Bergerak dengan melata tidak sesulit yang boa pikirkan, hanya memikirkan dan tubuh bagian bawah nya akan berpindah.
"Kurasa di sini"
Setelah bergerak dengan diam-diam dan di bantu oleh mini map ia sampai di bekas rumah yang terbakar.
Dilihat dari reruntuhannya itu adalah rumah yang paling besar di desa itu.
"Sepertinya ini rumah kepala desa"
Di bantu oleh mini map Boa mulai mencari disekitar rumah itu, hingga ia menemukan sebuah pintu di lantai yang ditutupi karpet.
"Kurasa jalan masuk nya di sini"
Walaupun dia sudah menemukan pintu menuju titik emas yang berada tepat di bawah nya, tapi sayang nya ada sebuah rune yang menyegel Pitu itu.
Boa pun melihat rune itu dengan seksama untuk memeriksanya.
"Oh bukankah ini cukup mudah"
Boa lalu menggigit jarinya hingga berdarah, lalu ia melumuri rune itu dengan darah nya.
Setelah itu darah yang berada di atas rune mulai terserap tapi tidak ada yang terjadi.
"Kurasa ini butuh lebih banyak"
Boa kemudian menatap kearah mayat para Lamia yang hanya tinggal separuh.
"Kurasa hanya tinggal 10 jam hingga mayat mayat itu hilang"
Dia dengan cepat mengambil 1 mayat terdekat ia terlihat paling tua diantara mayat lain.
"Kurasa ini ketua desa"
Setelah mayat itu di letakan di rune yang Dengan cepat menyerap darah hingga akhirnya mengering,namun rune masih belum berubah.
Kemudian boa kembali membawa Mayat yang lain hingga akhirnya yg ke 23.
"Hufff akhirnya selesai juga"
Dia dengan puas melihat rune yang bersinar merah,dan di sekitarnya terbaring Mayat yang mengering.
Tapi kesenangan nya tidak bertahan lama karena sebuah titik biru terlihat di mini map.
Dengan cepat boa menyembunyikan pintu rahasia itu,kemudian dia bersembunyi dibalik semak semak.
"Kurasa di sini sudah tidak ada lagi lamia"
"Ya guild sialan itu benar benar rakus"
Boa terus menguping pembicaraan mereka hingga sesuatu yang dia inginkan terdengar lagi.
[Kau telah terlalu lama di tempat ini jika kau tidak pergi maka akan terjadi sesuatu yang buruk]
Efek gelar pembawa bencana kembali aktif.
Senyum memenuhi wajah boa,diapun menunggu terjadinya bencana hingga 5 menit kemudian Angin kencang mulai bertiup.
"Gunakan teleport gratis"
Karena teleport hanya bisa di gunakan di tempat yang pernah ia lihat secara langsung,Boa berteleportasi di gunung dekat desa lamia.
Setelah itu angin topan menerjang desa yang tadi hanyalah tempat mayat berserakan, bersama puluhan player yang masih mencari sisa-sisa Lamia semua diterbangkan.
[Anda telah membunuh palayer sawan]
[3871 XP didapat]
[Anda telah membunuh player.......]
[4862 XP......]
[Naik level]
[Anda telah membunuh.....]
[2993 XP....]
[.....]
[....]
Tiba-tiba banyak notivikasi terdengar di kepala nya.
"Sial apaan itu tadi? Tiba tiba notifikasi terus terdengar di kepalaku dan level ku naik? Sebenarnya apa yang terjadi?"
Boa kemudian menyadari bahwa bencana itu juga termasuk serangan yang ia ciptakan.
Senyum Jahanam perlahan-lahan naik di wajah gadis itu.
"Hahah buwahahaha"
Setelah itu hanya tawa orang gila yang terus terdengar di gunung itu.
.
.
.
.
[Boa]
Ras : Lamia golden scale
Job : none
Gelar : 3
Skill : 4
Level : 17
Gelar : 3
Skill : 4
Hp : 150.
MP : 70
Sta :100
Atk: 40.
Def : 10
Matk : 30.
Mdef : 10
SPD : 90.
Luc : ?
Poin : 160
"Naik hingga 16 level lumayan"
Setelah menenangkan diri boa memeriksa statusnya, dia memilih menambah poin stat nya setelah ia melihat apa sebenar nya titik emas itu.
Tak ingin membuat rasa penasaran nya lebih besar lagi, ia langsung teleport kembali ke desa Lamia.
Desa yang tadi bagaikan tempat pembuangan bangkai sekarang hanya tanah gersang tak berpenghuni.
"Benar benar aman kan?"
tidak lupa terus waspada melihat mini map, dia perlahan membuka pintu yang tersegel.
[Selamat kau yang pertama menemukan 1 dari 4 great tomb of Lamia origin]
"Syukurlah bukan dugeon,aku tidak bisa berbuat banyak jika belum memiliki job"
Kemudian boa masuk kedalam,dan tidak lupa menutup pintu agar tidak ada yang mengikutinya.
Didalam makam gelap tapi samar-samar cahaya yang masuk entah darimana membuat boa tidak kesulitan untuk bejalan,tak lama kemudian boa sampai di ruangan yang paling terang ia pun dengan hati-hati memasuki ruangan itu.
Sesampainya didalam ia mendapati empat pilar yang di lilit ekor Lamia, sedangkan tubuh atasnya yang memegang senjata yang beragam menghadap ke sebuah peti batu seakan menjaga peti tersebut.
"Titik emas nya berada di peti itu, tapi apa mungkin tidak ada jebakan disini?"
Selama perjalanan boa di makam ini dia tidak menemukan 1 jebakan pun,bukanya senang tapi itu justru membuat nya semakin curiga.
"Kurasa tidak ada gunanya jika aku hanya berdiri disini"
Boa pun mulai mendekati peti mati itu. Dan kemudian para patung yang dari tadi diam langsung mengarahkan senjatanya pada boa,bukan untuk menyerang tapi untuk melarang melangkah lebih jauh.
"Siapa kau"
Sebuah suara yang datang bukan dari patung tapi dari peti mati.
"Aku boa seorang Lamia golden scale"
"Ya aku bisa tau dari aura mu kau adalah keturunan ku"
Kemudian sesosok roh muncul dari peti mati itu.
"Butuh pengorbanan sangat besar untuk menghapus segel di luar apa kau mengorbankan saudara mu sendiri?"
Hantu itu bertanya dengan wajah yang mengintimidasi.
"Tentu tidak sebenarnya begini ceritanya...."
Kemudian boa menceritakan tentang pemusnahan desa Lamia yang membuat hantu itu sangat marah, namun terlihat hantu itu berusaha menekan emosi nya.
"Haaaah sungguh sangat di sayangkan, itu pasti amat berat untukmu"
Hantu itu melihat kearah boa dengan tatapan kasihan, yang membuat boa sedikit kesal.
"Di luar sana memang ada rasku yang masih tersisa, tapi kurasa mereka tidak akan bertahan lama"
Hantu itu semakin menunjukan wajah sedih di wajah nya.
"Kurasa ini akan menjadi akhir untuk ras yang ku buat, walau ibu gaya akan berusaha membantu tapi setelah ini bukan rasku lagi"
"Tunggu Kau menciptakan ras"
Boa kaget dengan ucapan yang di katakan hantu itu.
"Kau bahkan tidak mengenal ku? Dunia pasti sudah bergerak ribuan tahun, baiklah ijinkan aku memperkenalkan diri"
Sambil sedikit menunduk hantu itu mengenalkan dirinya.
'hantu yang sopan'
Batin boa
"Nama saya sengoldis, Origins dari ras Lamia golden scale, itu artinya aku Lamia golden scale pertama"
Ucap hantu itu masih dengan nada sopan.
"Oke salam kenal tuan buyut sengoldis,jadi apa maksud mu dengan gaya yang akan menolong ras yang terancam punah?"
"Oh itu sudah terjadi sejak lama"
Kemudian sengoldis memulai cerita panjang nya.
"Dahulu kala ada sebuah ras yang hampir punah tapi Dewi gaya mengulurkan tangannya untuk membantu, hingga akhirnya ras itu berubah menjadi ras baru"
Ada sedikit kebencian di wajah sengoldis ketika menceritakan cerita nya.
"Apa ras itu adalah manusia?"
"Ya benar, dahulu manusia sangat lemah, Meraka tidak bisa menyerap mana di udara, mereka tidak bisa menjadi penyihir dan bahkan mengeluarkan skill,karena itulah mereka tidak bisa bertahan di dunia ini tapi karena merasa kasihan dengan mereka ibu gaya pun mengeluarkan tangan nya"
Kemudian sengoldis melihat peti mati yang berada di bawahnya.
"Di bawah ini ada potongan tubuh ekhidna anak perempuan gaya dan itu yang membantu ku untuk menjadi ras baru, sekarang aku akan memberikan padamu"
Kemudian patung yang dari tadi menghalangi menarik senjata mereka.
Boa melangkah perlahan ke arah peti mati itu, setelah sedikit berusaha akhirnya dia bisa membuka tutup peti mati dan melihat apa yang ada di dalam.
Berbagai perhiasan dan buku menaburi Sebuah mayat lamia yang mengering oleh waktu sedang memeluk 1 pasang tangan.
"Itu akan menjadi modal untuk mu,selamat tinggal anak ku semoga keturunan mu menjadi lebih baik dari ku"
Kemudian roh itu pun menghilang.
.
.
.
.
Chp 14 end
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
TUKANG GOMBAL
oh wow o(╥﹏╥)
2021-02-15
0
Gilang Romadhan
ekhidna mengingatkan aku karakter rezero
2020-10-22
4
NekoNyaa
mmmmm mantap
2020-10-13
0