Kenangan buruk.

^^H A P P Y R E A D I N G^^

🌹🌹🌹🌹🌹

Saat ini Joy tengah menjadi bahan gosip di kantor, Joy kepergok keluar dari mobil mewah dan hal itu membuat semua orang yang tidak menyukai nya menjadi dengki dan berakhir menjadi membencinya.

"Bagaimana mana rasanya menjadi simpanan Om-om Joy? kau pasti senang kan memiliki uang banyak hanya dengan cara mudah"

"Dia pasti menikmati nya, dalam waktu singkat dia mendapatkan apa yang belum dia dapatkan"

"Joy berapa harga permalam mu? apa aku bisa memboking mu untuk satu Minggu"

Dan banyak lagi omongan mereka yang membuat Joy kesal.

Sebenarnya Joy sudah biasa dengan hinaan-hinaan yang selalu di layangkan teman-teman satu kantor nya, tapi untuk sekarang? Joy tidak bisa terima.

"Cukup! kalian pikir kalian siapa seenaknya mengatakan hal itu pada ku, kalian tidak tau apa-apa tentang ku!" teriak Joy, dia sudah bosan menjadi pendiam.

Semakin dia diam dan semakin orang-orang itu berani menindas nya, cukup Joy merasa menjadi gadis bodoh selama 21 tahun dia tidak mau di tindas lagi.

"Waw! teman-teman lihat Joy sudah berani berteriak" Sindy menjadi satu-satunya orang yang hobby nya memanasi keadaan.

"Ya, seperti nya Joy memang sudah gelap mata dengan hidup nya sehingga dia sekarang bisa berubah" salah satu karyawan juga ikut memanasi.

"Joy berubah menjadi gila setelah tau rasanya menjual dirri" timpal yang lain nya.

Joy menggelengkan kepalanya, kejadian ini membuat dia teringat akan masa kecil nya dulu.

Flashback On.

Joy kecil memiliki tubuh yang sangat gemuk, saat itu Joy tinggal di kota A tepatnya di panti asuhan.

Beberapa teman Joy menghina nya, di panti Joy yang gendut memang sering kali mendapatkan perlakuan tidak baik dari teman-teman nya.

Bukan hanya di panti Joy juga di bully di sekolahan nya.

"Selamat ulang tahun Joy! ini untuk mu"

Plokk !

Beberapa teman Joy mulai melempari telor ke kepala Joy, Joy meringis kesakitan tapi mereka tidak berhenti karena belum puas.

Byurr !

Salah satu dari mereka menyiram tubuh Joy dengan air comberan, Joy masih diam karena dia takut akan semakin di bully jika melawan.

"Kalian sudah selesai?" tanya Joy sambil memegang kepalanya yang sakit karena lemparan telur di kepalanya tadi.

"Belum Joy, kami belum puas" ucap salah satu teman Joy.

Joy hanya diam saat di perlakukan seperti itu, dia sudah bebarapa kali mencoba melaporkan semua pembullyan yang dia dapatkan, tapi kepala sekolah tidak pernah mendengar nya karena Joy sekolah dengan beasiswa dari para siswa.

Haha !

Tawa beberapa siswa yang membully nya terdengar jelas di telinga Joy, Joy menahan tangis nya hingga akhirnya dia memilih bolos sekolah.

Joy pulang dengan air mata di pipi nya, tubuhnya bergetar hebat Joy kecil sangat putus asa sehingga dia sudah tidak bisa berpikir cerdas lagi.

"Orang bilang kalau mati akan enak, aku nggak akan dapat kesialan lagi" Joy berdiri di pinggir jalan raya dengan wajah putus asa nya, air mata tidak berhenti mengalir di wajah nya.

Beberapa orang melewatinya, mereka hanya menatap Joy aneh tanpa berniat bertanya apa yang terjadi pada Joy.

"Aku cape, tidak ada yang menyayangiku" Joy kembali mengeluhkan hidupnya.

Joy rasa 14 tahun ini adalah titik terendah dalam hidupnya, tidak! bukan hanya sekarang tapi sejak Joy bisa mengenal hidupnya di saat itu juga Joy merasakan ketidakadilan dalam hidupnya.

Di buang orang tuanya tanpa alasan, di benci karena memiliki fisik yang jelek, semuanya benar-benar tanpa alasan untuk Joy.

Satu kaki Joy sudah bersiap melangkah, tapi saat akan berniat melintas dengan harapan akan mati saat itu juga Joy melihat seorang pria yang akan menyebrang jalan tapi dengan wajah yang seperti orang sedih.

"Ada mobil kak!" teriak Joy.

Pria itu selamat karena sadar akan bahaya yang akan datang, dan saat itu juga Joy merasa jika dia salah jika berpikir untuk menyerah begitu saja, Joy ingin menjadi seperti pria itu di mana dia memiliki banyak uang dan berpenampilan menarik.

Flashback off.

Melihat Joy yang terdiam Sindy memanfaatkan nya untuk membuat Joy malu, dia dengan sengaja menubruk tubuh Joy sehingga membuat Joy yang tidak siap langsung terjatuh dan membentur mesin fotocopy.