05

Mobil Pajero milik keluarga Adit sudah sampai di Mall dan saat ini sedang terparkir di basemant. Anya sudah bersiap untuk keluar, tapi Adit menahan ujung kemejanya.

Membuat Anya menatapnya penuh, Adit hanya menatapnya melas, bibir mungil yang terus terbuka dan mengeluarkan liur itu seakan ingin mengatakan sesuatu.

"Kenapa Adit? Adit gamau keluar?" tanya Anya lembut, Adit mengangguk pelan. Kepalanya tersandar disandaran mobil, dia berusaha mengkode Anya jika dia tak mau keluar.

Anya mengelus kepala Adit pelan "Yaudah, Adit tunggu dimobil aja sama Pak Mamat. Biar Anya yang keluar, Anya sebentar aja kok." bujuk Anya.

Tapi Adit malah mengeratkan pegangannya, matanya mulai memerah dan berkaca-kaca. Kepercayaan diri Adit langsung lenyap saat melihat banyaknya orang yang berlalu-lalang di basemant.

Belum yang ada di dalam Mall, Adit malu, dia juga gamau membuat Anya malu dengan membawa Adit. "Adit, Anya sebentar-"

"Aaaaaa..haaaaaa..heuks..Anhh-ya..heuks..khaa-nan..khee-hua..heuks..Kha-khit..heuks..ghaa-hau..heuks..aaaaaaa..heuks. " tangisnya menyayat hati Anya.

Tangan Anya dingin seketika, dia meraih 3 lembar tisu lalu menyeka air mata dan liur Adit yang semakin banyak. Dia menangis dengan mata yang terpejam, terbuka, terpejam, terbuka.

Dia tak mau Anya keluar, lebih baik mereka pulang saja.

Anya berusaha menenangkan Adit, tapi dia malah menangis semakin kuat.

"AAAAAAAA..heuks..HAAAAAAAAAAA..Heuks..ANHH-YAAAA..KHAA-HAN..heuks..KHEE-HUAAAAA..heuks.." racaunya.

Hati Anya terasa teremat, matanya berkaca-kaca. Perlahan Anya memeluk Adit dengan sangat erat, menumpahkan air mata kesedihannya dibahu Adit.

"Annh-ya..heuks..khaa-han..heuks...khee-hua...heuks.."

Anya tak menjawab, dia terus mengelus punggung Adit agar pria ini tenang. "Khaa-ti..heuks...Anhh-ya..heuks..khaa-hu..heuks.." tangis Adit.

Anya menggeleng kuat "Enggak Dit. Anya gak malu...Anya gapernah malu...Adit gak bakalan buat Anya malu...jangan bilang gitu Adit..hiks..Anya sedih huaaaaaaaaaa.."

Anya tak tahan, dia meraung dibahu Adit, dia gabisa gini. Hatinya sesak mendengar ucapan Adit yang mengatakan Anya akan malu jika bersama Adit.

"Aaaaaa..haaaaa..heuks..Khaa-hit..heuks..shaa-hat..heuks..Khaa-hit..khee-hek..heuks..Anhh-ya..heuks..khaa-hu..heuks...aaaaaaaa"

Adit berkata, jika dia cacat, dia jelek, Anya akan malu kalau bersama Adit. Hal itu membuat Anya menangis semakin keras.

"Aaaaaa..haaaaaa..heuks..Khaa-hit..heuks..ghaa-hu..heuks..khee-hat..heuks..Khaa-hit...heuks..khee-hi..heuks.."

Anya menggeleng keras "Adit gaboleh benci diri Adit, Adit harus kuat biar bisa sehat lebih cepat hiks..Anya janji Adit bakalan sehat..hiks..Adit gaboleh benci diri Adit.." Adit masih menangis begitu juga dengan Anya.

Mereka asik menangis, sampai akhirnya jatuh tertidur denga isakan yang masih tersisa. Anya masih memeluk Adit dan bersandar dibahunya.

Sedangkan Adit menyandarkan kepalanya yang terkulai dikepala Anya. Sesekali isakan akan keluar, bahkan Adit akan menangis sesaat sebelum tidur lagi.

Pak Mamat hanya tersenyum sendu dikursi kemudi, terharu sekali dia melihat bagaimana Anya menyanggah ucapan penuh pesimis dari Adit.

"Nona Anya memang jodoh Den Adit, semoga Den Adit bisa sehat." gumam Pak Mamat sebelum akhirnya mengeluarkan mobil keluar dari Basemant.

Pilihan terbaik adalah pulang.

Alasan Adit tak mau keluar, karena ucapan seseorang saat berada dikampus tadi. Saat Anya masuk ke ruang Rektor dan Adit dibiarkan diluar sebentar.

Ada seseorang yang menjatuhkan kepercayaan dirinya.

"Orang cacat, gapantes dapat cewek sempurna kayak Anya. Anya cuma punya gue dan sebentar lagi, Anya pasti bakalan buang lo."

Adit hanya terdiam dengan mata yang memerah, siapa pria tampan didepannya ini. Apa dia pacar Anya?.

"Nikmati waktu lo selama sama Anya, setelah ini gue bakalan tarik Anya lagi agar dia jadi milik gue."

Hal itu. Membuat Adit takut, takut jika Anya meninggalkannya demi pria tampan itu.

.........

Hari yang ditunggu sudah tiba, ini hari pernikahan Anya dan Adit akan segera dilaksanakan. Sejujurnya pernikahan ini dirahasiakan dari ke 3 abang Anya.

Entahlah, tidak tau alasan apa yang dibuat kedua orang tua Anya agar ke 3 sauadara Anya tak curiga sama sekali.

Adit sendiri sudah dipakaikan kemeja  putih dan jas hitam khas orang yang akan melakukan akad, tak lupa handuk yang akan meresap liurnya dengan cepat disekitar lehernya.

Adit nampak bahagia, sedari tadi dia tertawa terus menerus. Dia sendiri yang akan melakukan Ijab Qobul, Adit tak mau diwalikan dalam melakukan Ijab, jadi dia berlatih keras untuk melakukannya.

Kardi menyeka sudut matanya, dia nampak bahagia melihat Adit yang tak henti-hentinya tertawa sedari tadi. "Anak Ayah akhirnya nikah, seneng gak?" tanya Kardi lembut.

Adit menatap Ayahnya dengan bola mata yang berbinar terang "Khee-hang!" jawabnya semangat. Bibir mungilnya yang terus menganga tak mengurangi kadar ketampanannya.

Kardi tak lupa memakaikan peci dikepala Adit, dan memberikan 1 kecupan sayang di pipi tirus putra tunggalnya itu.

"Ayah sayang banget sama Adit, setelah nikah sama Anya nantinya, jangan terlalu nyusahin Anya ya. Adit juga harus kuat biar bisa cepat sembuh." bisik Kardi penuh dengan rasa sayang.

Adit mengangguk pelan, tak lama tawa pelan terdengar dari sela bibirnya yang terbuka. "Shha-hang, Agh-yah.." ujar Adit bahagia.

Kardi tertawa gemas "Sayang Adit juga." balas Kardi.

Memang ya, rasa tak rela ditinggal nikah Anak tunggal itu sangat menyakitkan. Kardi sangat merasakannya, dia tak rela Adit menikah, tapi jika tak begitu Adit tak akan punya motivasi untuk sembuh.

Setidaknya jika bersama Anya, Adit punya perasaan untu sehat. Agar Anya terus bersamanya, Kardi tau Adit sangat menyukai Anya.

Terlihat dari matanya yang terus berbinar setiap kali menatap Anya. Walau semalam mereka pulang dalam keadaan mata yang sembab akibat menangis.

Tapi Adit terlihat lega, raut wajahnya menjadi lebih tenang. Dia juga jadinya sering tertawa jika bersama Anya.

Semoga ini langkah yang baik menuju kesembuhan Adit.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Saksi hanya terdiri dari Kardi, Azran dan Penghulu, beserta Jihan dan Auli. Anya sudah cantik dengan kebaya putihnya, dia duduk dikursi sebelah kursi roda Adit.

Azran memegang perlahan tangan kanan Adit yang rasanya rapuh sekali.

"Saudara Adit, saya nikahkan engkau dengan Putri saya yang bernama Anya Geraldin Binti Azran Geraldin dengan mas kawin dan seperangkat alat Sholat dibayar Tunai!"

Adit mengerjab pelan, kemudian bibirnya mulai bergerak mengucapkan sebait kalimat.

"Khha-ya..khee-hima..hii-hah..han..khaa-hin-ya..Anhh-ya..khe-hahin..hiin-hi..Akh-han..hee-khan..hash..khaa-hin..khi-ha-har..hu-hai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Anya Geraldin binti Azran dengan mas kawin dibayar tunai."

Walau lama, akhirnya mereka bisa bernapas lega karena Adit berhasil mengucapkan ijab qobulnya. Anya sampai menangis bahagia mendengar.

"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya Penghulu.

Azran, Kardi, Jihan dan Auli mengangguk senang. "Sah!" seru mereka bahagia.

"Alhamdulillah"

Anya menatap Adit yang juga menolehkan kepalanya pelan kearah Anya. Dia tersenyum sedikit tapi bagi Anya itu senyum yang sempurna.

Adit menggerakan tangannya pelan kearah Anya, dan diterima Anya dengan lembut. Anya menyalim tangan Adit sekaligus mencium punggung tangannya.

Dia berdiri, tangannya menangkup pipi Adit kemudian mencium dahinya dalam. Karena tak memungkinkan Adit yang menciumnya, jadi Anya saja yang melakukannya.

"Anya, kalian mau tinggal dimana? Ayah sama Bunda udah nyiapin rumah untuk kalian. Yang sederhana dan ada tamannya, agar sirkulasi udara untuk Adit terjaga." ujar Kardi sembari mengelus rambut Anya.

Anya diam sejenak. "Kalau gamau, kamu bisa tinggal dirumah yang Ayah dan Ibu siapkan di perkompelkan minimalis. Ada tamannya juga." imbuh Azran.

Anya melirik Adit, seakan meminta jawaban. Seolah mengerti akhirnya Adit menjawab. "Kher-hehah..Anhh-ya.." ujarnya.

Anya mendengus sebal, kemudian menjawab. "Gausah Yah. Anya udah siapin rumah untuk kami berdua tinggal. Dan tempatnya dekat sama Rumah Sakit tempat Adit terapi" jawabnya sopan.

Azran dan Kardi mengangguk, mana baiknya sajalah.

"Adit, senang gak nikah sama Anya?"

Adit tertawa pelan "Khee-hang..I-bhu.." Auli tertawa dan mengelus rambut Adit.

...Mereka senang jika keduanya senang....

...Bersambung🍃...

...YEYYYYYY ADIT NIKAAAAAAAH...

Terpopuler

Comments

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

semoga bahagia selalu yaa

2022-11-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!