# Kenyataan

" Papa" gumam Lila melihat sosok yang dia kenali dan dengan pandangan yang begitu lembut dan juga senyuman ramah pada Lila.

Namun tak nampak jika berhadapan dengan orang lain, wajahnya yang terkesan tegas dan juga berwibawa.

Kini Mereka sudah duduk di raung meeting dengan suasana sepi dan terkesan tegang.

Terlihat Tuan Malik membisikkan sesuatu pada asistennya dan dengan cepat dia mengangguk.

Semua mata tertuju pada asisten Tuan Malik yang mendekati Lila dengan membisikkan sesuatu.

" Maaf nona muda, tuan besar menginginkan kopi buatan nona, apakah anda bersedia? bisik Pak Lee asisten Malik.

Dengan cepat Lila mengangguk tanda setuju, dan beranjak meninggalkan ruangan tersebut.

Tak butuh waktu lama,Lila kembali masuk dengan sebuah nampan dan ada cangkir kopi buatannya untuk sang mertua. Dengan cepat Pak Lee mengambil alih nampan yang ada di tangan nona mudanya.

" Terima kasih nona muda.. " ucap Pak Lee lirih dan Lila menjawab dengan anggukan.

Tuan Malik terlihat sangat tenang dan mendengarkan ucapan yang di utarakan direktur Global Hospital.

Dan tiga puluh menit kemudian pengenalan pemilik baru RS Global telah usai.

Lila kembali melaksanakan pekerjaan nya dan saat dia akan kembali ketempat jaga ternyata dia berpapasan dengan sang papa mertua.

"Lila.. " sapa Tuan Malik menyapa sang menantu.

Lila dengan cepat menghampiri sang mertua dan menyalami papa mertuanya dengan mencium tangan sang mertua.

" Papa masih disini, kirain Lila sudah pulang.. kok papa nggak ngomong kalau papa pemilik RS ini yang baru" ucap Lila dengan mencebikkan bibirnya

" Maafin papa yaa.. kan buat kejutan, dan papa minta kamu untuk pantau secara diam-diam RS ini karena memang Papa nggak bisa selalu cek, sementara Ray.. setelah kalian menikah belum pulang dari Amerika, maafin anak papa yaa? ucap Tuan Malik dengan mengelus kepala sang menantu

Lila hanya bisa tersenyum dan menunggu juga berdoa dengan apa yang dia alami sekarang dengan rumah tangganya.

Jauh di negri jauh disana tepatnya di sebuah hotel mewah seorang pria sedang asyik menjelajah tubuh seorang gadis Pang*ilan yang dia sewa untuk menghangatkan malamnya.

" Ahh.. baby... ahhh... so hot.. emmm... ahhh" racau seorang wanita di dalam kungkungan seorang pria yang sedang memacu senjatanya keluar masuk ke dalam liang kenik*atan seorang pekerja se* ternama disana

" Aaaaahhhhh... go away from here !!

Setelah pelepa*an nya dia melepas pengam*n dari senja*a nya dan masuk kekamar mandi segera membersihkan dirinya. Tak berapa lama dia keluar dan mengambil bebetapa lembar uang dan melempar ke wanita yang sudah duduk di tepi ranjang tempat saksi bisu percinta*n yang hanya sebatas pem*as naf*u seorang Cassanova Gilbert Ray Abraham.

Setelah wanita itu pergi dan dia juga bergegas keluar dari kamar hotelnya menuju restaurant hotel tersebut, disana sudah menunggu seorang pria sekaligus sahabat nya Mike yang setia mendampingi sang sahabat.

" Wehhh.. astaga, lo itu udah beg* kenapa lo nggak terima aja istri dadakan lo itu, dari pada lo maen mulu sama yang haram buat lo, mendingan yang halal lebih dari segala-galanya.. dan dapet pahala pula" cerocos Mike untuk mengingatkan sang sahabat.

" Kayak pernah ngrasain yang halal aja lo..?! Malas lah, palingan juga standart" ucap Ray santai sambil menghisap sebatang rokok di tangan kanannya.

" Om Malik jadi beli Rumah Sakit itu dan kemaren sudah resmi milik keluarga Abraham " ucap Mike membuat Ray mengerutkan dahinya

" Ada-ada aja orang tua itu, lagi pula ngapain coba beli RS segala.. menyusahkan, ujung-ujungnya pasti kita yang handle..udah khatam gw.. " ucap Ray yang tak habis pikir kenapa orang tuanya masih menambah kesibukan dan berujung pada nya juga.

Satu minggu berlalu kesibukan seorang Ray tak ada habisnya, tak terlewat untuk menyewa seorang pela*ur untuk menuntaskan hasr*tnya.

Saat ini Ray sudah ada di apartement nya dan telah senyelesaikan hasratnya, dia duduk di mini bar apartemen mewah miliknya.

Pikirannya entah kemana berpikir entah samai kapan dia bisa membuat seperti itu, dia sudah terlalu frustasi dengan semuanya.

Sementara di kediaman Abraham Pak Lee asisten Malik sedang berada di dalam ruang kerja sang bos yaitu Malik Abraham.

Pak Lee di tugaskan untuk selalu memantau kebaradaan sang putra, sementara Tuan Malik terlihat sangat marah dengan apa yang baru saja Lee sang asisten katakan, sudah tiga tahun Ray berkelana menjelajah berbagai macam wanita dengan tujuan menyalurkan hasrat nya dan juga seperti menyalurkan kemarahannya akan keadaan nya.

" Dia belum berubah juga Lee.. " ucap Tuan Malik menatap gambar yang ada padanya.

" Maaf Tuan kami hanya bisa memantaunya dari jarak jauh.. " ucap Lee merasa bersalah karena belum bisa menemukan cara bagaimana sang tuan muda berhenti dengan tabiatnya

" Bagaimana Mike? tanya Malik dengan mandang Lee

" Mike juga sudah berusaha tuan, mengungatkan jika tuan muda sudah menikah ,namun.. nggak ada pengaruhnya sama sekali " ucap Lee merasa tak sanggup untuk mengucap kata-kata yang lainnya

Brakk

" A.. Ayah..!! " Tuan Malik terlihat sangat kaget dengan kemunculan sang ayah yang tiba-tiba.,namun sebisa mungkin dia berusaha sembunyikan ke kagetannya.

" Tuan Besar.." seru Lee dengan ekspresi biasa.

"Apa Kalian menyembunyikan sesuatu dariku.. ?"

Pertanyaan yang membuat kedua orang di hadapannya saling pandang dengan senyum Malik menggeleng gelengkan kepalanya.

" Semua baik-baik saja ayah, aki kira ayah sudah tidur. " ucap Malik dengan sebisa mungkin menyembunyikan amarahnya pada sang putra.

" Kalian pikir aku percaya, ada apa sebenarnya... ini soal perusahaan atau ada yang lebih besar?

Tuan Azman mencecar kembali dengan berbagai macam petanyaan,membuat kedua orang itu berusaha keras menghindari pertanyaan yang membuat Tuan Azman syok.

Apalagi beliau mempunyai riwayat sakit jantung.

" Kau kemarikan amplop coklat yang ada di hadapanmu itu Malik..!! Cepat..!!

Suara tegas tuan Azman menggema di dalam kamar itu,dan betapa kagetnya Malik juga Lee atas permintaan sang tuan Besar.

" Ini bukan apa-apa Yah... cuma dokumen penting perusahaan " kilah Malik pada sang Ayah.

Azman tau betul apa yang dia lihat dan dia dengar, mereka berdua sedang membicarakan cucu kesayangan nya.

Azman dengan sigap merebut amplop yang berada dalam genggamanan Malik sang putra.

Dengan cepat dia buka dan menarik sesuatu di dalam nya, dan betapa terkejutnya dia melihat..

Ray sang cucu kesayangan sedang beradegan vulgar dengan beberapa wanita. Wajah Tuan Azman mendadak menegang dan merasakan sakit di dadanya.

Kakek Azman dengan seketika wajahnya berubah kesakitan dan memegang dadanya.

" Ayahhhh...!!! teriak papa Malik menghampiri sang ayah yang sudah tak sadarkan diri.

Bersambung...

Kasih Like, Vote, sama Comment yaa??