"Paman lepaskan aku, aku sudah menyelesaikan pernikahan sesuai kesepakatan, apa yang ingin kamu lakukan sekarang.?" Ucap Alleta yang terkejut.
Siang tadi Gavano dan Alleta telah mendaftarkan pernikahan mereka di catatan sipil, saat ini Gavano dan Alleta adalah sepasang suami istri. Setibanya di rumah Gavano, lelaki itu mengendong dan melemparkan tubuh Alleta ke tempat tidur,
"Melakukan apa.? apa kamu sungguh tidak mengerti.?" Sambil membuka satu persatu kancing kemeja putih yang membungkus tubuh sixpacknya.
Gavano menindih tubuh Alleta, kedua tangan gadis itu di angat ke atas dengan tangan Gavano yang mencengkramnya erat, membuat Alleta tidak dapat bergerak sesuka hati. Wajah Gavano berubah sedikit kesal lantaran gadis muda itu memalingkan wajahnya, seolah tak mau di sentuh oleh Gavano.
"Gadis.! kamu lepas sendiri atau aku yang membantumu.?"
"Paman.! jan...jangan"
"Alleta, aku pernah menagatakannya jangan memanggilku paman.! dan saat ini kau sedah menjadi istriku yang sah, sesuai apa yang telah kita sepakati, maka aku akan mengambil hakku sebagai seorang suami, terlebih lagi, aku telah membayar biaya oprasi ibumu sebelum kita menikah pagi tadi, jadi ini adalah utangmu,"
Tak perduli dengan Alleta yang berusaha melepaskan diri darinya, Gavano menjatuhkan ciuman ke leher Alleta,
"Dan aku akan mengambilnya sedikit demi sedikit." Ucap Gavano di telinga Alleta.
"Ughh...!" Leguh Alleta, telinganya terasa geli saat nafas Gavano terasa hangat berhembus saat menciumi leher jenjangnya.
Di umurnya yang masih terbilang sangat muda, dirinya harus rela kehilangan mahkota yang ia jaga selama delapan belas hidupnya, meskipun yang merenggutnya adalah suaminya sendiri, gadis itu hanya bisa pasrah, tubuhnya yang penuh dengan bekas cembuan, dan gaun pengantin yang sudah terkoyak karna ulah Gavano, gadis muda itu hanya bisa menangis dan pasrah.
"Menangis.?, benar-benar membuat orang hilang selera,". Ungkap Gavano kesal, dan tidak jadi melakukannya,
Meskipun di bawah sana sudah menegang, biar bagaimanapun ia tak mau memaksa kehendaknya pada gadis yang terbilang masih sangat muda itu.
Sudahlah tidak ada artinya memaksanya melakukan hal ini!. Ucap Gavano dalam hati, baru kemudian beranjak dan meninggalkan Alleta yang masih terisak dengan tangisnya
"Kelak kamu akan hidup di tempat ini, jika tidak ada izin dariku, kau tidak boleh pergi ke manapun"
Perkataan Gavano yang sangat menekankan untuk Alleta, membuat gadis yang setengah telanjang itu hanya menganguk pasrah, Gavano kembali meraih kemejanya yang ia lempar ke sembarang arah, meninggalkan Alleta di dalam kamar, ia menyalakan sebatang rokok dan menyelutnya saat sudah berada di ruang tamu, berharap bisa meredakan gejolak yang tidak ia salurkan,
Terlebih lagi tubuh Alleta yang sangat menggodanya, kulit putih, wajah yang cantik, bibir yang mungil dan bagian bawahnya sedikit terbelah, matanya yang indah dengan bulu-bulu halus yang lentik berputar di sekitar matanya, alisnya yang berbentuk bulan sabit yang tertata rapi, rambutnya yang bergelombang dan panjang berwarna sedikit kecoklatan. Itu semua yang membuat Gavano hampir hilang kendali, tapi lelaki itu tidak ingin memaksanya, ia ingin melakukannya jika gadis muda itu mau dengan suka rela.
***
"Tolong, tolong aku,!" Teriak Alleta.
"Alleta"
"Ibu,"
"Jangan takut, ibu ada di sini sayang"
"Ibu, aku ingin ikut bersamamu.!"
"Apa kau merindukanku Alleta.?" Ucap seorang wanita tua, yang perlahan mengeluarkan darah dari mulutnyanya.
"Ibuu....!" Teriak Alleta
"Ah, ternyata hanya mimpi, tapi, ibu benar-benar telah meninggalkanku."
Sehari setelah mendaftarkan pernikahannya, Ibu Alleta akan segera masuk ke ruang oprasi, tapi seketika saja wanita tua itu sadar dan menolak untuk melakukan oprasi.
"Ibu, ibu harus menjalaninya, Alleta harap ibu kuat."
"Tidak Alleta, ibu sudah tidak bisa bertahan lagi, menjalani oprasi pun tidak ada gunanya, semalam ibu bermimpi, ayahmu menjemput ibu dengan senyum bahagia,"
"Ibu..!" Panggil Alleta yang sudah mulai bercucuran air mata."
"Alleta ada yang ingin ibu katakan padamu, sebelum ibu pergi."
"Apa itu bu.?"
"Kau bukan putri kandung kami,"
Bagai di sambar petir di siang bolong perasaan Alleta, air matanya semakin deras mendengar perkataan ibunya, tapi gadis muda itu masih belum percaya dengan apa yang ia dengar barusan, ia berfikir mungkin saja ibunya ngelantur. atau semacamnya karna efek obat bius."
"Ibu pasti berbohong kan.?"
"Tidak nak.! kau kami temukan saat terjadi kecelakaan tragis empat belas tahun yang lalu, saat itu kau menagis sendiri di sekitar kecelakaan dan tak ada yang perduli denganmu, hingga seorang tenaga medis menggendongmu dan menyerahkanmu kepada kami, tenaga medis itu berpikir kau adalah putri kami, tampa pikir panjang kami mengakuimu, dan semenjak saat itu kau kami anggap sebagai putri kandung kami sendiri, Alleta kau harus mencari siapa orang tua kandungmu, mungkin saja mereka selamat dari kecelakaan itu, dan masih hidup,!"
Setelah mengucapkan itu semua, wanita tua itu menghembuskan nafas terakhirnya, sedang Alleta bingung, antara sedih dan bahagia, sedih karna orang yang merawatnya telah pergi meninggalkannya, dan bahagia mendengar orang tua kandungnya mungkin saja masih hidup.
"Nyona muda.!" Panggilan seorang pelayan dari luar membuyarkan lamunan Alleta tentang kematian ibunya dua minggu yang lalu.
Setelah kematian ibunya, Alleta berfikir untuk mengakhiri kontrak pernikahan dengan Gavano, tapi mengingat kontrak itu berlaku hingga lima tahun dan harus membayar denda yang jumlahnya tidak sedikit, Alleta memilih melanjutkan kontrak itu, sampai ia bertemu dengan orang tua kandungnya.
"Nyonya muda, kamu sudah bangun.? tuan muda pertama menelfon dan menyuruh anda menjemput tuan muda kedua.!" Ujar pelayan itu setelah Alleta mempersilahkannya masuk.
"Tuan muda kedua keluarga Gramentha.?"
"Iya nyonya."
"Baik."
Sebentar setelah pelayan itu berlalu, Alleta berbenah merapikan diri, lalu tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Halo Amira.!" Kata Alleta setelah menerima panggilan dari temannya.
"Bagus sekali kamu Alleta anastasya, kamu sudah menikah dan tidak memberitahuku, aku malah mengetahuinya dari seseorang yang kamu jadikan saksi pernikahanmu.! apa kamu sudah mengangapku bukan teman baik lagi.?" Teriak Amira dari ujung telfon yang terlihat sangat kesal pada Alleta tidak memberitahunya tentang pernikahan Alleta.
"Maaf, aku yang salah, nanti aku akan menebusnya padamu,"
"Kalau begitu hari ini."
"Hari ini tidak bisa, aku harus menjemput orang di bandara. Apa boleh kamu pinjamkan mobil barumu padaku.?"
"Ok."
Di bandara kota S, Seorang pemuda dengan gagahnya berjalan membuat yang melihatnya terpesona akan ketampanannya. Semua wanita yang ada di sekitar tak berkutik menatap pemuda itu, Terlebih lagi ia sangat ramah dan melempar senyum pada siapa saja yang menyapanya. Pemuda dengan gaya rambut yang berwarna pirang, bentuk wajah yang sangat tampan, dengan sebuah kaca mata yang menempel. membuatnya sangat berkharisma
"Wahh... tampan sekali."
"Ibu, aku jatuh cinta..."
"Dia seperti seorang malaikat yang baru saja turun ke bumi."
"Oh tuhan jantungku."
Ujar para wanita-wanita yang di lalui pemuda itu.
"Em, apa orang yang menjemputku sudah sampai ya.?"
Bersambung...
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Abimanyu Rara Mpuzz
wis fix anak axcel
2022-05-24
1
Ummi_ Qiadina
ikut alurx....
2022-05-06
0
Alif-balqis Faiha
anaknya axel
2022-04-13
0