Perhatian Dion

di dalam mobil calista dan Dion saling diam karena merasa canggung dalam satu mobil, setelah beberapa menit akhirnya mobil yang di kendarai Dion sampai di kontrakan calista, kemudian calista turun dari mobil yang di ikuti Dion.

"terima kasih pak atas tumpangannya" ucapan terima kasih calista.

"sama sama calista, satu lagi saya kan sudah pernah bilang jangan panggil saya pak, panggil dion saja" jawab Dion dengan memberi penjelasan kepada calista bahwa dia tidak ingin di panggil pak.

"tapi maaf pak, nanti jatuh tidak sopan jika saya hanya memanggil pak dion dengan nama saja" sambung calista

"ya sudah begini saja, jika di toko kamu panggil saya pak, kalau berdua panggil dion saja" perintah Dion dengan wajah datar.

"baik pak" jawab calista dengan sopan

"akhhh sakit pak" calista merasa sakit saat dion mencubit pipi calista

"itu hukuman mu jika memanggil saya pak" peringatan Dion kepada calista

"iya pak" jawab calista sambil mengelus-elus pipi nya

"aaaaa " teriak calista lagi saat dion mencubit pipi calista yang sebelahnya

"tadi saya bilang apa" tekan Dion kepada calista

"maaf pak eh Dion, sakit tau" keluh calista

"maaf" Dion meminta maaf kepada calista sambil mengelus pipi yang dia cubit tadi,

sedangkan calista yang di perlakukan seperti itu untuk pertama kalinya menjadi tegang dan gugup, dan dion yang melihat ekspresi calista merasa lucu

"hahahaha" Dion tertawa, calista merasa bingung kepada Dion tertawa

"Dion kenapa kamu tertawa" tanya calista dengan bingung

"ekspresi mu sungguh lucu ,jadi aku tidak tahan jika tidak tertawa" jawab Dion dengan menahan tawanya, Dion juga sudah merubah kata saya menjadi kamu, agar dia dan calista menjadi akrab.

"ya sudah kamu masuk, aku akan pulang" sambung dion sambil mengelus kepala calista.

kemudian calista memasuki kontarkan nya dan Dion mengawasi calista sampai masuk ke dalam kontarkan kemudian dia memasuki mobil dan menjalankan mobil tersebut, sedangkan calista di balik pintu memegangi dadanya ia merasakan detak jantung yang berjalan tidak normal

"ada dengan jantung ku, kenapa berdetak seperti ini" monolog calista sambil membayangkan apa yang barusan Dion lakukan kepada nya sehingga menerbitkan senyum manisnya. calista sangat bersyukur ia di usir dari kontrakan sebelum dan pindah ke tempat ini, ternyata membawa kedamaian untuk dirinya, calista merasa semua orang tidak menghinanya lagi.

di mobil dion juga memegangi dadanya ia merasakan jantungnya berjalan tidak normal

"apa aku mulai jatuh cinta dengan mu calista, kenapa tadi aku berani melakukan hal itu sebelum aku belum pernah melakukan hal itu kepada perempuan lain" monolog David sambil menyetir " aku akan menjadikan kamu milik ku, apapun yang terjadi" sambung David.

sedangkan calista di kontrakan

"aaa kenapa aku jadi membayangkan Dion sebaiknya aku segera bersih bersih dan beristirahat besok aku harus bekerja dengan baik jangan sampai Dion kecewa memiliki karyawan seperti" monolog calista kemudian bergegas membersihkan dirinya.

......................

keesokan paginya calista sudah siap untuk berangkat bekerja, saat calista keluar kontrakan betapa terkejutnya dia, bahwa dion sudah ada di depan kontrak nya, calista segera menghampiri Dion

"pak eh Dion sejak kapan berada di depan kontak ku" tanya calista

"aaaaa" terima Calista saat dion mencubit pipi calista

"ini hukuman karena memanggil ku pak, sudah sejak 15 menit yang lalu" jawab santai Dion sambil mengelus pipi calista yang ia cubit tadi

"a aku belum terbiasa" jawab gugup calista karena tangan Dion masih berada di pipinya dan detak jantung nya mulai berdetak tidak normal

"Mulai di biasa kan, kalok masih sering manggil aku pak, maka ini pipi akan selalu mendapat cubit dari Ku" peringatan Dion dengan santai dan mengelus pipi calista dan di akhir dengan tiup , calista yang merasa hembusan nafas Dion yang begitu dekat, mulai gugup dan tak terkontrol dan tidak bisa menjawab pertanyaan dion.

"ayok kita berangkat" ajak Dion mengandeng tangan calista membawa ke mobil sedangkan calista tangan merasa dingin, Dion yang merasakan betapa dinginnya tangan calista hanya tersenyum tipis, kemudian Dion membuka pintu mobil untuk calista dan calista memasuki mobil, dionn bejalan memutari mobil dan masuk ke ke pengemudi.

saat di jalan Dion menyalakan lagi romantis untuk menemani perjalanan mereka, namun di tengah perjalanan Dion membelok kan mobilnya ke sebuah restoran.

"Dion kenapa berhenti di sini, kita belum sampai" calista bertanya sambil mengamati sekitar tempat itu

"kita sarapan dulu, baru berangkat" jawab Dion dengan senyum manisnya dan hal itu membuat calista salah tingkah sendiri.

"ta tapi kalau sarapan terlebih dahulu, saya akan terlambat" tanya calista dengan panik

"aku kn pemilik tokonya jadi santai saja" jawab Dion enteng tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dengan calista

"ta tapi tidak akan enak dengan karyawan yang lain, saya juga baru bekerja di tempat mu" calista berusaha memberi pengertian kepada Dion

"sudah tenang saja, ayo turun" perintah Dion

kemudian calista dan Dion memasuki restoran tersebut untuk sarapan, setelah mereka memesan makanan Dion selalu memandang calista tanpa menoleh sedikit pun sambil menunggu sarapan mereka datang, saat pesanan sudah datang Dion dan calista memakan sarapan mereka dengan nikmat, tetapi Dion sengaja makan dengan lambat agar dia bisa lama bersama dengan calista, hingga satu jam kemudian mereka selesai memakan sarapan paginya. mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju toko bunga, setelah sampai calista segara turun dan masuk ke toko memulai pekerjaan dan beberapa karyawan yang melihat calista berangkat bersama Dion hanya diam, mereka berpikir mungkin calista bertemu Dion di jalan dan di beri tumpangan karena selama ini Dion di kenal sangat baik dan ramah terhadap karyawan, apalagi calista masih baru pasti Dion memperlakukan calista dengan baik agar betah bekerja di tokonya.

cling suara lonceng menandakan ada pelanggan datang dan calista segera menghampirinya

"Selama pagi Bu, bisa ada yang saya bantu" sambut ramah calista kepada pelanggan tersebut

"ini mba saya mau cari bunga, nah bunga yang cocok untuk dekorasi bunga apa ya mba" tanya pelanggan itu

"ibu bisa pilih bunga baby breath, silahkan Bu di lihat lihat terlebih dahulu" tunjuk calista dengan mempersilahkan ibu itu melihat bunga tersebut.

"baby breath merupakan salah satu elemen dekorasi rustic yang cantik Bu, dan bunga ini sering di gunakan untuk pernikahan, photoshoot, atau sekadar mempercantik ruangan" penjelasan calista tentang bunga itu.

"baiklah mba kalua begitu saya ambil bunga ini sepuluh" akhirnya ibu itu memilih bunga yang di jelaskan oleh calista, dan ibu itu juga menyukai bunga tersebut.

"baik bu akan saya bungkus terlebih dahulu bunganya" jawab calista sambil menyiapkan pesanan ibu itu

"ini Bu bunganya, semoga ibu suka dengan pelayanan di sini" calista memberikan bunga itu kepada ibu tersebut, dan ibu itu menarima bunga sambil melakukan pembayaran.

"terima kasih Bu, jangan sungkan untuk kembali lagi kesini" ucapan terima kasih calista dan di balas anggukan oleh ibu tersebut.

sedangkan di balik kaca Dion melihat calista dengan senyum yang mengembang

"kau memang perempuan yang ramah dan manis tentu cantik, cocok untuk jadi ibu dari anak-anak ku" monolog David.

............

"calista makanan siang terlebih dahulu sudah lapar ni, cacing cacing di perut ku sudah bernyanyi ria" celoteh Arin kepada calista.

"iya ini mba, ayo aku juga sudah lapar" jawab calista sambil meletakkan bunga ke tempat semula.

kemudian mereka berdua makan bersama sembari mengobrol kesana kemari, entah apa yang mereka obrolan

hari sudah sore dan semua karyawan sudah pulang dan tinggal calista, dan Dion menghampiri calista dan mengajaknya pulang, calista mulai terbiasa dengan dipan, setelah beberapa menit mereka sudah sampai di Kontrakan calista, Dion sendiri langsung pulang

........

Sudah satu bulan lamanya calista bekerja di toko bunga tersebut. untuk hubungan calista dan Dion semakin dekat tanpa rasa canggung di antara mereka, pagi pagi Dion sudah berada di kontarkan calista.

"pagi calista" sapa Dion kepada calista yang pasti dengan mengelus pipi calista adalah kesukaan Dion sedangkan calista sendiri mulai terbiasa dengan yang di lakukan dion.

"pagi Dion" balas calista

Dion memperhatikan bibir calista yang berwarna merah ceri lama kelamaan wajah Dion semakin dekat dan akhirnya Dion menempelkan bibirnya, calista yang terkejut hanya diam bak patung, tidak ada respon ataupun penolakan calista akhirnya Dion m***** bibir calista dan lama kelamaan c*****m itu semakin menutut dan calista hanya mencengkram lengan Dion, dan kemudian memukul dada Dion karena kehabisan nafas, dion kemudian melepaskan dan memandang kearah calista betapa manisnya calista.

"maaf calista, saya khilaf" permintaan maaf dion

"ti tidak apa apa" jawab calista dengan terbata bata.

di dalam mobil mereka saling diam dengan pemikiran Meraka masing masing

"apakah aku boleh berharap bisa memiliki Dion, tapi apakah aku pantas, semoga aku bisa bersama Dion selamanya, aku nyaman saat bersamaan nya" harapan calista di dalam hati

"manis sekali, apapun yang terjadi calista harus menjadi milik ku " monolog Dion

akhirnya beberapa menit mereka sampai di toko bunga, calista segera berlari masuk ke toko karna masih malu dengan kejadian tadi pagi, sedangkan Dion yang melihat tingkah calista merasa lucu dan menggelengkan kepalanya.

"baru sampai calista" sapa Arin dan calista mengahampiri Arin

"iya mba" jawab calista dengan nafas yang tersengal-sengal karena barusan lari meninggalkan Dion di parkiran

"bareng pak Dion lagi" tanya penasaran Arin

"hehehehe iya mba" jawab malu malu calista

"hati hati Lo, sapa tau pak Dion udah punya pacar" beritahu Arin

"apa iya mba pak Dion sudah punya pacar" tanya calista dengan kecewa

"kan aku bilang siapa tau calista, tapi selama ini pak Dion gak pernah terlihat dekat dengan Perempuan selain kamu" Arin menjelaskan kepada calista

"benarkah mba" jawab antusias calista

"benar, kamu melihat senang, kamu suka ya sama pak Dion, cieee" ledek Arin sambil menyenggol lengan calista, sedang kan calista tersipu malu malu

"eh eh itu bibir mu kenapa calista, kenapa bisa bengkak seperti ini" Arin khawatir Dengan calista

"anu mba anu ini tadi pagi ke gigit semu yang ada di roti, saat saya makan roti gak tau ada semut jadi digigit semut mba" jawab calista sambil memegang bibirnya

"hati hati hati lain kali" Arin memberi nasehat kepada calista, calista membalas dengan menganggukan kepalanya, sembari teringat kejadian tadi pagi membuat pipi muncul semburat kemerahan, untung saja dia bisa memberikan jawaban palsu kepada Arin tidak mungkin ia cerita yang sebenarnya.

kemudian mereka melakukan pekerjaan mereka masing masing, sedangkan di rungan dion memegangi bibirnya sambil senyum senyum tidak jelas saat sedang menghayal handphone nya berbunyi

kring kring kring

"hallo ada apa" jawab Dion dingin

"............."

"iya iya saya tidak lupa" balas Dion dengan malas

"............"

"hmmmmm" jawab Dion sambil kesal karena orang yang menelfon nya telah menganggu kegiatan saat dia menghayal tentang kehidupan nya bersama calista

"......"

"IYA IYA KAU TENANG SAJA AKU TIDAK AKAN LUPA" bentak dion sambil mematikan telfonnya

Tut

"dasar menganggu saja" kesal Dion

waktu tak terasa sudah sore dan Dion selalu mengantar jemput calista, kegiatan itu sudah ia lakukan selama satu bulan ini, dan Dion sangat senang melakukan itu karena dia menyukai calista

"terima kasih Dion, atas tumpangannya, terima kasih sopir gratis" canda calista

"terima kasih juga penumpang setia ku" balas Dion dengan bercanda

"hahahaha" tawa mereka berdua

"ya sudah buruan sana masuk" perintah Dion

"iya" jawab calista sambil melambaikan tangannya

Dion tertawa melihat tingkah lucu calista kemudian menjalankan mobilnya.

di kamarnya calista senyum senyum sambil memeluk guling

"semoga hari ini dan seterusnya kebahagiaan yang menghampiri ku, dan semoga Dion menjadi milikku" monolog calista sambil membayangkan kebersamaan nya bersama Dion dan membandingkan hidupnya yang dulu dengan sekarang sangat jauh berbeda, lama kelamaan calista tertidur karena kelelahan

Terpopuler

Comments

Dewi Masitoh

Dewi Masitoh

♥️♥️♥️♥️♥️

2022-03-20

0

Nur Aena

Nur Aena

semoga Dion bisa membuat calista bahagia

2022-03-07

1

selvi_19

selvi_19

btw ada kesalahan aku ngetik nama di situ ditulis David, tapi yang bener Dion ya, maaf mungkin sambil ngantuk aku ngetik nya

2022-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!