Mertua

^^H A P P Y R E A D I N G^^

🌹🌹🌹🌹🌹

Sore nya benar saja Mom Arr dan Dad Lian datang, mereka tidak sabar untuk melihat menantu mereka.

"Will kau selalu memberikan kami kejutan" Mom Arr memeluk tubuh pria 30 tahun itu.

Terakhir dia bertemu putra nya di saat makan malam keluarga, dia menjodohkan putra nya tapi berujung penolakan karena Willy terlihat tidak suka dengan wanita yang di jodohkan dengan nya.

Dan sekarang dia mendengar kabar akan pernikahan putra nya, tentu saja sebagai seorang ibu dia sangat senang apalagi selama beberapa tahun ini Willy menyendiri dengan tinggal di kota C sendiri.

"Mommy dan Daddy kenapa ke sini, mereka menipu kalian" kata Willy terlihat kesal.

"Mana mungkin mereka berani, Dad melihat Vidio saat kau ijab kabul, itu bukan lelucon" Dad Lian membuka suara nya.

Hufh..

Jika sudah Daddy nya berbicara Willy tidak bisa berkata-kata lagi, dia selalu kalah karena Daddy nya lebih tegas dari nya.

"Mana mantu Mom, Mom ingin bertemu" kata Mom Arr kini melepaskan pelukan nya dan terlihat mencari seseorang.

"Dia sedang di permak" menjawab santai.

"Jaga bicaramu Wil!" suara Dad Lian meninggi.

"Ya, aku mengambilnya dari jalanan dia ingin bunuh diri dan dia beruntun karena di selamatkan oleh Bryan dan Veer" Willy tidak mau berhenti.

"Itu bagus sayang, anak Mommy menyelamatkan seseorang dari kematian kamu sangat hebat sayang" Mom Arr malah balik memuji putra sulung nya.

Membuat Willy tidak bisa berkata-kata lagi, dia paling tidak bisa menyakiti Mommy nya meski dia suka mengecewakan Mommy nya dengan sikap nya yang selalu seperti ini.

Beberapa menit berlalu..

Mom Arr sudah sangat ingin bertemu dengan Joy, sebenarnya dia sudah melihat potret Joy yang gemuk dan berambut keriting tapi dia ingin melihat Joy yang sekarang, Dia tau putra nya pasti sudah memakeover Joy.

"Will panggil istrimu sekarang!"

"Sabar, dia masih terlihat jelek"

"Wil!" Dad Lian kembali menegur.

Membuat Willy menghembuskan nafas nya kasar, dan bangkit dari tempat duduk nya.

Willy masuk ke kamar tamu dan dia melihat Joy yang sedang di pakaian pakaian oleh pelayan nya.

Astaga !

"Tuan"

"Percepat make over nya, jika 5 menit lagi tidak selesai gajih kalian akan di potong" tegas Willy lalu keluar tanpa berniat melihat Joy yang sedang di pakaikan baju.

Willy kembali ke ruang tamu, dan melihat wajah yang menyimpan pertanyaan dari sang Mommy.

"Mana Joy?" tanya Mom Arr.

"Masih make up, dia memakai make up tebal" balas Willy sambil duduk di dekat sang Mommy.

Dad Lian menggelengkan kepalanya, sikap Willy benar-benar mirip dengan nya dulu yang selalu jujur hal yang memang tidak di sukai nya.

"Jangan seperti itu, dia istrimu sekarang jika dia tidak sempurna maka kau adalah penyempurna nya." kata Mom Arr memberikan nasihat.

Sampai matanya melihat sosok gadis yang berjalan dengan sangat pelan mendekati nya.

Joy masih berdiri, dia sangat gugup ini pertama kalinya dia merasa di tunggu oleh seseorang.

"Hallo sayang, aku mertua mu panggil Mom ya" kata Mom Arr tersenyum.

Mom Arr mendekati Joy dan tanpa ragu dia memeluk Joy, dengan uang Joy akan cantik dan dia yakin Joy akan bisa membuat putra nya bahagia.

"Aku Joy" ucap Joy pelan dan masih ragu mendapatkan pelukan selembut ini.

Mom Arr sangat tulus, Joy merasa dia di harapkan dan hal itu membuat nya terharu ini pertama kalinya Joy merasa di sayangi.

"Duduklah, Joy.. dia Dad Lian, mertua mu" Mom Arr mengenalkan suaminya.

Joy dengan canggung mencium punggung tangan mertuanya.

"Kau terlihat cantik grils, terimakasih telah menerima putra ku" kata Dad Lian sambil mengusap kepala Joy.

Willy terlihat tidak senang, dia melihat Mom dan Dad nya yang terus mengajak Joy mengobrol, sungguh demi apa dia merasa Joy adalah penjilat.

Malam nya Mom Arr dan Dad Lian harus pulang karena mereka juga memiliki urusan, Joy merasa kehilangan lagi karena ini pertama kalinya dia di tatap seperti manusia.

"Jangan senang dulu, kau pikir orang tua ku benar-benar menyukai mu? tidak orang tua ku hanya kasihan" kata Willy sinis.

Joy tidak menjawab, dia memilih bangkit dari sopa dan ingin ke kamar tamu, tapi langkah nya terhenti karena ucapan Willy.

"Dengar baik-baik ini hanya tiga bulan, aku tidak benar-benar serius dengan semua ini, kau harus pergi setelah tiga bulan" Willy berbicara tanpa memperdulikan wajah kaget Joy.