Tiga orang tengah berkumpul di sebuah ruangan. Mereka baru saja tiba di negara yang telah memberi luka 16 tahun yang lalu. Pencarian putri tercinta masih berlangsung. Sampai kapanpun mereka tak akan pernah menyerah. "Pi. Sudah 16 tahun lamanya. Putri kita pasti sudah menjadi gadis yang cantik." Wanita itu berkata sambil menatap lekat foto yang selalu di bawanya. Alvin mengangguk. Pemuda itu juga sangat merindukan adiknya. Bahkan dulu Ia sudah membayangkan jika mempunyai adik nanti akan tumbuh dan selalu bersama. Namun manusia hanya bisa berencana bukan? selebihnya adalah kehendak sang kuasa. Papi menghela napas. Pria itu menenangkan istrinya yang sedang menangis. Pencarian dan segala upaya telah mereka lakukan namun belum membuahkan hasil. "Dimana kamu sayang.." Gumam pria itu sambil meneteskan air mata.
Alex memasuki kamar anak gadisnya. Al masih terlelap dengan tenang. Pria itu menaiki ranjang. Memeluk dan menciumi pipi putrinya. "Bangun sayang. Ini sudah jam berapa? Kamu terlambat nanti." Alex berkata dengan lembut dengan sedikit menarik telinga Alesya. Gadis itu mulai membuka matanya. "Morning Sayang." Sapa Alex sambil tersenyum manis. "Morning Dad. Ini jam berapa?" Tanyanya karena melihat Alex sudah siap dengan pakaian rapinya. "Jam 7 Sayang." Jawab Alex membuat gadis itu dengan cepat turun dari ranjang. "Kenapa Daddy nggak bangunin Aku? Aku kuliah jam 8." Celoteh Al sambil mengikat rambutnya untuk segera mandi. "Daddy sudah bangunkan kamu dari jam 6. Daddy tinggal dan ternyata kamu nggak bangun juga." Jelasnya namun Al tak punya waktu mendengarkan langsung berlari menuju kamar mandi.
Selesai bersiap. Al langsung menghampiri Daddynya yang menunggu sambil membaca majalah di kamar. "Ayo Dad." Ajak Alesya membuat Alex mendongak menatap wajah cantik alami itu. Mata Alesya yang biru, bulu mata lentik, alis indah dan jangan lupakan bibirnya yang begitu menggoda membuat Alex lagi lagi harus terpancing hasrat nya untuk mencium bibir lembab itu. Namun Ia masih waras. Ia tak akan melakukannya ketika gadis itu sadar. "Daddy." Panggil Alesya membuat Alex tersadar dari lamunannya. "Ah... Ayo." Pria itu menggandeng tangan putrinya untuk segera berangkat.
Perjalanan di selingi dengan ocehan Alex. Pria itu sedang menyuapi Alesya meskipun di tolak berkali kali. Karena buru buru mereka sarapan di perjalanan. Alex tak akan membiarkan putrinya melewatkan sarapan pagi karena itu sangat penting. "Sudah Dad. Al sudah kenyang." keluhnya namun. "Satu suap lagi sudah habis." Alex menyuapi lagi. "Jangan manyun begitu. Daddy cium nih." Godanya membuat Alesya cemberut.
Alex memeluk dan menciumi wajah putrinya sebelum turun. "Daddy. Aku nanti telat." Keluh Alesya. "Ah Iya Sayang. Hati hati." Pesannya dan Al mengangguk. "Love you Dad." Alesya mencium pipi pria itu sekilas. "Love you too sayang." Balasnya sambil tersenyum menatap kepergian Alesya.
Seorang gadis baru saja keluar dari kelas. "Al." Sapa seseorang sambil menepuk bahunya. "Kak Winda." Al tersenyum ramah pada teman sekelasnya itu. "Panggil Winda saja." Katanya namun Al menggeleng. Usia Winda lebih tua darinya jadi tidak sopan. "Ke cafe yuk. Sekalian bikin tugas." Ilham ikut nimbrung. "Tapi...." Alesya bimbang. "Sekali kali. Kamu kalo habis kuliah selalu pulang lebih dulu. Lagian mata kuliah selanjutnya kosong. Dosennya tidak datang." Jelas Ilham membuat Al mengangguk.
Ketiganya duduk di cafe sambil makan dan mengerjakan tugas bersama. "Yang antar jemput kamu siapa Al?" Tanya Ilham penasaran. "Ayah aku. Kalo nggak ya Asistennya." Jawab Al sambil menyantap makanannya. "Ada yang telpon kamu berkali kali tuh. Nggak di angkat?" Al menggeleng sambil tersenyum menanggapi Winda.
"Nona." Suara itu membuat Al menoleh. "Tuan sudah menunggu." Lanjutnya lagi membuat Al mengangguk. "Aku duluan ya kak." Pamitnya pada kedua temannya. "Hati hati Al." Al mengangguk. Ia meraih beberapa lembar uang dan menaruhnya di meja. "Aku traktir." Katanya langsung bergegas. "Al..." Panggil Winda tidak enak hati. "Nggak papa kak." Jawabnya sambil terus melangkah. "Makasih Al." kata Winda memandangi kepergian gadis cantik itu.
Alesya tau Daddynya marah. Di sepanjang perjalanan pria itu hanya diam. "Duduk." Tegas Alex saat mereka sampai di rumah. "Daddy sudah bilang. Jangan kelayapan. Daddy kan suruh kamu langsung pulang. Kenapa mampir mampir? Kenapa nggak angkat telpon dari Daddy?" Cecar Alex membuat Al menunduk. "Maaf Dad." Lirih gadis itu. Alex berjalan mendekat. Ia memeluk tubuh putrinya dengan erat dan mengecup kening Al beberapa kali. "Daddy nggak mau kamu kenapa napa sayang. Daddy takut terjadi sesuatu sama kamu." Ungkapnya sambil mengusap punggung Al.
Alex menggendong Al dan menjatuhkan di ranjang. Ia menyuruh gadis itu untuk tidur siang tapi Al terus menolak. "Daddy. Aku mau nonton." Keluhnya. "Tidur. Semalam kamu tidur larut." Kata Alex ikut berbaring di samping putrinya. "Aku tidur di kamar aku." Al hendak beranjak namun tangannya langsung di cekal oleh Alex. "Tidur di kamar Daddy." Tegasnya. Alex menarik tangan putrinya dan memeluk dengan erat. Membawanya untuk tidur dalam dekapan. "Daddy." Panggilnya pelan. "Ya Sayang." Jawab Alex dengan lembut. "Jantung Daddy bermasalah?" Tanya Al dengan polos. Jantung Alex memang berdetak cepat karena berdekatan dengan gadis itu. "Tidak. Tidurlah Sayang." Tuturnya. "Jika begini tidak bisa tidur Dad. Jantung Daddy...." Alex mengangguk. Ia menggunakan lengannya untuk bantalan kepala gadis itu.
Di tatapnya wajah Al yang begitu cantik. Beberapa menit berlalu gadis itu sudah tertidur sangat lelap. Ia mengusap bibir lembab putrinya dengan ibu jari. Mengecup dan menyesapnya berkali kali. Ciuman Alex terus menuntut. Pria itu perlahan membuka kancing baju putrinya. Menciumi dan memberi tanda di dada Alesya. Tangannya sudah terbawa suasana masuk ke dalam baju gadis itu dan meraba perut rata yang begitu lembut. "Ungh..." Lenguh Al membuat Alex berhenti. Tiap malam Ia melakukan Ini. Namun tak pernah memberi tanda di kulit putih gadis itu. "Aku mencintaimu Sayang. Sangat mencintaimu." Lirih Alex ikut memejamkan mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Putri Nazwa
identitas alesa mulai terkuak,
semangat up thor
2022-04-11
1
Syafikaa Rozali
boleh x kalau up 3 kali sehari...best sangat baca..pls Thor up yer
2022-04-11
1