3.

“Urusi saja adik ketemu gede kamu itu. Aku akan pergi!“ kata Pamela sambil berlalu. Jujur saja Pamela juga mencintai Azka dirinya tidak bisa menahan rasa cemburu yang berkobar di dalam hatinya ini. Dia bahkan ingin kalau Azka mengejarnya dan meminta maaf kepadanya, dia pastikan bahwa dia akan langsung memaafkan kekasihnya itu. Tapi nyatanya? Azka bahkan tidak menghiraukan dirinya yang jauh-jauh dari Amerika meninggalkan semua kegiatannya dan kesibukannya hanya untuk merayakan ulang tahun dari kekasihnya itu. Hatinya sakit katena Azka malah memilih untuk mengurus si gendut ganjen yang selalu mengganggu kebersamaannya bersama kekasihnya yang tercinta.

Padahal di dalam, Azka juga semakin kebingungan mau pilih menyelamatkan siapa? Tapi akhirnya ia menyelamatkan Dewi karena Dewi dalam kondisi pingsan dan bisa berabe kalau orang tuanya sampai tahu kejadian ini.

Ia memilih untuk tak peduli ketika Pamela pergi dari rumahnya menggunakan taxi online menuju ke hotel terdekat, dan ia sibuk menggedor kamar adiknya Nolla untuk meminta bantuan. Karena yang Azka pikir saat ini adalah nyawa, gimana kalau Dewi kenapa kenapa?

“La!!” teriak Azka frustasi karena pintu kamar Nolla tidak terbuka, ini jam 12 persis, jadi wajar kalau adiknya sudah melayang ke dunia mimpi. Saking frustasinya ia bahkan tidak mengingat kalau hari ini ia ulang tahun.

“Apaan sih kak?” tanya Nolla dengan mata yang masih terpejam.

“Ay pingsan di kamar kakak! Kakak juga heran kok bisa dia di kamar

kakakk?” tanya Azka sambil menarik tubuh adiknya untuk turut membantunya mengangkat Dewi, untung saja orang tuanya sedang berpergian jadi ia bisa bebas menolong Dewi yang pingsan tanpa ada intervensi orang tuanya yang bakalan menyalahkan dirinya kalau sampai terjadi apa apa sama Dewi.

Nolla yang merasa bersalah kepada Dewi juga langsung on seketika. Dia

sudah tidak mengantuk lagi, nyawanya sudah benar benar terkumpul dengan sempurna.

“Gimana bisa pingsan sih kak?”

“Mana kakak tahu, udah jangan bawel, kita angkat dia ke mobil dan bawabke rumah sakit saja! Hubungi papa Sena, dek!” katanya sambil menggendong Dewi ala bridal meninggalkan kamarnya dalam posisi terbuka dan Nolla juga mengambil cardigan di kamarnya agar bisa ikut kakaknya itu ke rumah sakit terdekat agar Dewi bisa mendapatkan pertolongan pertama.

Entah dengan kekuatan darimana Azka bisa mengangkat tubuh Dewi ala bridal, bahkan Nolla yang melihatnya pun tak banyak bertanya karena ia sibuk.berpikir apa jadinya dengan Dewi kalau sampai kenapa kenapa. Emang Dewi kenapa sih?

“Kita mau ke rumah sakit mana, kak?”tanya Nolla ketika mereka meminta satpam rumah membukakan pintu agar mobil Azka bisa segera membawa Dewi ke rumah.sakit terdekat.

“RS Ananda saja, kamu hubungi papa Sena untuk menyusul disana!” kata Azka memberikan perintah kepada Nolla untuk menghubungi papa Sena lewat aplikasi chat. Mereka semua emang memanggil para papa keluarga cemara dengan

sebutan papa atau daddy atau papi mengikuti panggilan anak kandung mereka, saking hubungan  persahabatan mereka itu sangat baik dan rekat sekali.

Selama perjalanan, Azka sama sekali tak membuka percakapan dengan

adiknya karena ia merasa cemas dengan kondisi dari Dewi, sehingga pikirannya sedikit kalut karenanya.

Nolla yang habis menghubungi papa Sena lewat aplikasi chat langsung

menerima panggilan telepon dari papa Sena.

“Halo, pa!”

“…”

“Iya pa, tadinya ia menginap di rumah Nolla karena ia ingin kasih

kejutan sama kak Azka, tapi tadi kak Azka menemukan kalau Dewi pingsan di kamar kak Azka, sepulang kakak dari berpergian.” Kata Nolla yang sedikit mengarang cerita bebas karena ia sendiri gak tahu kondisi sebenarnya tentang sahabatnya

itu, namun ia kan harus memberikan jawaban kepada papa Sena kan?

Jadilah ia sedikit mengarang bebas agar papa Sena tidak murka.

“…”

“Ya ini otw ke rumah sakit Ananda, sudah hampir sampai pa! Nanti Nolla

kabari lagi. Papa hati hati ya.” Kata Nolla yang mendengar nada cemas di nada suara papa Sena.

“Gimana La? Papa sudah nyusul?” tanya Azka yang sudah membelokan

mobilnya kearah lobby rumah sakit.

“ Udah, kita bilang juga sama papa dan mama loh, kak! Jangan sampai

orang tua kita malah marah dengan kita gara gara kita tidak jujur sama mereka.”kata Nolla dengan nada tegas.

Azka langsung menyetujui permintaan  adiknya sambil ia membuka pintu mobilnya dan beberapa perawat RS Ananda sudah siapa dengan brankar dan juga perawat yang akan membawa Dewi ke ruang gawat darurat.

“Kamu ikut suster dan juga perawat ke ruangan tindakan, aku akan menyelesaikan administrasi, supaya Dewi bisa dipindahkan ke ruangan rawat inap begitu sadar!” perintah Azka dengan nada tegas kepada adiknya, sedangkan Nolla hanya menganggukkan kepalanya menuruti pengaturan dari kakaknya itu.

***

Tak selang berapa lama papa Sena sudah masuk bersama dengan mama Della. Mereka berdua masuk ke dalam ruang tunggu dengan wajah panic yang tak dapat mereka sembunyikan.

“Gimana? Gimana keadaan Dewi?” tanya papa Sena dengan nada kalut yang jelas terasa di setiap ucapannya.

Gimana tidak? Dewi itu selalu sehat dan menggemaskan. Kepercayaan dirinya selalu number one padahal tubuhnya selalu dapat cercaan dan hinaa dari orang orang di sekitarnya, termasuk teman kelas dan juga teman mainnya.

Sedangkan mama Della hanya bisa menangis saja, karena tertekan serta

kalut mendengar kondisi dari Dewi yang pingsan tanpa sebab. Kayaknya anaknya tidak dalam proses diet deh, jadi mana mungkin ia bisa pingsan?

“Masih di observasi oleh dokter pa! Kalian jangan khawatir karena Azka

sudah mengontak temen Azka yang jadi dokter ahli disini, nanti sebentar lagi Aldi akan ikut memantau kondisi dari Dewi dan memberikan penjelasan lengkapnya.” Kata Azka menjelaskan situasi dan keadaan dari Dewi saat ini.

Tiba tiba pintu ruang Gawat Darurat terbuka, seorang dokter dan juga

seorang suster keluar dari sana.

“Keluarga dari pasien Dewi.” Tanya suster sambil membawa berkas data

dari Dewi dan mmeberikannya kepada dokter yang ikut keluar dengan suster itu, dokter mencatat sesuatu di dalamnya.

“Saya, papanya dok! Gimana kondisi anak saya ini dok?” tanya papa Sena

dengan cepat diikuti dengan Della, Azka dan juga Nolla.

“Pasien sudah sadar dan tunggu sebentar, pasien akan dibawa ke ruangan VIP1, sesuai registrasi dengan penanggung jawab bapak Langit Azka.” Kata dokter itu dengan nada ramah serta penuh senyuman di wajahnya.

“Tapi anak saya kenapa dok?” desak papa Sena kepada dokter.

“Tidak apa apa sih pak, mungkin dia hanya terkejut karena sesuatu hal.

Namun setelah di cek keseluruhannya, kayaknya ga ada masalah, kita tunggu untuk laporan MRI besok ya pak, jadi kita akan lebih jelas dan tidak ada tebak tebakan.” jelas dokter itu dengan bahasa canda supaya pasiennya tidak merasa tertekan karenanya.

.

.

.

TBC

Terpopuler

Comments

Wie Yanah

Wie Yanah

dewi syok berat karena bang azka jg ngtain gendut buntelan kentut😍🤭

2022-04-12

0

Ruth

Ruth

semangat Mak💪💪💪buat Dewi jadi kuyus

2022-03-01

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!