Alergi

Sore ini, Ava masih berusaha untuk beradaptasi. Rambut merah muda, gaun elegan, parfum lavender , kulit seputih salju, perhiasan mahal dan ruangan kuno.

Desain mansion ini cukup gila. Sebagai seorang arsitek, Ava bahkan sampai terkagum-kagum. Di dalam kamar terasa sangat glamour , namun juga terasa suasana begitu klasik. Jika ia perhatikan lebih lanjut , kamar ini pun menyeruakan hawa gothik.

Sore ini, kebetulan, Duke diharuskan menghadiri pertemuan militer. Ia meninggalkan Ava dengan beberapa pengawal terlatih. Terlebih , Duke juga telah mengutus Pangeran Mahkota untuk menjaga Ava.

Lagipula tadi siang, Mr. T juga telah memberi Ava obat beserta salep dan tongkat untuk mempercepat pemulihan. Mr. T juga sedang izin pergi setelah mendapat kabar bahwa siput benua Asia kesayangan nya hilang.

Ah , ngomong-ngomong, Ava kembali muda. Usia asli nya adalah 25 tahun dan sekarang menjadi 16 tahun.

Itu berarti , Pangeran Leonardo berusia 19 tahun dan Xera 15 tahun.

" Nona, Anda harus bersiap, Pangeran Mahkota datang ke mansion." Lontar Ira dari arah pintu kamar. Ava lumayan kaget. Ini terlalu cepat dari yang ia bayangkan.

Seperti yang diceritakan di dalam novel, Leonardo datang saat Ava tergelincir. Ia tidak datang sendiri, melainkan atas perintah Raja dan surat dari Duke. Ia dengan wajah acuh menatap ke arah Ava tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan kemudian lekas pergi menemui Xara.

Ah menyebalkan. Ava malas bertemu dengan si Pangeran Kematian itu. " Ira, suruh dia pulang." Perintah gadis berambut merah muda yang masih berselonjor di atas ranjang.

Ira membulatkan mata cokelat madu nya. " Nona, Anda tidak salah? Biasanya kan Anda akan sangat senang." Ujar Ira. Wajah nya keheranan.

Mata Ava berlarian memandang kesana kemari. Berusaha mencari alasan. " Aku sedang alergi dengan Pangeran Mahkota." Balas gadis bermanik biru itu sembarangan. Ah, yang penting Pangeran Kematian itu pergi dulu dari sini.

" Alergi? Apa itu semacam bintik-bintik merah?" Tanya Ira polos. Ava mengangguk serius. " Ya tepat sekali. Karena baru jatuh dari sungai, kulit ku jadi sensitif. Sejak kau mengatakan Pangeran datang kemari, kulitku langsung gatal, bintik -bintik merah juga mulai muncul.Uh, cepat suruh dia pergi!" Ava langsung berpura-pura menggaruk lengan tangan.

Ira menjadi panik. Wajah nya khawatir dan bimbang. " Baiklah, saya akan meminta Pangeran Mahkota untuk pulang." Ira yang tidak ada pilihan akhirnya mengiyakan perkataan Ava. Meski tidak yakin, gadis itu berusaha mempercayai pada apapun dilontarkan oleh Nona nya.

Saat Ira akan berbalik dan membuka pintu untuk keluar, Ava mencegat nya. Ira menyelingak." Ira, supaya Pangeran Mahkota tidak tersinggung, katakan pada nya bahwa aku masih tidur." Ava kemudian menarik selimut.

Ira mengangguk. " Baik, Nona." Ujar gadis berambut keriting itu. Ia lalu keluar kamar dan menutup pintu besar di kamar. Ah , lega nya.

Sayang nya, rencana itu tidak berjalan semulus yang ia ingin kan. Sekitar sepuluh menit berlalu, semua nya menjadi kacau. Pintu kamar dibuka paksa oleh seseorang. Ava tidak tau siapa orang itu karena diri nya masih ber-akting tidur. Ya ampun, sekarang orang itu mulai berjalan mendekat ke arah Ava dengan langkah berat.

" Tidak usah bersandiwara tidur!" Pekik Pangeran Leonardo sembari menarik kasar selimut Ava. Gadis itu terkejut dan juga marah. Ia membuka mata perlahan.

Detik berikutnya , ia disuguhkan sosok lelaki tinggi, tampan dan berkarisma. Rambut nya hitam misterius dan kulit nya pucat. Tidak salah lagi, itu pasti Pangeran Kematian! Pikir Ava

Menit selanjutnya, Ira datang dengan nafas tersengal-sengal. " Hosh, hosh, Ma-maaf Pangeran, Anda telah melanggar norma kesopanan dengan masuk ke kamar Nona saya." Lontar Ira susah payah.

Leonardo seperti mengabaikan Ira. " Aku diutus langsung oleh surat dari Duke." Ujar nya menatap tajam Ava.

Wajah Leonardo bersungut. " Ini kan yang kau ingin kan heh? Kau ingin aku datang kemari dan memberi perhatian." Hardik Pangeran Mahkota Leonardo.

Ava menyandarkan kepala nya ke ranjang dan menatap tajam Leonardo. " Heh, jangan terlalu percaya diri! Meskipun kau Pangeran tapi sikap mu sekarang lebih seperti seorang baj*ngan, kau paham!" Jawab gadis itu keras. Saat ini, aia masih belum bisa berdiri karena kaki yang masih sakit.

Mata Leonardo tambah melotot, urat-urat kemarahan sudah muncul di dahi nya. Ia berjalan mendekat ke arah kaki gadis itu dan menekan kaki yang masih diperban dengan keras. Ava memekik. " S**t, Pangeran biad*b!" Bentak nya.

***

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

😂😂😂😂alergi

2022-12-09

0

Kaisar Tampan

Kaisar Tampan

Aku udah mampir ya kak.
bantu dukung karyaku juga. simpanan brondong tampan

2022-07-08

0

Rose_Ni

Rose_Ni

Ayo gelud😁

2022-04-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!