Tapi ma," ucap Revano yang terputus karena dipotong langsung oleh mamanya.
"Apa kamu tidak menyayangi mama?" tanya mamanya dengan suara bergetar. Membuat Vano tidak mempunyai pilihan lain selain menerima perjodohan ini.
Mendengar kata kata itu Revano Akhirnya luluh menuruti permintaan sang mama.
"Baiklah ma, Vano setuju," jawab Vano pasrah.
Sementara mama Sisil hanya tersenyum lemah mendengar jawaban anaknya. Padahal hatinya saat ini sangat girang sekali.
"Makasih sayang," jawab mama Sisil mengusap tangan putranya.
'Pintar juga ide calon besanku itu' batin mama Sisil yang merasa puas dengan hasil akhirnya.
.
.
Beberapa hari kemudian keluarga Revano pun datang ke rumah Nadine untuk melamar dan mendengar jawaban langsung dari Nadine.
"Jeng, seperti yang sudah kita bicarakan sebelumnya. Tujuan kami datang ke sini untuk melanjutkan perjodohan anak-anak kita, sekalian saya mau melamar Nadine buat Vano," ucap mama Sisil dengan senyuman yang tak pernah hilang dari wajah nya karena bahagia.
"alhamdulillah kalau begitu jeng Sisil, berarti sebentar lagi kita akan menjadi keluarga," ucap mama Elsa dengan bahagia.
"Baik, kalau begitu mama jemput gih Nadine di kamarnya," titah papa yang dibalas anggukan dari mamanya Nadine.
Vano yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya, tak sengaja melihat kearah tangga, dimana disitu ada Nadine yang turun didampingi oleh mamanya.
Nadine terlihat begitu cantik dan anggun, meskipun dia tampak sedikit malu-malu.
Seketika mata Vano terpaku, jiwa cassanova nya meronta melihat Nadine yang begitu cantik dan seksi dimatanya.
'Sial cantik banget jodoh gue,' batin Vano. Ini mengapa juga si botak resah banget di dalam, gak tahu apa di sini banyak orang,' umpat Vano dalam hati mengutuki benda pusaka nya si botak.
"Wah calon menantu Tante ini cantik sekali ya," puji Tante Sisil mamanya Vano.
Nadine hanya diam, wajahnya memerah karena malu.
"Oh ya Nadine, kenalkan ini anak Tante, Revano Adriansyah.
Vano yang dari tadi memperhatikan Nadine memperkenalkan dirinya dengan menjabat tangan Nadine.
"Revano," ucap Vano sambil mengulurkan tangannya.
"Nadine," jawab Nadine singkat sambil membalas jabatan tangan Vano.
Papanya Vano mulai membuka pembicaraan.
"Hhmmm, jadi begini Nadine, tujuan kami datang ke sini untuk melamar kamu buat menjadi istrinya anak Om yaitu Revan," ucap papa Adriansyah pada Nadine.
Nadine yang sebelumnya itu sudah mengetahui maksud kedatangan keluarga itu tampak berpikir sejenak dan tak lama kemudian mulai bersuara.
"Maaf sebelumnya Om, Tante jika Nadine kurang sopan," ucap Nadine sambil melihat kepada kedua orang tua Vano secara bergantian.
Mendengar kata kata maaf dari Nadine, kedua orang tua Vano sedikit kaget, mereka takut jika Nadine akan menolak perjodohan ini, sedangkan Vano langsung menatap tajam Nadine.
"Nadine akan menerima lamaran ini, jika Om, Tante, dan juga Vano mengijinkan Nadine untuk tetap melanjutkan kuliah Nadine," lanjut Nadine lagi dengan menundukkan kepalanya.
Saat itu juga kedua orang tua Vano menarik napas lega dan tersenyum lebar kearah Nadine karena lamarannya diterima.
"Alhamdulillah, Tante sama Om kira kamu akan menolak perjodohan ini" jawab Adriansyah papa nya Vano
"Iya sayang, Tante tadi sudah cemas loh, kalau kamu memang ingin kuliah, gak masalah sayang. Kami gak akan melarang kamu kok. Iya kan Vano?" tanya mama Sisil kepada anaknya.
Vano yang dari tadi melamun memperhatikan Nadine dibuat salah tingkah dan kaget oleh mamanya.
"Ah, aaa iya ma," jawab Vano sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Alhamdulillahh, acara lamarannya berjalan lancar. Sekarang tinggal kita menentukan hari tunangan juga pernikahannya saja," usul Leonardi diiringi anggukan oleh masing masing kedua orang tua tersebut
Saat kedua orang tua mereka menentukan hari penting tersebut, tiba tiba Nadine angkat bicara.
"Maaf papa, mama, Om, dan Tante, apa boleh Nadine bicara sebentar sama Vano?" ucap Nadine melirik semua yang ada di ruangan itu secara bergantian.
Sontak semua mata tertuju kepada Nadine,tak terkecuali juga Vano.
"Ya boleh dong sayang, memang seharusnya kalian bicara berdua,biar lebih akrab," jawab mamanya Vano.
"Ayo Vano, kita bicara di taman belakang," ajak Nadine sambil berjalan diiringi Vano dari belakang.
Sementara orang orang tua tersebut melanjutkan obrolan mereka kembali.
"Lo udah tahu kan kalau kita ini mau dinikahkan? Jadi di sini gue mau ngomong sama lo, kalau gue sebenarnya terpaksa nerima perjodohan ini," ucap Nadine terus terang kepada Vano, sehingga membuat sang cassanova itu kaget.
Wah bagaimana ya kelanjutannya.?
Ikutin terus ya...
Jangan lupa like commen nya ya kakak biar author jadi semangat.
Terima Kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
Sepertinya Vano kelewat pd mengira Nadine menerima perjodohan ini karena pesona Vano ...wlek.....
2023-01-19
0
Eni Purwanti
ya Nadine jangan mau kamu dirugikan sama si tukang celap celup🤦🤦🤦🤦
2022-04-20
2