Pendaftaran sekolah sihir di Verona telah dibuka. Mereka pun lantas pergi bersama menuju kota tersebut.
Kota Verona adalah salah satu kota besar di kerajaan Romawi barat yang terkenal akan keindahan baik arsitektur maupun alamnya.
Sungai sungai yang jernih mengalir menusuk jantung kota. Tembok-tembok tinggi menjulang membatasi kawasan bangsawan. Para pedagang yang sibuk merayu hati para pembeli dan pohon pohon besar yang rindang sangat memanjakan hati. Kira kira seperti itulah gambaran kota verona yang bisa disebut.
Selama diperjalanan Arthur dan Elina menemui banyak sekali hal baru terutama Elina, karena ini pertama kalinya Elina pergi ke kota. Sedangkan Arthur, ia telah sering pergi ke kota untuk membantu ayahnya.
Elina terhenti. Ia nampak kelelahan. Sudah lebih dari 6 jam mereka berdua berjalan kaki. Keduanya tak memiliki cukup emas untuk membeli seekor kuda.
"Arthur ini sangat melelahkan. Bisakah kita berhenti terlebih dahulu dan beristirahat sejenak? Sejak dari rumah kita sama sekali belum beristirahat." Ucap Elina yang sedang menyender di pohon dengan nafas terengah-engah.
"Lihat!! Tembok kota sudah terlihat, jangan memperlambat jalanku menuju kesuksesan." ucap arthur yang terus berjalan tak menghiraukan Elina.
"T-tunggu! Baiklah kalau begitu gendong aku!!" ucap Elina dengan nada sedikit kesal.
Mendengar ucapannya, Arthur langsung berhenti. Ia berpikir sejenak. Menurutnya Kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali.
"Baiklah baiklah, kemarilah biar ku gendong."
Elina pun menghampirinya dan langsung menaiki punggung Arthur. Keduanya kemudian melanjutkan perjalanan.
"Gilaaa!!! Aku benar benar bisa merasakan dada elina yang besar menyentuh punggungku, terlebih lagi ini pertama kalinya aku menyentuh pahanya dengan kedua tanganku." ucap Arthur dalam hati sambil tersenyum nakal.
"Hihihihi dasar bodoh, memang dasarnya kau ini diciptakan untuk menjadi budakku." ucap Elina dalam hati sambil yang juga tersenyum licik.
.
.
.
.
.
Akhirnya mereka sampai pada gerbang masuk kota Verona. Keduanya mendongakkan kepalanya menatap tembok kota. Keduanya tak pernah melihat sesuatu yang sebesar ini. Tembok itu sangat tinggi dan besar. Pintu gerbang pun juga terlihat besar. Gerbang itu dijaga oleh dua prajurit.
Mereka berdua lantas bergabung dengan antrian masuk ke dalam kota. Satu persatu orang yang masuk kedalam di cek oleh para penjaga. Akhirnya tibalah giliran mereka berdua.
"Ada keperluan apa kalian berdua kesini?" ucap penjaga dengan wajah yang kurang menyenangkan.
"Kami kesini untuk mendaftar sekolah sihir, tuan." Ucap Arthur yang kemudian merogoh kantung celananya dan memperlihatkan berkas untuk pendaftaran.
Penjaga itu pun mengambil berkas yang diberikan arthur dan mengeceknya. Setelah selesai melakukan pengecekan, penjaga itu mengembalikan berkasnya. Matanya tertuju pada seorang yang sedang gendong oleh Arthur. Ia pun bertanya "ada apa dengan yang dibelakangmu? Mengapa ia tak turun?" Tanya penjaga.
"Maaf tuan, dia adalah kakakku. Dia memiliki kekurangan sejak lahir sehingga menyebabkan ia tak bisa berjalan." ucap Arthur sambil tersenyum
Mendengar penjelasan dari adiknya yang kurang ajar itu, Elina langsung mengencangkan lengannya yang berada di leher Arthur sehingga ia sedikit tercekik.
"A-aduh, hentikan apa yang kamu lakukan?" Ucap Arthur sambil berusaha melepaskan cekikannya.
Penjaga itu sedikit kebingungan dengan tingkah laku mereka berdua. Karena melihat antrian di belakang yang sudah terlihat panjang, akhirnya penjaga menyuruh mereka untuk masuk.
"Baiklah kalau begitu, kalian berdua cepatlah masuk!" ucap penjaga tersebut sambil menarik lengan Arthur untuk mempercepatnya.
Mereka berdua pun memasuki kawasan pusat kota.
Arthur dan Elina terus mengagumi keindahan kota ini sepanjang perjalanan mereka menuju sekolah tersebut
"Hei Arthur, bukankah kau pernah pergi ke Milan? Apakah Milan seindah ini atau bahkan lebih indah?" Tanya Elina yang masih digendong Arthur
"Bodoh jangan berbicara dekat telingaku, itu benar-benar membuatku geli, rasanya seperti sedang dirangsang hehehehe." kata arthur dalam hati
"Milan? Hmmm, menurutku Milan jauh lebih baik dibandingkan kota ini"
"Benarkah??" tanya Elina dengan wajah yang penuh penasaran.
"Iya, aku serius."
"Kalau begitu lain kali ajak aku ke Milan." ucap Elina
"Iya suatu saat nanti aku akan membawamu kesana."
"Janji?"
"Iya aku berjanji."
.
.
.
.
.
Bersambung
jangan lupa like nyaaaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
IM GoldOren
untung mana?
2022-03-17
1
Nizar Nabhan
kocak dua-duanya
2022-03-12
2
Fahrudin
dikit banget
2022-03-04
1