Berkunjung

Ava memekik keras hingga memancing keributan. Para pelayan serta pengawal berdatangan dengan terpogoh-pogoh. Ira yang berada di sana pun tampak sangat cemas.

" Ada apa , Nona?" Tanya salah satu dari mereka. " Kaki ku tambah sakit gara-gara ditekan oleh Pangeran Mahkota, hiks." Keluh Ava seraya menangis. Air mata itu tentu saja palsu , ia hanya ingin membuat keadaan bertambah dramatis.

Nampak nya Pangeran Kematian itu tidak peduli dengan ocehan Ava. Dia menyeringai. " Duke sedang pergi dan menitipkan mu padaku." Lontar nya. Ava kesal bukan main.

Gadis itu tidak boleh gegabah menghadapi Pangeran Kematian ini. Mendadak, ia memikirkan sesuatu. " Pangeran hiks, jika Anda terus berada disini, maka saya akan mengira bahwa Anda mulai mencintai saya." Ujar gadis bermanik merah itu dengan kalimat formal.

Leonardo mengangkat sebelah alis nya. Tiba-tiba saja, pandangan nya sangat dingin. " Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mencintai mu!" Tegas nya. Ia berlenggang pergi meninggalkan kamar.

Ava menghela nafas berat, seakan baru selesai menghadapi masalah. Untung saja Pangeran Kematian itu terpancing oleh ucapan nya dan akhirnya pergi dari sini.

***

Satu minggu telah berlalu sejak kejadian mengenaskan itu. Beberapa hari sebelum nya, Ava telah mengadukan sifat Pangeran Mahkota Leonardo pada Duke of Clenoir.

Duke of Clenoir menanggapi keluhan Ava dengan raut bersungut. Ia marah karena ada yang berani melukai putri nya. Duke of Clenoir segera meminta Mr. T untuk datang  ke mansion Clenoir. Secepat kilat, Mr. T berhadir di hadapan Duke.

Ia diperintahkan untuk memeriksa kaki Ava. Mata Mr. T berbinar , ia berdecak kagum. " Wah, kaki Nona Clenoir telah sembuh." Lontar nya saat itu.

Ava juga kaget karena sudah bisa menggerakan pergelangan kaki nya secara normal. Ini benar-benar manjur. Apa Pangeran Mahkota memiliki tangan super? Ava diam-diam mempertanyakan itu dalam hati.

Sementara, Duke of Clenoir bertambah yakin bahwa keputusan nya untuk menjodohkan Ava dengan Leonardo sudah tepat! Ia optimis memiliki calon menantu hebat.

Oleh sebab itulah, sekarang, dihari libur  kerajaan, Duke of Clenoir mengajak putrinya untuk mengunjungi istana. Awal nya, Ava menolak mentah-mentah, tetapi, ia luluh ketika melihat wajah Duke yang patah hati begitu mendengar tolakan nya.

Duke tak asal berkunjung. Demi memper-erat tali politik nya dengan Raja, ia rela merogoh kocek untuk membeli ratusan hadiah, termasuk sebuah pedang dan busur panah produksi terbaru.

Belakangan ini Duke suka sekali tersenyum, wajah nya juga mengeluarkan banyak ekspresi , terutama ekspresi yang menunjukan gejolak kebahagiaan. Semua itu berkat perubahan drastis dari putri nya yang tambah dewasa. Entah mengapa, ia lebih menyukai sifat Ava yang berkembang ketimbang sifat pemborosan nya.

Beberapa jam ketika hari menjelang petang, kereta kuda Clenoir yang membawa Duke dan Ava telah tiba di sebuah bangunan megah. Saat Ava turun dari kereta kuda, ia melongo. Bangunan istana di hadapan nya sangat nyata. Air mancur yang mengalir dari kendi, taman bunga mawar yang bermekaran. Persis dalam dunia dongeng.

Duke menepuk pundak Ava pelan. " Ada apa? Apa kau kelelahan, putriku?" Tanya nya. Kedua alis Duke hampir menyatu.

Lamunan Ava buyar. Ia menggeleng. " Aku baik-baik saja." Kaki Ava tanpa sadar berjalan memasuki istana. Disana dijaga oleh banyak pengawal, mereka kenal Ava. Tidak ada yang berani menghentikan gadis bergaun biru ketat itu. Ava terus menelusuri istana, ia tidak perduli dengan orang di sekitar. Bagi nya, desain istana ini perlu diabadikan di dalam otak nya.

Tak lama, Ava penasaran dengan semak tinggi yang diberi lubang berbentuk kotak. Seakan memang sengaja ditutupi, terkesan misterius. Gadis berambut merah muda itu menyelinap masuk ke dalam semak setinggi orang dewasa. Gaun yang ia kenakan tersangkut dan sedikit robek di bagian bawah renda akibat duri semak.

Ava menarik nya kasar hingga gaun nya bisa terlepas dari duri yang cukup tajam. Saat Ava menatap sekeliling, nafas nya berhenti dan pandangan nya bulat. Tempat ini sangat indah. Batin Ava.

Ia menyapu kan pandangan. Sebuah air terjun melesat ke bawah dengan bebas disertai dedaunan kering yang jatuh ke tanah.

" Aku tidak menyangka bahwa ada pemandangan seperti ini di dalam istana." Lontar Ava antusias.

Sesosok lelaki bermata perak memandang Ava. Ia menghampiri gadis itu dengan memutar kursi roda nya.

" Bukankah disini sangat indah." Sebastian berkata sembari mendekat ke arah Ava. Gadis itu memutar badan nya. Ia mengamati lelaki di depan nya. Pandangan sayu, menggunakan alat bantu jalan, rambut perak, dan kulit nya amat pucat. Berdasarkan kesimpulan Ava, lelaki ini bernama Sebastian, kakak dari Leonardo yang disembunyikan oleh Raja karena memiliki kekurangan.

" Salam, Pangeran Sebastian." Ava menunduk.

Melihat itu, Sebastian tertawa keras. " Kau orang pertama yang memberi ku salam." Ujar nya. Ava tau, terkandung duka di dalam kalimat sang pangeran.

***

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

sepertinya jodoh

2022-12-09

0

Rose_Ni

Rose_Ni

Ayahku Mak Comblangku😁

2022-04-17

2

M.S.sedon

M.S.sedon

keren bnget cerita ny,,,👍👍👍👍

2022-04-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!