Debu berterbangan menutupi pandangan mereka, sudah dapat mereka pastikan jika si manusia gua itu telah mati.
Berbanding terbalik dengan dugaan mereka si manusia gua itu berdiri kokoh bahkan setelah tinju Glasial mendarat di pipinya. melihat itu senyum di wajah Glasial memudar.
Dibawah rasa terkejutnya Glasial tertegun untuk beberapa saat, dan saat ia sadar sebuah tangan menempel di wajahnya memaksanya menghantam tanah. Seketika pandangan Glasial gelap, dengan mata yang hanya putihnya saja yang terlihat Glasial kehilangan kesadarannya.
"Wow, hahahaha si bodoh itu akhirnya menemui lawan yang dapat dengan mudah mengalahkannya" di rambut mereh tertawa bahagia, melihat Glasial terbaring tak sadarkan diri.
.........
Setelah bertukar kata dan meminta maaf atas kelakuan Glasial yang kurang ajar itu, kelompok Glasial yang berjumlah enam orang itu akhirnya mendapatkan izin untuk mendirikan tenda di sekitar gua.
Sakka menemani mereka mendirikan tenda dan bertukar kata dengan duduk melingkar mengelilingi api unggun.
" aaah,meski sedikit terlambat, perkenalkan namaku, Theodore Rhino, aku berasal dari keluar Rhino yang ber spesialis dalam penempaan tubuh." Theodore, dia adalah orang ramah yang pertama kali menyapa Sakka, ia adalah pemimpin kelompok ini.
" namaku Myoboku Rin, dari keluarga Myoboku yang berspesialis dalam pengobatan dan ilmu medis" saut gadis cantik berwajah asia dengan rambut hitam bergelombang.
" Fugeleon Vermilion, keluarga kamu mengkhususkan diri dalam penguasaan api, baik itu binatang sihir api ataupun sihir api" sambung si rambut merah .
" Richard Orlando, dari keluar Orlando yang berspesialis dalam pembuatan senjata sihir dan armor sihir, seperti yang aku gunakan ini adalah salah satu prototipe dari armor dan senjata yang sedang kami kembangkan " sambung pemudah yang bertubuh lebih kecil dari Glasial dan Theodore, ia mengenakan safety goggles dengan kaca berwarna biru, ia juga mengenakan armor Exoskeleton berwar putih yang menutupi dari leher hingga ujung kaki, dan di pinggangnya terdapat pistol sihir.
" Erika Artemis, seperti yang terlihat aku dari keluarga yang berspesialis dalam memanah, pengintaian, dan pengumpulan informasi." gadis pirang berambut panjang yang di kuncir kuda. Panah hitam menempel dipunggungnya.
" hemmm, apakah kamu seorang magical archer, aku tidak melihat di mana quiver mu" tanya Sakka saat ia tidak melihat quiver yang melekat di tubuh Erika.
" yups, kamu benar, aku di berkahi oleh Mana dan spirit, yang mana memudahkan ku untuk membentuk panah yang terbuat dari mana" Erika mengangguk membenarkan pertanyaan Sakka.
plak
Sebuah tepukan melayang kekepala Sakka.
" sebelum mengajukan pertanyaan alangkah baiknya jika kau memperkenalkan diri dulu bakasakka. Yooo, perkenalkan namaku Nadine Charlotte, aku sedang dalam pelatihan di sini, bersama si bodoh ini" saut Nadine yang datang membawa seekor rusa yang sudah di kuliti.
" Sakaki Kaimura, sama seperti yang sudah dia bilang tadi, kami disini sedang berlatih." kata Sakka saraya mengusap kepalanya yang di pukul Nadine.
Nadine di bantu oleh Sakka mendirikan tiang dari kayu untuk membakar rusa yang tadi Nadine bawa, kelompok Theodore mendadak hening kepala mereka sedang mengingat kembali di mana mana kedua orang ini pernah mereka dengar. Bahkan mereka menerima begitu saja daging masak yang di berikan oleh Nadine, Mereka bagai kerbau yang di cucuk hidung mengikuti perkataan Nadine saat menyuruh mereka makan, dalam kondisi linglung mereka makan seperti orang bodoh sampai akhirnya Leon berseru membuat kelompok Theodore teringat akan siapa sebenarnya sosok Nadine dan Sakka ini.
gluk
" haaaa, sekarang aku ingat kalian ini adalah putra putri dari clan Sasaki dan Charlotte yang hilang sepuluh tahun silam" seru Fugeleon saat kepalanya mulai mengingat kembali sosok Sakka dan Nadine.
Keempat anggota lainnya menyemburkan makanan yang ada di mulut mereka saat Fugeleon berseru, baru keempat orang lain Sadar siapa dua sosok yang sedang berpangutan di depan mereka. Berpangutan?, ya berpangutan, entah siapa yang memulai tapi kedua orang itu sekarang sedang asik bertukar Saliva sekarang, bahkan mereka tidak terganggu dengan seruan yang Fugeleon ucapkan.
sontak kelima orang yang baru tersadar itu kembali memakan makanannya dengan berbalik memunggungi Sakka dan Nadine Dengan wajah memerah.
puaah
Setelah lima belas menit lamanya baru pertukaran Saliva Antara Nadine dan Sakka usai, dan saat keduanya mengurai pertukaran itu terdapat benang Saliva yang menghubungkan kedua. Dengan lembut Sakka mengusap jejak benang tersebut.
" bakka, kau selalu tak tau malu mesum!" ucap Nadine Dengan muka bersemu merah, ucapannya itu seperti ia sedang protes akan tetapi senyum yang terukir di wajahnya itu berkata lain.
" aku selalu tidak bisa menahannya jika berada di dekatmu" ujar Sakka tersenyum nakal.
melihat sekeliling Sakka dan Nadine menemukan kelima orang dari kelompok Theodore sedang sibuk mengecek senjata mereka. Erika yang sedang melap panah hitam miliknya, Richard yang sedang melakukan kalibrasi magic gun miliknya, Fugeleon yang sedang memberikan magic stone api pada burung elang api miliknya, Rin sedang meracik bubuk obat, dan Theodore sedang mengasah greatsword miliknya. lalu bagaimana dengan Glasial?, pemuda itu sekarang sedang tertidur pulas dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
"hemmmm, ngomong ngomong aku belum mengetahui apa tujuan kalian datang ke tengah hutan hitam kematian ini?" tanya Sakka memecah keheningan.
" kami di sini untuk divine best yang akan memberikan warisannya pada orang yang menurutnya layak untuk mewarisi semua yang ia miliki" jawab Theodore dengan jujur. Sakka tau mereka akan menjawa walaupun sedang fokus mereka tetap waspada pada sekitar mereka.
" divine best?, apakah itu adalah singa hitam bencana?" tanya Sakka ragu.
Sriiing
" yups, kau benar tuan muda, Divine best itu adalah seokor singa hitam bencana yang perkasa" saut Erika yang saat ini sedang mengasah salah satu dual dagger yang dia miliki.
" jika itu Black Lion Of Disaster, maka itu akan cocok untuk Theodore dan Glasial yang memiliki fisik yang kuat " terang Sakka dengan ringan, seraya berjalan mendekat kepada Erika.
" Kyaaaa tuan muda apa yang sedang kau lakukan, hei hei hei, turunkan aku!, turunkan aku!" Erika memekik saat Sakka mengendong diri di pundak seperti karung beras.
" Sakka be gentle, dia sepertinya masih tersegel dan suci, dan kalian, jika kalian tak punya pelampiasan makan sebaiknya kalian tutup telinga Kalian rapat rapat, kerena sebentar lagi akan terdengar suara yang membangkitkan hasrat" kata Nadine yang segera mengajak Rin masuk kedalam kubah yang terbuat dari tanah yang baru saja dia buat.
Aaaaah
Tak lama setelah itu terdengar suara Erika yang di bawa oleh Sakka masuk kedalam gua, segera ketiga lelaki itu memanggil summon mereka yang bisa membantu mereka melepaskan sesuatu yang bisa membuat mereka gila....
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments