Harsen masih duduk di kursi nya di ruang makan. Sembari menyesap rokoknya dia termenung memikirkan kantornya yang sekarang sedang dilanda sedikit masalah.
Besok dia akan mencoba menyelesaikannya. Entah bagaimana bisa seorang karyawan di kantornya dengan berani melakukan tindak korupsi dari dana produksi.
Yang seharusnya bulan ini sudah bisa dirampungkan, namun karena kejadian ini, produksinya dihentikan sementara waktu setelah kasus karyawannya diselesaikan.
Perusahaan Leonard Corp bergerak di bidang properti. Kantor pusat berada di kotanya saat ini tinggal, kemudian ada 7 kantor cabang di kota lain namun masih satu negara dan juga 3 kantor cabang di negara J.
Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup sebagai sumber uang untuk keluarganya. Juga lebih dari cukup membuatnya sibuk bekerja.
Namun, dia yang dulunya dipaksa untuk meneruskan perusahaan dari kakek, ayah hingga sekarang dia yang memegang kendali, sejujurnya tidak menginginkan ini. Tetapi tidak ada pilihan lain karena dirinyalah satu satunya keturunan keluarga Leonard yang masih ada, sebab saudara tertua nya sudah meninggal di umur belasan tahun karena penyakit yang dideritanya.
Dirinya menyukai dunia yang bebas tanpa aturan. Ingin melakukan apapun yang menurutnya menyenangkan. Bukan urusan kantor yang setiap detik bergelut dengan berkas, pulpen, meeting dan proyek proyek yang membosankan.
Walaupun begitu, dia juga memikirkan anak anaknya. Dia harus meneruskan perusahaan demi untuk penopang masa depan mereka berdua. Dan perusahaan akan diambil alih nanti saat putranya memang sudah dirasa cukup mampu menanggung semua beban perusahaan. Sekarang, sepertinya masih belum.
Dia malah tidak ingin anak anaknya mengikuti dirinya di dunia gelap nya. Sebab dia melakukan ini semua karena memang dirinya menyukai hal ini dan senang saat membasmi musuh musuhnya.
Tapi dia tidak akan egois. Dia harus berusaha sebaik mungkin untuk kedua anaknya. Jangan sampai mereka terus hidup dalam bayang bayang kejahatan seperti dirinya.
Dia jadi teringat dengan Rey yang sekarang malah sering meminta dilibatkan dalam operasi gelapnya.
Dan tiba tiba..
"Oh astaga, aku lupa memberitahu acara makan siang besok." keluh Harsen sembari bangkit menuju kamar putrinya.
Saat sampai di depan pintu kamar Jeje, lalu,
Tok tok tok..
"Honey, boleh daddy masuk?" tanya Harsen setelah mengetuk pintu.
"Masuklah dadd." Jawab Jeje dari dalam.
Pintu terbuka dan yang pertama dilihatnya adalah laptop kesayangan putrinya tergeletak di kasur dan sang putri yang sedang berdiri di walk in closet tengah memilih pakaian.
"What are you doing, honey?" tanya Harsen bingung melihat putri nya sambil melangkah menuju tempat tidur, kemudian duduk di sana.
"Memilih baju untuk kuliah besok pagi dadd." jawab Jeje masih sambil memilih pakaiannya.
"Kau bisa melakukannya besok, honey, kenapa malam malam begini?" tanyanya yang masih bingung. Ada ada saja kelakuan putrinya yang satu ini.
"Daddy, kau tau aku selalu menghabiskan waktuku yang sedikit hanya untuk memilih baju, dan berakhir dengan aku selalu terlambat berangkat ke kampus. Jadi lebih baik aku mempersiapkannya sekarang." jawabnya lagi.
Setelah berkata begitu, bersamaan dengan selesainya acara memilih pakaian yang sangat membingungkan itu.
Dia kemudian keluar dari walk in closet dan mendekati daddy nya yang sedang duduk di tempat tidur sambil melihat isi laptop kesayangannya.
Jeje gelagapan. Dengan perasaan cemas dan gemetar dia berjalan seraya di dalam hatinya dia berharap semoga daddy nya tak menemukan satu film yang tersisa dan masih belum dia hapus.
"Ouh, I get you, honey!" ujar Harsen setelah menemukan sesuatu di dalam laptop itu.
Kemudian dia menatap Jeje sambil membalik laptop, dan menghadapkannya pada Jeje.
Ingin sekali Jeje berlari dan menghancurkan laptop nya, namun itu semua tak akan pernah terjadi. Sekarang, dia harus memikirkan bagaimana membujuk daddy nya agar uang jajannya tidak dipotong.
"Ohh dadd, itu hanya tinggal satu. Dan yang itu kesayanganku. Please dadd, only this. I'm promise. Aku tak akan begadang lagi dadd. Aku akan menontonnya hanya siang hari. Janji." jelasnya sambil menunjukkan jari kelingking nya untuk ditautkan dengan jari kelingking sang daddy.
Harsen hanya menatap datar dan mencari kejujuran di mata putrinya yang sedang memelas itu. Siapa tau ada film lain yang disembunyikannya.
Tapi dia hanya menemukan kesungguhan di raut wajah memohon putrinya. Dia benar-benar pandai membujuk, batinnya.
"Baiklah. Hanya kali ini saja." ujarnya akhirnya.
Lagi pula hanya satu film. Dan Jeje sudah berjanji. Dia tau, bahwa Jeje selalu menepati kata katanya. Apalagi jika sudah berjanji pada dirinya. Dia tak akan berani macam macam jika tidak ingin uang jajannya terancam.
"Aaahh, thank you daddy." jawab Jeje sambil berlari memeluk daddy nya. Jarang-jarang dia mendapat kesempatan bisa menyimpan film dengan seijin daddy nya.
"Asal kau menepati janjimu, sayang." final nya.
"Course dadd. Aku tak akan pernah mengecewakanmu." ucapnya tegas dan yakin. Kemudian dia seakan teringat sesuatu,
"Ohh ya dadd, ada apa? Kenapa daddy tidak pergi beristirahat?" tanya Jeje heran.
Pasalnya tadi daddynya sudah menyuruhnya beristirahat, tapi dia malah menemuinya lagi.
" Iya, daddy lupa memberitahumu kalau besok kita akan pergi makan siang bersama kakakmu di luar. Kau kosongkan jadwal kampusmu dan pulanglah setelah kelas pagi mu berakhir." jawab Harsen.
Saudara Jeje yang satu itu memang tidak tinggal bersama mereka. Hanya terkadang dia pulang, tapi lebih sering tinggal di apartemen pemberian daddy nya saat ulang tahunnya yang kemarin.
"Bisakah aku tidak ikut, dadd? Sepertinya besok aku agak sedikit sibuk di kampus dan tidak bisa ditinggalkan." kilah Jeje mencoba menolak karena malas bertemu kakak nya yang selalu membuatnya kesal.
"Ooh, kau tidak bisa ikut? Baik, daddy akan meluangkan waktu untuk menghitung berapa uang sakumu yang harus daddy potong sebelumnya, bukan!?" ancamnya karena sudah tau, Jeje pasti akan membuat alasan.
Jeje gelagapan mendengar itu kemudian dia duduk tegak dari yang sebelumnya menyender di dada bidang sang daddy sambil memeluknya itu.
"Hahaa, aku hanya bercanda dadd. Tentu aku akan ikut. Kau tau, aku sangatt merindukan kakak kesayanganku." kilah Jeje yang ingin menyelamatkan kesejahteraan uang jajannya.
Sambil tersenyum paksa dia kembali memeluk Harsen. Tidak akan membantah lagi, sudah cukup hari ini dia membujuk daddynya.
Hari ini, batas toleran ayahnya hampir di ambang kehancuran. Jika dia membantah lagi, tak akan ada toleransi toleransi di hari lainnya.
"Gadis pintar. Kita harus sering berkumpul dan menghabiskan waktu bersama, sayang. Untuk menjaga keharmonisan keluarga kita." jelas Harsen dengan wajah sedikit menahan raut kesedihan.
"Dadd?" panggil Jeje, kembali duduk tegak dan menatap wajah sang daddy.
Harsen segera mengubah ekspresinya se-biasa mungkin. Tak ingin menunjukkan kesedihan di hadapan putrinya. Kemudian tersenyum hangat menatap Jeje.
"Yes, honey?" jawabnya.
"Bisakah daddy meminta kak Rey untuk tinggal bersama kita lagi? Aku kesepian tanpa nya. Daddy selalu sibuk bekerja, dan saat aku pulang kuliah, aku selalu bosan di rumah sendiri." pinta Jeje, dengan raut memohon.
Semenyebalkan apa pun Rey, dalam hati kecilnya, rasa rindu sudah sangat besar.
Rindu dengan keramaian di rumah ini saat mereka bertiga berkumpul. Rindu saat dia mengerjai kakak nya, begitu juga sebaliknya, saat Rey yang mengerjai dirinya, namun dia benar benar merindukan suasana itu.
"Ooh sayang, maafkan daddy!" jawab Harsen sambil mengelus kepala Jeje lembut.
Dia memang jarang bisa menemani putri kesayangannya sepanjang hari. Karena dia sibuk di perusahaan apalagi organisasi nya selalu membutuhkan diri nya.
"Tak apa dadd. Aku hanya ingin kita bertiga kembali berkumpul dan tinggal bersama. Itu saja." jawab Jeje yang mengerti kegelisahan ayahnya, dan juga menjadi kegelisahannya selama ini.
Harsen mencium puncak kepala putrinya dengan sayang.
"Kakak mu akan kembali setelah dia menyelesaikan tugasnya, sayang. Jangan khawatir. Dia hanya perlu beberapa waktu lagi. Dia akan kembali ke rumah ini dan kita bisa berkumpul lagi." jawabnya.
"Baiklah. Ini sudah malam. Tidurlah. Jangan pikirkan apa pun. Besok kita akan pergi dan daddy akan menjemputmu, oke!?" ucap Harsen tak ingin memperpanjang kesedihan di antara mereka.
"Oke, dadd. Good night. I love you." jawab Jeje.
"Good night, honey. Love you more." balas Harsen mencium puncak kepala Jeje kemudian bangkit menuju kamarnya.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Shai'er
ouhhhhhh🥺🥺🥺
2023-08-26
0
Shai'er
gak bisa ngeles deh🤭🤭🤭
2023-08-26
0
Shai'er
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-08-26
0