Chapter 2

“Semuanya di temukan tepat di samping tubuh korban,”

Sora menoleh, menatap inspektur Hideyoshi yang sedang berjalan ke arahnya.

“Lebih baik kita mulai rapatnya sekarang,” tutur inspektur Hideyoshi.

Yang lainnya mengangguk setuju, begitu juga Sora. Mereka akhirnya memulai rapat dengan membeberkan identitas korban juga sisa anggota keluarga yang masih hidup.

Rapat berlangsung selama kurang lebih dua jam, dan dari rapat ini, Sora tahu bahwa pembunuhan ini mungkin saja belum berakhir.

Sora segera pulang ke rumah untuk beristirahat agar besok ia bisa segera ke Osaka dan Nagano untuk menyelidiki TKP.

Di zebra cross, Sora berpapasan dengan seorang laki-laki yang sedang membantu seorang gadis kecil untuk menyeberangi jalan. Awalnya Sora hanya memperhatikan keduanya karena mereka berdua mengingatkannya pada kedua sepupunya.

Sesaat kemudian, Sora terkejut ketika mendengar suara tembakan beberapa kali dan di susul dengan tumbangnya laki-laki yang baru saja membantu anak kecil itu.

Jalanan menjadi kacau, teriakan terdengar dimana-mana. Sora langsung berlari ke arah korban yang ternyata masih bernafas. Ia menelepon ambulans lalu langsung memberikan pertolongan pertama pada korban.

Sora juga mengedarkan pandangannya ke segala arah untuk menemukan sang pelaku. Namun karena keadaan yang sangat kacau dengan banyaknya orang yang berlarian juga kendaraan-kendaraan yang terjebak membuat Sora tidak bisa melihat sang pelaku di mana pun. Sora hanya melihat anak kecil yang tadi bersama korban masih terduduk tak jauh dari mereka dengan ekspresi shock.

Untungnya, petugas polisi lalu lintas yang kebetulan sedang berpatroli bisa menenangkan warga dan mengarahkan mereka ke tempat yang aman lalu langsung menutup jalan di sekitar TKP.

Sementara temannya menutup TKP, petugas patroli lain langsung menelepon kantor pusat dan melaporkan apa yang terjadi di sini.

Sementara itu, Sora masih terus berusaha untuk menyelamatkan nyawa korban dengan melakukan CPR beberapa kali sampai ambulans datang.

“Tolong kabari saya tentang perkembangannya nanti,” pinta Sora pada petugas yang membawa korban.

“Baiklah!” balas sang petugas sebelum akhirnya menaiki mobil dan langsung tancap gas ke rumah sakit.

Sora kemudian beralih pada anak kecil yang sedang di dekati oleh dua orang polisi lalu lintas tadi.

Anak itu tampak ketakutan saat dua petugas itu berusaha mendekat. Sora ikut mendekati anak kecil itu dan langsung memeluknya, mengusap-usap punggung sang anak dan berusaha memberikan ketenangan kepada anak itu.

“Tidak apa-apa, tidak ada yang perlu di khawatirkan,” bisik Sora menenangkan.

Sora menoleh ke belakang lalu memberikan isyarat pada dua orang polisi lalu lintas itu untuk segera membelikan air di supermarket yang ada di dekat mereka.

Untungnya kedua petugas itu mengerti dan segera membelikan air yang di minta Sora.

Sora kemudian menuntun anak itu untuk meminum air itu setelah sebelumnya ia mencuci tangannya dengan botol air miliknya sendiri.

“Sudah merasa lebih baik?” tanya Sora.

Anak itu mengangguk kaku.

Sora dan kedua petugas polisi itu menghela nafas lega. Apalagi mobil inspektur Chisaki yang akhirnya sampai di tempat kejadian membuat ketiganya melega.

“... hatnya,”

Sora menoleh ketika mendengar suara dari anak tadi.

“Hem? Kamu tadi bilang apa, dik?” tanya Sora.

“Aku melihatnya,” ucap sang anak, kali ini dengan suara yang lebih keras.

Sora terkejut, begitu juga dengan dua polisi lalu lintas dan inspektur Chisaki yang baru datang bersama detektif Kei.

“Kamu melihat pelakunya?” tanya Sora hati-hati.

Anak itu mengangguk.

Sora menoleh ke arah inspektur Chisaki, keduanya lantas mengangguk bersamaan.

“Kei, selidiki TKP dengan cermat. Kalau bisa kamu juga harus cepat karena kita tidak bisa menutup jalan ini terlalu lama,” bisik inspektur.

“Baik, pak!” sahut detektif Kei.

Sementara itu, Sora membujuk anak itu untuk naik mobil patroli bersama kedua polisi alu lintas itu karena dia harus mengganti bajunya yang berlumuran darah. Ia juga berjanji pada anak itu bahwa ia akan membelikannya baju baru.

Untungnya anak itu setuju untuk pergi bersama kedua petugas itu. Sementara itu, Sora harus pergi ke supermarket terdekat untuk membeli pakaian baru dan juga sekalian berganti baju di sana.

Sora kemudian naik ke mobil inspektur untuk menyusul anak perempuan yang sudah lebih dulu di bawa ke pos polisi terdekat itu. Sementara detektif Kei harus tinggal untuk menyelidiki TKP lebih lanjut.

Sesampainya di sana, Sora langsung duduk di depan gadis kecil itu lalu memberinya sepasang baju lengkap dengan sepatunya seperti yang ia janjikan tadi.

“Hai dik, onee-san boleh menanyakan beberapa hal?” tanya Sora setelah si gadis mengganti bajunya.

“tanyakan saja,” balas gadis kecil itu tampak lebih tenang.

“Siapa namamu?”

“Hima, Mizuki Hima,”

“Kalau begitu, Hima-chan tinggal di mana?”

“Di apartemen Shibuya,”

“Hima-chan di sana bersama orang tua?”

Hima menggeleng, “Hima hanya tinggal bersama mama,”

“Memang papa Hima-chan di mana?”

“Papa bekerja di laut dan jarang pulang,”

“Papa Hima-chan nelayan?”

“Bukan, papa Hima tentara,”

Sora terkejut, ia kemudian menoleh ke arah inspektur yang juga ikut terkejut.

“Kemungkinan ayahnya adalah seorang tentara angkatan laut jepang,” bisik Inspektur.

Sora mengangguk paham, ia kemudian beralih menanyai Hima tentang ciri-ciri sang pelaku yang katanya ia lihat.

Hima menjelaskan bahwa ia tidak melihatnya dengan jelas, hanya saja ia yakin bahwa sang pelaku adalah orang bule, karena rambutnya yang berwarna pirang juga matanya yang setajam mata elang. Hima juga menjelaskan bahwa sang pelaku tampak kurus, terlihat seperti orang yang tidak makan selama beberapa hari.

Sayangnya, Hima tidak bisa melihat wajahnya karena sang pelaku memakai masker.

Sora mencoba mengingat-ingat apakah ia melihat orang seperti itu di saat keributan tadi. Dan setelah ia ingat-ingat lagi, ia memang melihat orang yang hampir sama dengan deskripsi Hima, namun ia tidak bisa melihat keseluruhan wajahnya karena tertutup topi dan masker.

Hanya saja, Sora ingat betul bahwa orang itu adalah orang berambut pirang. Sora juga tidak bisa memastikan gender sang pelaku karena perawakannya yang kurus membuatnya terlihat seperti seorang gadis tapi juga terlihat seperti seorang lelaki.

Inspektur Chisaki, mengambil tindakan dengan memerintahkan dua orang petugas kepolisian untuk mengantarkan Hima pulang dan berjaga seharian penuh di sekitar apartemen Hima untuk penjagaan saksi. Inspektur juga memerintahkan keduanya untuk memberitahu ibu Hima tentang apa yang baru saja terjadi, agar ibu Hima bisa lebih waspada terhadap orang-orang asing yang datang ke apartemennya.

Inspektur bahkan memerintahkan kedua petugas itu untuk melarang ibu Hima membawa Hima keluar sampai pelakunya di tangkap. Ia juga melarang ibu Hima agar tidak menerima paket dari siapa pun kecuali jika paket itu sudah di cek oleh petugas.

“Inspektur, berdasarkan penyelidikan saya, pelaku adalah orang yang sama dengan pembunuh yang membunuh tiga orang sebelumnya!”

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!