4.

Setelah Dewi sadar, ia langsung dibawa ke ruangan VIP1, dan ia segera di kerumuni oleh semua orang, termasuk Azka dan juga Nolla. Tapi herannya, Dewi sama sekali tidak mau menatap kearah Azka, sehingga Azka juga bingung, salah apakah dirinya?

Padahal biasanya Dewi itu selalu menatap dengan tatapan memuja kepada Azka. Tapi kini tatapan itu hilang ... kenapa tiba-tiba rasanya ada yang nggak beres dengan perasaan Azka?

“Kenapa kamu bisa ada di sana?” tanya papa Sena dengan nada menyelidik.

“Kan kak Langit besok ultah, cuman mau kasi kado saja sih!” kata Dewi dengan nada datar serta dingin.

Kak Langit? Sejak kapan Ay manggil aku Langit? Bukannya dia selalu

manggil kak Azka ya? batin Azka dengan tatapan heran yang ditujukan kepada Dewi tapi sayangnya Dewi tidak membalas tatapannya.

“  Lha kan acaranya besok? Kenapa kamu kasih sekarang?” tanya mama Della dengan suaranya yang lembut dan penuh kasih sayang.

“Aku besok mau sudah pergi, Ma! Karena jurnal magangku di perusahaan Jogya di terima jadi besok aku sudah berangkat disana, syukur syukur kalau nanti aku di jadikan kepala cabang disana.” Kata Dewi sambil bercanda.

Ya kali masak karyawan magang bisa langsung jadi kepala cabang. Nah kalau menikahi ownernya mungkin Dewi bisa jadi CEOnya malahan ga usah susah jadi kepala cabang segala kan?

“Loh kamu kan sudah magang di tempat kak Azka ? Kenapa kamu pindah? Lebih gampang jadi kepala cabang di tempat kak Azka kali De.” tanya Nolla dengan nada heran, tadi katanya ia semangat mau merebut Azka dengan cara halal dan menyingkirkan Pamela.

Sekarang kok ngomongnya beda? Pasti ada sesuatu yang tidak beres ini! Nolla melirik ke arah Azka.

Azka juga bertanya tanya hal yang sama dengan adiknya, pasti ada yang gak beres, soalnya Dewi kayak menghindari dirinya banget.

“He he he gak pa pa sih! Mau cari suasana baru, lagian David juga

bakalan di Jogya juga selama 1 bulan, ada kerjaan juga dia disana!” katanya dengan nada bersemangat, tapi entah kenapa mereka semua merasa kalau ada kesedihan di balik semuanya itu.

“Ya sudah kalau emang kamu mantap ada di sana.” Kata papanya dengan santai, ia pasti bisa menyelidiki apa yang membuat anak perempuan satu satunya itu kayak gak bersemangat.

“Jadi, kamu bakal resign di perusahaan kakak?” tanya Azka dengan suara baritone seksinya, tapi dia tambah heran karena Dewi hanya mengangguk mantap tanpa menjawab apa apa.

Ngapain aku harus berada satu udara dengan kamu kalau menyakitkan seperti ini? Toh besok kamu bakal jadi tunangan orang lain. Kukira aku pun bisa pindah ke lain hati dan membalaskan dendamku, aku akan berubah menjadi seseorang yang akan kau sesali. Aku pasti bisa asalkan aku mau untuk berusaha keluar dari udara yang sama dengan kamu, pikir Dewi memantapkan hati untuk pergi dari Jakarta dan pindah ke Jogya.

Ia tahu kalau sahabat sedari oroknya itu memiliki perusahaan sampingan

di Jogyakarta dan niatnya adalah meminta tolong David secara paksa dan untuk memindahkan jurnal magangnya ke tempat David dan juga memindahkan dirinya ke jogyakarta secepatnya.

“Papa dan mama lebih baik pulang dulu saja, ada Nolla dan aku disini.

Biar aku dan Nolla saja yang menjaga Dewi disini.” kata Azka dengan nada tegas, ia harus menyelidiki Dewi, serta tingkahnya yang maha aneh ini.

“Tidak usah dijagain, aku kan bukan anak kecil! Kalian semua pulang

saja, besok aku juga sudah pulang kok, soalnya aku mau berangkat siang besok ke jogya, senin aku harus masuk ke kantor di Jogya.” sahut Dewi dengan nada dingin.

“Oo tidak bisa! Sebelum kamu sembuh sempurna maka anak papa Sena tidak boleh kemana mana.” kata papa Sena dengan perintahnya yang mutlak.

“Tapi pa! “

“Kamu boleh pergi tapi sesudah kamu sembuh dengan sempurna. That is my last call! “ kata papa Sena dengan tegas.

“Dan aku setuju saran Azka, kalau dia dan Nolla yang akan jaga Dewi, karena papa dan mama butuh banget istirahat, kamu gak apa apa kan?” tanya papa Sena dengan nada menyindir, karena ia tahu biasanya anak permpuannya ini senang dengan segala sesuatu yang berbau Azka, begitu Dewi menolak Azka, papa merasa ada yang berbeda dan aneh.

“Hrrghhh, Baiklah! Terserah papa saja, Dewi mau bobok!” katanya sambil menutupkan selimut untuk menutupi seluruh wajahnya dan juga tubuhnya.

Sedangkan yang lain hanya bisa mendesah lelah melihat tingkah Dewi yang semakin aneh.

Nolla dan juga Azka berpandang pandangan melihat apa yang dilakukan oleh Dewi.

“Ya udah papa dan mama pulang dulu, jaga Dewi, Azka dan Nolla, Kabari papa kalau ada masalah sama Dewi!” kata papa sambil mengusap Dewi lalu keluar bersama mama Della yang juga berpamitan dengan anaknya, namun di cuekin oleh Dewi seakan Dewi sudah tidur.

Padahal Dewi sedang merasa sesak, bukan karena selimut yang ia taruh di wajahnya namun karena ia merasa kesal masih harus menghirup udara yang sama dengan Azka yang sejak malam hari ini resmi menjadi tokoh Antagonis dan musuhnya.

“La, kamu tidur di sofa itu saja, kakak akan duduk di samping brankar

Ay, supaya nanti kalau ia perlu apa apa bisa langsung kakak layani.” perintah Azka kepada adiknya untuk beristirahat di kasur sofa yang emang disediakan buat yang berjaga menunggu pasien.

“Iya kak! Aku tidur dulu! Nanti kalau kakak ngantuk, bangunin Nolla aja

jadi kakak bisa gentian sama Nolla.” Kata adiknya itu sambil menguap karena menahan ngantuk. Azka melirik kearah jam yang ada di  ponselnya dan ini sudah jam 3 dini hari, ia tahu Pamela pasti kesal dan marah, namun dia harus bagaimana lagi. Masa ia harus membiarkan Dewi tergeletak begitu saja dan mementingkan Pamela? Dia juga

masih punya hati walau mungkin ia tidak cinta tapi kan ia harus mengedepankan kemanusiaan.

Untuk membunuh waktu, Azka membuka ponselnya dan banyaknya chat dari orang orang yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Ia berusaha membalasnya satu per satu, dan ada chat dari Pamela yang membuatnya shock, karena ia ternyata memilih untuk memutuskan jalin kasihnya dengan Azka dan menganggap Azka berkhianat dengannya karena memilih menolong Dewi dan mengacuhkan dirinya.

“Damn!” katanya tanpa bisa berbuat apa apa. Jangan bilang tak ada perasaan sakit ketika Pamela melakukan itu, tapi ia tidak bisa juga mengabaikan Dewi yang butuh pertolongan.

Sumpah serapah yang dilakukan oleh Azka masih sempat di dengar oleh Dewi yang belum bisa tidur. Ia lelah dengan kenyataan bahwa ia harus mengakhiri sebelum memulai.

Hatinya terluka dengan Azka yang dinilainya berbeda dengan yang lain,

eh ternyata Azka sama saja dengan mereka yang lebih menilai fisik daripada apa yang ada di dalam hati.

Besok Azka akan menjadi  milik

orang lain dan aku akan memulai segala sesuatunya dengan langkah baru dan suasana baru. Pemikiran salah kaprah yang memenuhi otak Dewi membawanya berlayar ke pulau mimpi yang akan memisahkan Azka dan Dewi keesokan harinya.

Sedangkan Dewi sudah memantapkan hati untuk membalas dendam. Azka dan Pamela adalah targetnya.

Kapankah kesalah pahaman ini akan berakhir?

.

.

.

TBC

Terpopuler

Comments

Wie Yanah

Wie Yanah

gpp slh phm dew yg pntg cntik dl,klw udh cntk semua mta trtuju pd mu

2022-04-12

0

agasaka

agasaka

seru .pde dewi a jga gndut suamiku nerimo ktanya pndamping itu bkn krna pisik aja yg utama yg pnting hatinya

2022-03-03

1

Titin Supriatin

Titin Supriatin

hadirrr😁😁😁

2022-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!