Malam harinya, semua keluarga Mang Ujang sedang berkumpul sembari menanti makan malam siap di hidangkan.
Semua keluarga sudah di perkenalkan langsung oleh Mang Ujang. Apa lagi anak bungsu mang Ujang yang bernama seril begitu mengagumi Darren yang menurutnya begitu laki banget dan juga di katai lelaki paling ganteng. Hal itu membuat jiwa narsisnya keluar, karena Darren paling suka di sanjung-sanjung oleh para wanita. Sedangkan Dira hanya mencibir melihat Darren tersenyum sumringah dengan hidungnya semakin mengembang karena dapat sanjungan.
Makan malam pun sudah di hidangkan, mereka duduk melingkar dan beralas karpet. Darren mengernyitkan dahinya saat menatap masakan yang tersaji di panci kecil.
"Ini sayur apa? kok banyak rumputnya?" tanya Darren bingung melihat sayuran yang ada di dalam panci kecil.
"Ini bukan rumput, tapi daun belinjo. Ini namanya sayur asem, Den," terang Bu Kokom.
"Sayur asem? aneh namanya?" ucap Darren, kemudian Darren mencoba mencicipinya. Darren menautkan kedua alisnya saat merasakan rasa sayur asem tersebut.
"Rasanya kecut, kaya ketiaknya si cewek burik kalau belum mandi," seloroh Darren datar.
Dira yang mendengar perkataan Darren langsung tersedak makanan.
"Uhuk ... uhuk...." Dira terbatuk-batuk dan matanya memerah. Bu Kokom segera memberikan air minum dan langsung di raih oleh Dira, kemudian Dira meneguknya sampai tandas.
"Pelan-pelan makannya, Ra," ujar Bu Kokom.
Dira meletakan gelas secara kasar dan menatap tajam wajah Darren, tapi yang di pandang malah sedang asik memilih makanan yang tersaji di hadapan mereka.
Dasar bule tengik, seenaknya saja ngatain aku kecut. Apa lagi di samakan dengan sayur asem.
Darren bingung harus makan sama apa. Sedangkan yang tersaji hanya ada sayur asem, ikan asin, tahu goreng dan sambal. Di antara semua makanan yang tersaji, tak ada satupun yang Darren suka.
Darren menghela nafasnya, dia merasa sedih karena tak ada makanan yang bisa di makan olehnya.
"Maaf, Den. Kenapa ya?" tanya Bu Kokom.
"Ini nggak ada makanan yang lain, saya nggak suka makanan yang ada di sini." tunjuk Darren dengan dagunya.
"Aden mau di masakin apa?"
"Spaghetti bolognese," jawabannya antusias.
"Apa itu? spa ...spa--"
"Spaghetti, Bu," lanjut Darren.
"Maaf, tuan muda. Di sini nggak ada spaghetti." Sesal Mang Ujang.
"Terus saya harus makan sama apa?"
"Biar aku buatkan spaghetti buat kamu!" Dira menjawab mantap.
Semua mata tertuju kepada Dira, " Emang kamu bisa buatnya?" tanya Mang Ujang ragu.
"Gampang itu mah!" seru Dira seraya menjentikkan jarinya.
"Ya sudah, cepat buatkan," perintah Darren yang sudah tidak sabar karena memang sudah lapar.
Dira bangkit dari duduknya dan melangkah masuk ke dapur. Kurang lebih sepuluh menit, Dira membuat spaghetti ala Dira.
Dira segera membawa masakannya, sedangkan Darren sudah menanti spaghetti bolognese di teras rumah sembari mengepulkan asap rokoknya di temani oleh anak sulung Mang Ujang yang bernama Sandi.
"Tara...." Dira menunjukkan spaghetti buatnya ke hadapan Darren.
Darren melongo melihat spaghetti buatan Dira, dan mengerjapkan-ngerjapkan matanya melihat spaghetti yang terpampang di matanya.
"Eh, cewek burik! kamu tau nggak spaghetti itu seperti apa?"
"Tau lah," jawab Dira cuek.
"Kalau tau, kenapa kamu buat mie goreng instan!" Kesal Darren, sedangkan Sandi hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.
Buyar sudah hayalan Darren memakan spaghetti bolognese. Padahal lidah Darren dari tadi sudah mengiler membayangkan makan spaghetti yang bercampur daging cincang dan bertabur keju di atasnya, tapi semuanya jauh dari ekspektasinya karena Dira membuat mie goreng instan bertabur telur dadar di iris tipis-tipis di atasnya.
"Yang penting, sama-sama mie," sahut Dira santai.
Darren hanya bisa mencibir Dira, setiap masakan yang di buatnya selalu tak sesuai harapannya. Darren terpaksa memakan mie spaghetti ala Dira alias alakadarnya.
***
Pagi pun menyapa, di sambut dengan hawa dingin. Darren yang masih meringkuk karena hawa dingin, membuatnya malas beranjak dari kasur.
Tok tok tok
"Bangun!" teriak Dira sambil terus menggedor pintu.
"Berisik banget sih," sungut Darren.
"Bule tengik, bangun sudah pagi." Dira terus menggedor pintu.
Dengan malas Darren bangun dan membuka pintu kamarnya. Darren mendengus saat menatap Dira yang berdiri di hadapannya.
"Ada apa? pagi-pagi sudah berisik aja," sungut Darren yang kesal karena tidurnya di ganggu.
"Ini sudah pagi, dan sekarang kamu ikut denganku," ucap Dira.
"Kemana?"
" Udah ikut saja," jawab Dira.
Setelah membersihkan diri,kini dengan malas Darren mengikuti kemana Dira pergi, dan kini langkah kaki Dira berhenti di kandang sapi.
"Ngapain kita ke sini?" tanya Darren seraya menutup hidungnya karena bau yang sangat menyengat.
"Kasih makan sapi dan membersihkan kandang sapi," sahut Dira.
"Apa!"
"Sekarang tugas kamu membersihkan kandang sapi ini," suruh Dira sembari menyodorkan sapu lidi.
"Nggak!" Tolak Darren tegas.
"Eh, dengar ya. Kamu itu harus nurut apa kata aku, kalau kamu mau dapat duit ya harus kerjalah."
"Duit gue sudah banyak,'" sombong Darren.
" Iya, itu kalau kamu tinggal bersama orang tua kamu. Tapi selama kamu tinggal di sini, kamu harus kerja kayak gini," sambung Dira.
Darren benar-benar kesal dengan Dira, dan Darren terpaksa membersihkan kandang sapi sembari menutup hidungnya dan mulutnya tak henti-hentinya menggerutu ini dan itu
Seumur-umur, gue belum pernah di suruh kerja kayak gini. Awas kamu cewek burik, suatu saat gue bakalan ngerjain balik Lo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Nur Lizza
spageti bologne berubah jd indomie goreng campur telur dadar🤣🤣🤣🤣
2023-07-07
1
Ruminah Ruminah
vyvaa1.koyn16ga1q1loqjuv6vnqgol9rcj v6yglv5jagv5yvqrfkn7uop1kopk. ilm
2023-07-03
0
Roden Roden
semangat darren💪💪q aja ngrumput kok🤣🤣🤣
2022-10-01
0