Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, Arthur dan Elina akhirnya sampai pada tempat tujuan mereka yaitu sekolah sihir yang tepatnya berada di kota Verona.
"Hei elina, cepat turun! Mereka akan mengira kamu lumpuh jika terus ku gendong." ucap Arthur.
"Berisik!" jawab Elina dengan ketus. Elina kemudian turun.
Suasana di depan sekolah itu begitu ramai. Para calon siswa datang dari berbagai penjuru desa di dekat kota.
Baik bangsawan maupun rakyat biasa mereka berkumpul bersama di pintu gerbang.
Para bangsawan terlihat jelas tidak nyaman dari raut wajah mereka karena harus berkumpul dengan rakyat biasa. Mau tidak mau mereka harus terbiasa dengan hal ini. Karena hanya ini satu-satunya sekolah sihir yang terdapat di Verona.
Jika mereka tidak ingin bersinggungan dengan para rakyat biasa mungkin mereka bisa masuk kedalam sekolah pemerintahan atau mendaftar sekolah sihir ibukota yang notabene keduanya diisi oleh para bangsawan.
.
.
.
.
.
Tak lama datanglah seorang berjubah merah panjang dengan kuda putihnya menuju pintu masuk membelah lautan manusia yang sedang menunggu gerbang dibuka.
Kemudian pria itu turun dari kudanya dan melepaskan jubah yang ia pakai.
Ternyata pria itu memiliki wajah yang sangat rupawan dengan rambut hitam dan mata birunya yang indah.
"Di-dia itu kan…." ucap seorang laki-laki bertubuh besar dengan gemetar sambil menunjuk penunggang kuda tersebut.
"Damian!!! Ya ampun Damian!!!" sontak para gadis yang ada disitu berteriak histeris melihatnya.
Pria itu hanya menatap dingin para gadis gadis tersebut dan berjalan menuju pintu masuk.
Bukannya takut dan berhenti berteriak, mereka justru tambah histeris karena ditatap oleh seorang Damian.
"Ada apa dengan mereka?" Ucap Arthur dengan wajah datar. Baru kali ini ia melihat seorang perempuan bisa seperti itu.
"Oi bocah!" Tegur seorang pria yang sedang berdiri di sebelah kanan Arthur.
"Kamu ini benar-benar berasal dari desa ya? Apakah kamu tidak mengenal Damian?" Tanya pria itu.
"Tidak." jawab Arthur singkat tanpa menatap wajah lawan bicaranya. Matanya masih terpaku pada sosok yang dibicarakan.
Melihat respon Arthur yang seakan menghina Damian, Pria tersebut langsung menjelaskan siapa itu Damian.
"Cih, asal kamu tahu ya bocah desa, dia itu berasal dari keluarga Zephyros. Ada empat keluarga bangsawan yang memegang kendali atas kerajaan ini, mereka adalah keluarga Euros, Zephyros, Notos dan Boreas. itu berarti keluarga Zephyros merupakan bangsawan paling terhormat di kota ini. Dan itu juga berarti Damian memiliki hubungan kekerabatan dengan kaisar!!"
"Menarik" Arthur kembali merespon seperti tadi.
.
.
.
Kriiiiiit
Suara gerbang seketika itu membuat semua yang ada di sana menjadi hening.
Melihat gerbang yang sudah dibuka lebar akhirnya mereka pun berbondong-bondong masuk kedalam sekolah tak terkecuali Arthur dan Elina.
Keduanya berjalan diantara dua gedung raksasa yang dihiasi banyak ornamen patung. Mereka hanya bisa mengagumi betapa indahnya arsitektur bangunan dari sekolah. Selain itu juga banyak para senior yang lalu lalang di atas langit sekolah menggunakan sapu terbang melihat para calon siswa baru.
Sesampainya mereka di sebuah lapangan yang besar, Elina menoleh ke arah timur dan melihat banyak orang yang sedang berkerumun mengelilingi sebuah tenda. Ternyata tenda tersebut adalah tempat mendaftar bagi golongan rakyat biasa.
Kemudian ia meraih tangan kanan Arthur dan mengajaknya untuk pergi menuju ke tenda tersebut.
"Disana! Ayo Arthur kita harus mendaftar terlebih dahulu." ucap Elina sambil menunjuk sebuah tenda yang dipenuhi oleh banyak orang.
Beberapa orang yang ada disana sempat melirik Arthur karena heran. Mereka benar benar tak bisa merasakan energi Mana dari bocah itu.
Mereka berpikir apakah arthur seorang pengguna rare magic? Karena tidak mungkin seorang manusia pada abad ini tidak memiliki sedikitpun Mana setelah evolusi panjang yang dilakukan oleh umat manusia terdahulu.
Mereka semua tak sadar, Arthur bukan tak memiliki Mana tetapi Mana miliknya terlalu sedikit sehingga sulit dirasakan oleh orang lain.
.
.
.
.
Setelah selesai melakukan pendaftaran semua peserta yang ada diminta untuk masuk ke dalam sebuah aula raksasa yang bisa dibilang lebih mirip arena bertarung Colosseum yang ada di ibukota, yang membedakan hanya ruangan ini memiliki atap.
mereka diminta menunggu kehadiran para tim penilai yang terdiri dari para staf sekolah.
Para peserta pun membentuk sebuah barisan di lapangan sesuai dengan nomor urut yang telah didapatkan oleh masing-masing.
Tidak lama akhirnya para tim penilai datang dan langsung mengisi tempat yang telah disediakan oleh panitia dan seorang pria berambut panjang dengan zirah berwarna keemasan yang menandakan bahwa dia seorang kapten ksatria sihir maju ke depan mimbar untuk memberikan sambutan.
"Aku Fagioli Dimitri mantan kapten Ksatria suci dan juga selaku kepala sekolah disini mengucapkan selamat datang di Verona Magia Academy tempat ditempanya para ksatria sihir. Aku yakin kalian semua yang ada disini adalah jiwa jiwa yang kuat dan pemberani sehingga memilih mengabdikan diri menjadi senjata sekaligus tameng umat manusia dan juga kekaisaran." Ucap Fagioli dengan lantang.
"Untuk dapat menempuh studi sihir disini kalian semua harus melewati beberapa test yang akan kami berikan." Sambung Fagioli
"Apakah kalian semua siap anak-anak?"
Naas hanya satu orang saja yang menjawab pertanyaan fagioli.
"Iya pak siap" jawab seorang pria yang berdiri paling depan di bagian timur.
Kesal karena tidak digubris oleh para peserta Fagioli kembali bertanya dengan nada sedikit tinggi seraya mengangkat tinggi ke atas tangan kanan nya yang memegang tongkat sihir dan memadatkan mana di tongkatnya sehingga bercahaya terang seakan ingin melakukan sesuatu yang menakutkan
"Apakah kalian semua siap?" tanya Fagioli dengan suara yang menggelegar di aula
Sontak semuanya menjawab dengan lantang.
"Iya kami siap!" jawab para peserta dengan serentak.
.
.
.
.
.
Setelah beberapa saat memberi ucapan pembuka dengan panjang lebar, fagioli kemudian menjelaskan tes yang akan mereka hadapi.
"Hanya ada dua tes yang akan kami berikan pada kalian semua yang ada disini. Yang pertama test mengendalikan sihir baik itu menggunakan tongkat sihir maupun tidak. Dengan begitu kami bisa melihat seberapa jauh kalian mampu mengendalikan energi sihir kalian miliki masing-masing. Yang kedua yaitu pertarungan antar peserta. Dengan pertarungan itu kami juga dapat menilai seberapa besar potensi kalian menjadi ksatria sihir" Ucap Fagioli.
Setelah mendengar penjelasan singkat mengenai tes oleh kepala sekolah, para peserta diminta maju satu persatu untuk membidik dan menembakkan sihirnya ke sebuah objek berupa kayu yang berdiri tegak dengan tinggi tidak lebih dari pinggang seorang manusia dan berjarak kurang lebih 10 meter.
Barisan pertama dari barat hingga timur maju ke depan untuk melakukan tes.
Beberapa dari mereka ada yang meminta tongkat sihir kepada panitia guna meningkatkan kestabilan Mana mereka, sebagian lagi hanya menggunakan tangan kosong untuk memperlihatkan kepada panitia bahwa mereka bisa menstabilkan Mana tanpa tongkat sihir karena sudah menjadi rahasia umum bahwa mereka yang menggunakan tongkat sihir adalah mereka yang baru dan kesulitan menggunakan sihir.
Setelah dirasa cukup maka mereka mulai merapalkan mantra dan mengeluarkan sihir mereka masing-masing.
"Sihir angin: Panah angin!"
"Sihir Air: Tombak air!"
Namun juga ada beberapa dari mereka yang tidak merapalkan mantra. Mereka yang tidak merapalkan mantra tentunya berada di tingkatan yang lebih tinggi.
Elina sendiri berada pada barisan ketiga dan Arthur pada barisan terakhir.
Elina melirik Arthur dengan wajah kasihan dan berkata dalam hati:
"Kasihan sekali anak itu, dia pasti akan menjadi bahan tertawaan semua orang yang ada disini" mengingat adiknya tak dapat menggunakan sihir.
Meskipun begitu tak ada sedikitpun keraguan maupun ketakutan yang nampak terlihat dari wajahnya justru malah menunjukan bahwa ia sangat siap dan penuh percaya diri.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Daniel Rumahorbo
lanjut
2022-05-14
2
Nizar Nabhan
lajut
2022-03-12
1
Elwi Chloe
tulisannya rapih bgt tor
2022-03-02
8