Nayra menghentikan tangisnya. Dia merasakan sebuah tangan hangat mengusap dipunggungnya. Menenangkan dirinya. Dia menaikkan wajahnya, menatap perlahan wajah dihadapannya.
“Aarrgghh!!” Kembali dia berteriak. Mendorong kasar tubuh orang yang memeluknya.
“Dasar pria mesum. Gila. Cabul. Pergi sana!” ketus Nayra mengerucutkan bibirnya. Berbalik dan meninggalkannya sambil berjalan setengah pincang.
Huwaa ... kau gila Nay, bagimana bisa kau berada dalam pelukan orang yang tak dikenal. Dia memaki dirinya sendiri dengan kesal.
Pria tadi menautkan alisnya. Bingung dan terkejut. Namun, seberkas senyuman mengembang dibibirnya.
Benar benar gadis manis dan imut. Dia memang tipeku.
***
Sampai di apartemen. Nayra mengurung diri di kamar mandi. Tidak peduli dengan ponselnya yang terus berbunyi dari dalam tas.
Di kamar mandi, dia menyalakan shower. Membiarkan air turun membahasi seluruh tubuhnya. Gadis itu menangis
diketerpurukannya. Terlintas semua ucapan Rasti—teman sekantor yang memperingatkan tentang kedekatan
Gio dan Mona. Rasti menuduh mereka berselingkuh.
Hatinya bertambah sakit ketika melihat jari manisnya tersemat cincin pertunangan mereka. Dia masih belum mempercayainya.
“Huhuhu. Gioo, kenapa kau melakukan ini padaku? Apa salahku? Huhuhu.” raungan kesedihan menyayat hati.
Tubuhnya terasa panas saat dia berbaring di ranjang. Dia meraung kembali dengan sangat keras, air matanya sudah membasahi ranjang. Memukuli dada yang terasa kebas seperti mati rasa hingga dia tertidur.
Pagi harinya, gadis itu terbangun. Tertegun sesaat, merasakan tubuhnya yang terasa remuk.
Ponselnya terus berbunyi, dengan malas dia meraih tasnya. Melihat nomor yang memanggil. Saat dia tahu dari kantor, gadis itu bangkit dari tempat tidur.
Masuk ke kamar mandi setelah melemparkan ponsel ke tempat tidur. Dia lupa. Hari ini di kantor ada rapat pengalih jabatan pada putra pemilik perusahaan.
Saat menyisir rambut, mata Nayra melirik jari manisnya yang masih tersemat cincin menyebalkan itu. Perlahan dan pasti, tangan satunya melepaskan cincin tadi dan meletakkan di atas meja rias. Hati Nayra hancur, dia masih belum bisa menerima kejadian semalam.
Sampai di depan kantor, gadis itu membawa banyak berkas. Menyeberang dan setengah berlari memasuki gedung kantor.
Sebuah mobil berbelok ke arah Nayra dan hampir menabraknya. Pengendara mobil dengan cepat menginjak rem. Nayra terkejut, refleks menjatuhkan berkas yang dibawa.
Pengendara mobil keluar dan membantu gadis itu membereskan berkas. Dia sempat melirik berkas itu, sedangkan Nayra hanya fokus membereskan sisa berkas lain yang masih berceceran tanpa melihat si pengendara mobil.
"Terima kasih, maaf saya yang salah waktu berbelok tidak melihat jalan."
Nayra meminta maaf berulang, sambil menerima sisa berkas yang dibereskan orang tadi. Kemudian segera pergi dengan berlari. Orang tadi hanya bisa menatap kepergian Nayra penuh arti.
Cih, apa dia selalu seperti itu? Hanya berterima kasih lalu pergi tanpa menatap siapa orang yang menolongnya? Benar-benar tak menatapku, apakah aku kurang tampan di matanya?
Orang tadi berbisik sewot dalam hatinya.
Rasti sudah menunggu kedatangan Nayra sambil mondar-mandir di depan lift. "Akhirnya datang juga. Gue panik nungguin lo. Sudah telpon tidak di angkat, huh ... untung orangnya belum datang. Mana berkas-berkasnya? Sini biar gue bawa dulu ke ruang rapat!"
Nayra menyerahkan berkas tadi. "Sorry ... ya, Ras, gue bukan sengaja."
"Ok, ok! Yang penting sekarang kita harus bergabung dengan yang lain.Mereka sudah menunggu, jangan lupa presentasi sebaik mungkin!" ujar Rasti mengingatkan dan bergegas ke ruang rapat.
Di dalam ruangan semua sudah menempati posisi masing-masing. Kebetulan posisi bangku Nayra di samping bangku bos. Tidak lama terdengar pintu di buka.
Mereka semua langsung berdiri, bos besar yang benar benar berperut besar masuk dengan seorang pria yang well ... beruntungnya benar benar berbeda dengan si bos.
"Perkenalkan, ini putra saya, Alexander Gajendra. Selamat bekerja sama!" ujar Bos Besar memperkenalkan pria di
sebelahnya.
"Mohon bantuan dan kerjasamanya semua!"
Terdengar sopan, kemudian bos besar memperkenalkan mereka satu per satu. Tak berapa lama Nayra sudah mempresentasikan isi berkasnya. Gadis itu tidak sadar, sejak Alex masuk ke ruangan mata pria itu langsung tertuju kepadanya.
Huh, kita bertemu lagi gadisku, ini ketiga kalinya kita bertemu. Berarti kita berjodoh. Aku pastikan kau hanya akan
menjadi milikku!
***
Terima kasih untuk para readerku yang baik hati. Jangan lupa mampir untuk meninggalkan jejaknya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Siti Ruqoyah
semangat 💪💪💪
2022-03-01
2
𝕽𝖈⃞Butirn𝕵⃟dBUᶜʙᵏⁱᵗᵃ
yakinnn abang... 🤭 cuzzzz sikat
2022-02-27
3