Malam hari nya
"Uncle apa kau akan menginap?"tanya Dhea kepada Samuel yang sedang fokus dengan komputer di depan nya.
Samuel yang sedang duduk di ruangan keluarga bersama Kevin itu seketika melirik keponakan nya, lalu mengangguk pelan.
"Seperti nya iya, Dhea tolong suruh pelayan menyiapkan kamar ku yang biasa dan kamar tamu untuk Kevin,"ucap Samuel kepada gadis cantik itu.
"Tapi Uncle jangan lupa uang ku yah,"ujar Dhea setengah berbisik mendekat kepada telinga Samuel.
"Iya,"ucap Samuel mengeleng melihat tingkah anak Reno itu.
Pria itu terlihat sangat akrab berbincang dengan Dhea, sampai-sampai Lenka yang berada di lantai atas yang berdiri menatap ke bawah hanya memasang raut wajah heran.
'Dhea sangat akrab dengan Sam, tapi mereka jarang bertemu, apa Sam berkunjung saat Aku sibuk kuliah,' batin Lenka menatap kepada Samuel yang fokus dengan laptop nya.
Samuel yang menyadari sedang di tatap Lenka itu seketika memutar wajah nya dan mendongkakan menatap ke atas melihat gadis kecil yang sering menganggu nya dahulu sudah bertambah dewasa.
'Dia sama cantik nya dengan Kak Rere,' gumam Samuel tersenyum miring.
Lenka yang kaget menerima tatapan itu berhenti menatap Samuel dan berlari kembali masuk ke dalam kamar nya dengan langkah cepat.
"Kevin,"ucap Samuel memberhentikan ketikan nya.
"Ya Tuan?"ucap Kevin dengan bingung.
"Anak Tuan Varo, seperti nya Aku menyukai nya, apa itu wajar?"tanya Samuel dengan suara datar nya.
Glek..
Kevin menelan saliva nya dengan kasar, apa Dia tidak salah mendengar Samuel yang kejam dan sadis tanpa belas kasihan itu memiliki rasa cinta kepada seseorang.
"Tidak Tuan,"ujar Kevin menjawab dengan tegas nya.
"Hmm, jika kau berkata seperti itu, Aku semakin ingin memiliki nya,"gumam Samuel memegang kedua dagu nya dengan seringai seram nya.
Hari semakin malam dan larut, semua orang sudah makan malam sedangkan Samuel dan Kevin masih fokus dengan pekerjaan mereka, seketika Kevin kaget.
"Bos, lihat,"ucap Kevin memperlihatkan sebuah foto pria tua yang sangat Samuel kenal.
Seketika mata Samuel membola, dengan wajah kaget dan deru nafas yang memburu Dia langsung berdiri dan mengebrak meja ruangan itu dengan kuat.
Brak...
"Tidak mungkin,"gumam Samuel dengan wajah menahan amarah.
Bayangkan masa lalu kelam yang menimpa diri nya membuat pria itu takut sekaligus geram ingin membunuh siapa saja yang ingin Dia temui.
"Apa mereka yakin dengan pria itu?"tanya Samuel yang tampak lebih tenang.
"Ya, ini sebuah kebetulan yang hanya akan ada 1 dibanding seribu bos, apa kita akan bisa menang?"gumam Kevin dengan menunduk mengatakan itu.
"Kita akan, si@lan Aku akan membalas nya,"umpat Samuel menutup laptop nya kasar.
"Minta tim pengejar untuk terus melacak posisi nya Kevin, dan seperti nya 17 tahun penantian ku tidak sia-sia,"gumam Samuel dengan mata tajam dan merah meremas gengaman tangan nya sendiri.
"Baik bos,"ucap Kevin memilih langsung menghubungi tim pengejar.
Samuel melangkahkan kaki nya dengan tatapan datar ke depan, tanpa Dia sadari Lenka berdiri di samping nya dan melewati nya, pria itu seperti nya terlalu tersulut emosi yang membuat mood nya berubah.
Krek...
Pintu kamar Samuel di buka pelan, pria itu memasukan kedua tangan nya di saku celana, lalu duduk di balkon kamar sambil menatap langit malam, perlahan tapi pasti mata nya mulai tertutup.
"Sam, pegang pisau ini dan lari secepat yang kau bisa,"ucap seorang pria memberikan pisau yang berlumuran darah kepada seorang anak kecil itu.
Menangis pun pria kecil itu tidak bisa, suara nya tercekat, di gang sepi malam hari itu, semua pengawal sudah tergelatak menjadi mayat di depan mata nya, lautan darah menghiasi jalanan gang sepi itu.
Ohok.. ohok..
Dengan suara terbatuk batuk pria itu menyuruh Samuel itu berlari, tetapi Samuel terus menutup luka darah yang mengalir di perut pria itu dengan kedua tangan kecil nya.
"Daddy are you ok? Hiks hiks Daddy,"gumam Samuel dengan pelan menahan darah yang terus mengalir.
"Sam pergi! Daddy sudah bilang pergi,"teriak pria itu dengan mulut yang juga sudah mengeluarkan darah.
Brak...
Tubuh kecil Samuel di dorong oleh Ayah nya menjauh menutupi diri pria kecil itu oleh kantung sampah, suara tembakan kembali terdengar bersahutan.
Dor.. dor..
Tembakan itu tepat mengarah kepada wakil Aeros itu, pria itu menutupi tubuh Tuan nya agar tidak tertembak dan akhirnya tumbang dengan berlumuran darah.
Bruk...
"Tuan sebaiknya jangan tingalkan Tuan muda, karena Dia tidak memiliki siapa-siapa lagi,"gumam pria itu menutup mata nya dan terbaring kaku tidak bernyawa.
"Aaron!!"teriak pria itu dengan suara tertatih nya .
Saat pria itu berteriak langkah kaki seorang pria datang menghampiri Daddy Samuel yang sudah hampir di ujung nafas nya.
"Haha Stef lihat lah dirimu, di mana masa kejayaan yang kau bangga bangga kan itu? Kau hanya pion bagi ku,"ucap pria yang berdiri dengan baju bagus dan kacamata hitam nya.
"Bajing@n kau musuh dalam selimut, jangan harap hidup mu tenang sebelum dendam ku terbalaskan,"teriak Stef dengan suara tersendat sendat.
Haha
Bukan nya takut pria itu malah tertawa puas melihat betapa menderita nya sahabat karib nya itu terbaring lemas tidak berdaya.
"Kau, jangan berteriak kepada ku setan!"
Krak..
Pria itu menginjak tangan Stef dengan kuat sehingga menimbulkan bunyi retakan yang cukup nyaring, Samuel seketika yang bersembunyi itu kaget dan tidak sengaja menimbulkan suara.
"Daddy,"gumam pria itu.
"Siapa di sana?"tanya pria berkacamata dengan pandangan kesal nya, Dia harus melenyapkan semua saksi yang ada di lokasi tanpa terkecuali.
Stef yang melihat Samuel akan di dekati dan di ketahui itu, dengan sisa tenaga terakhirnya memegang kuat kaki pria berkacamata itu dan mengigit nya kuat.
"Akh sial@n jika akan mati jangan membuat ku kesakitan b0doh,"umpat pria itu dengan kasar.
Duk..
Perut stef di tendang dengan kuat sehingga pria itu meringis kesakitan yang sudah tidak dapat Dia utarakan lagi.
“Lari Sam, lari!”teriak Stef yang sudah berlumuran darah.
Lenka yang di suruh orang tua nya itu untuk memanggil Samuel untuk makan malam bersama Kevin mengetuk pintu berkali-kali tapi tidak mendengar jawaban dan malah mendengar rintihan seseorang.
Brak...
Gadis itu membuka pintu kasar dan mencari sumber suara yang Dia kenali sedang berbaring di sofa balkon, Lenka berjongkok dengan wajah panik melihat Samuel yang mengigau dan mengeluarkan keringat.
"Aku pergi, Aku janji akan pergi, lepaskan, lepaskan!"gumam Samuel.
"Samuel bangunlah! Ini Aku Lenka,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
lusika
kok ini kek masih sodara?bingung akuuu atau aku blm paham smoga next chapter dijelaskan soalnya ga semua orang mau membaca novel sbelumnya walaupun ini sequel
2022-03-26
2
Mega Ackerman
like, nyicil ya baca nya
2022-03-13
0
Ticwar
lanjut thor
2022-03-11
0