Kamu Hanya Punya Daddy

Hari Sabtu. Hari malasnya Alesya karena sedang libur. Gadis itu masih menggunakan piyama atas bawah berlengan pendek. Pergi menuju dapur untuk mengambil sebotol susu dan keripik kentang. Ia melangkah ke ruang keluarga. Menyalakan TV besar di hadapannya sambil duduk santai menonton kartoon. Matanya fokus ke depan sambil mulut terus bergerak mengunyah cemilan gurih itu.

Alex sudah siap di meja makan menunggu putri tercinta. Tadi Ia sudah membangunkan Al dan memastikan gadis itu masuk ke kamar mandi. Namun sampai sekarang belum datang juga. Padahal sudah dua puluh menit lebih menunggu. Salah satu Maid menghampirinya. "Dimana putriku?" Tanya Alex dengan dingin seperti biasa. "Di ruang keluarga Pak. Non sedang menonton TV." Jawabnya membuat Alex menghela napas. "Bawa sarapannya kesana ya." Perintahnya lalu melangkah pergi. "Baik Pak." Jawab wanita itu segera melaksanakan perintah Alex.

Pintu ruang keluarga terbuka lebar dan Alesya tidak menyadari itu. Alex menggelengkan kepalanya melihat Al tengah rebahan di sofa sambil menonton dan lebih parahnya gadis itu belum mandi juga. Alesya sedaritadi menatap TV kemudian mengalihkan pandangan ketika beberapa kecupan mendarat di wajahnya. "Daddy." Dengan cepat gadis itu mendudukkan diri. Ia lupa jika Daddynya sudah menunggu di ruang makan. "Daddy suruh kamu apa Sayang?" Tanya Alex Sambil mengelus kepala putrinya dengan lembut. "Maaf Dad. Al lupa." Jawabnya begitu polos. Alex lagi lagi menghela napas. Mau marah pun tak tega melihat wajah cantik di depannya. Ia hanya khawatir jika Alesya telat sarapan nanti akan sakit. "Sarapan dulu." Tutur Alex dan Alesya mengangguk.

Beberapa hidangan sudah tersaji di meja. Alex ikut putrinya duduk di bawah beralaskan karpet. Keduanya mulai makan sepiring berdua. Seperti biasa Alex selalu menyuapi Alesya. "Daddy." Panggilnya dengan mulut penuh. "Telan dulu Sayang. Setelah itu bicara. Kamu nanti tersedak." Tutur Alex dan Alesya mengangguk. "Ayo jalan jalan." Ajak gadis itu. "Kemana?" Alesya tampak berfikir. Kira kira tempat apa yang ingin dikunjunginya. "Ke Mall. Tapi ayo naik motor saja." Kata Alesya dan tentu Alex menolak dengan cepat. "Tidak. Naik mobil saja. Bahaya. Daddy khawatir sama kamu." Jawab Alex. "Ayolah Dad...Sekali saja." Pintanya memohon tapi tak akan membuat Alex luluh. "No Sayang. Kita pergi naik mobil. Jika tidak mau tidak usah pergi." Ancamnya langsung membuat Al setuju. "Mengertilah Sayang. Hanya kamu yang Daddy punya. Daddy tidak mau terjadi sesuatu padamu."Alex bertutur dengan lembut sambil mengusap pipi putrinya. "Maaf." Kata Alesya. Ia merasa bersalah pada Daddynya. Hanya dia yang pria itu punya. Jadi wajar saja Alex akan sangat over protective. Pria itu sudah merawatnya dengan baik sebagai orang tua tunggal. "Tidak apa. Kamu tidak salah Sayang." Alex menaruh piringnya dan membawa Alesya ke dalam pelukan.

Alex sudah siap lalu memasuki kamar anak gadisnya. Ia menggelengkan kepala. Alesya Belum bersiap. Bahkan gadis itu belum mandi karena masih menggunakan pakaian yang sama. "Astaga sayang. Kamu belum mandi juga." Kata Alex dan Alesya menggeleng. "Kenapa hm?" Tanyanya dengan lembut. "Ponsel Al tidak tau kemana. Al masih mencari." Jawab gadis itu. "Mandilah. Biar Daddy Carikan." Perintah Alex dan Alesya langsung melaksanakannya. Pria itu duduk di sofa sambil tersenyum. Ponsel Al memang di bawa olehnya sejak semalam. Ia ingin tau tau riwayat pesan dan panggilan gadis itu. Ternyata banyak nomor tidak di kenal menghubungi putrinya. Alex harus lebih waspada mulai sekarang.

Mereka sekarang sudah berada di mall. Alex menggenggam tangan Al dengan erat. Tak membiarkan gadis itu lepas darinya. "Daddy. Al mau itu." Tunjuknya pada toko donat yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri. "Baiklah. Kita bungkus. Makan di rumah saja." Tutur Alex dan Al mengangguk.

Alex menghela napas. Jalan jalan begitu singkat. Putrinya mengelilingi Mall dan hanya menginginkan donat saja. Al tidak mau beli apapun padahal Alex sudah berkali kali menawarkan. Kini Alex sedang berenang ditemui Alesya yang duduk di tepian sambil makan donatnya dengan lahap. "Daddy geli." Keluh Alesya saat pria itu menggelitik kakinya yang berada di dalam air. Alex muncul ke permukaan. Menyudahi acara berenangnya kemudian duduk di samping putri tercinta. "Daddy mau?" Tanya Al dan Alex mengangguk. "Jangan Ambil yang baru. Bekas kamu saja." Kata Alex ketika Al hendak mengambil donat baru untuknya. "Baiklah." Alesya menyuapi pria itu. "Daddy." Panggi Alesya pelan. "Ya sayang. Ada apa?" Alesya menatap Daddynya. "Bagaimana rupa Ibu Al? Al tidak pernah melihat fotonya sama sekali. Lalu kenapa Ibu meninggal?" Tanyanya dengan ragu. Ia berharap Alex tidak marah kali ini. Karena dulu saat Ia menanyakan hal yang sama Pria itu malah pergi. Alex tidak menjawab pertanyaan putrinya. Ia berdiri dan mengambil handuk lalu mulai berjalan menjauh. "Dad. Aku butuh kejelasan tentang ibuku." Kata Al sambil berdiri menatap punggung pria itu. Sam menghentikan langkahnya. Ia berbalik kemudian memeluk Alesya yang sudah menangis. Ia paham situasi gadis itu. Namun entah apa yang harus di jelaskanya. "Kamu hanya punya Daddy Sayang." Jawaban Alex membuat Alesya tidak puas. "Dad..." Panggilnya sambil terisak. "Daddy tidak bisa menjelaskannya sayang." Kata pria itu dengan lembut membuat Alesya mengangguk paham. Mungkin ada luka di masa lalu yang membuat Alex enggan bercerita. Pikir Alesya. Lagi lagi hal ini selalu menjadi misteri yang tak terpecahkan. Jalan ceritanya buntu. Alesya tak mengetahui apapun tantang wanita yang sudah melahirkannya. "Jangan menangis. Kamu membuat Daddy sedih." Alex mengusap air mata putrinya dengan lembut. Mengecup kedua mata indah itu bergantian.

Terpopuler

Comments

Putri Nazwa

Putri Nazwa

semangat selalu othor

2022-04-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!