Gaji Pertama

Hari semakin beranjak siang, sang surya sudah merangkak naik memancarkan panasnya cahaya matahari.

Saat ini Darren tengah mengibas-ngibaskan tangannya ke wajahnya, peluh di sekujur tubuhnya terus bercucuran. Setelah beres membersihkan kandang sapi dan juga memberi makan sapi, Darren langsung mengistirahatkan tubuhnya.

Pandangan Darren kini tertuju ke arah Dira, yang saat ini tengah memberi minum untuk semua sapi.

Dasar cewek aneh, ternyata masih ada seorang wanita muda yang mau kerja kaya gini. Mau bekerja yang menurut gue nggak pantas buat seorang wanita. Tapi si burik mau ngerjainnya, bahkan dia nggak mengeluh sama sekali.

Dira menengok karena merasa di perhatikan oleh Darren.

"Kenapa ngeliatin aku kaya gitu, awas nanti kamu jatuh cinta loh," ujar Dira sembari mengambil ember bekas minum sapi.

"Cih, ngapain gue suka sama cewek kaya Lo. Lo itu bukan level gue, bahkan body Lo itu nggak memenuhi syarat alias body Lo itu datar, nggak ada yang menarik," cibir Darren.

Dira melirik tubuhnya, yang kata Darren body-nya datar.

"Cuma kamu cowok yang bilang kalau body aku datar dan nggak menarik, padahal semua teman-teman ku merasa iri dengan bodyku yang sintal ini."

"Sintal dari mana? yang ada datar semua body Lo." pungkas Darren tetap kekeuh dengan pendapatnya.

Kemudian Dira berjalan menghampiri Darren dan mencoba menggoda Darren dengan membuka dua kancing bajunya.

"Lo ... Lo mau ngapain buka kancing?" Darren panik melihat Dira membuka kancingnya. Apa lagi Darren bisa melihat gundukan itu walau hanya sedikit.

Darren menelan Salivanya, dan membuat Darren gelisah gara-gara melihat gundukan indah punya Dira, walau terlihat sedikit dari balik baju Dira.

Dira berdecih melihat wajah Darren yang gelisah karena melihat gundukannya.

Dasar munafik,semua mata lelaki sama aja saat melihat sedikit aja sudah membuatnya belingsatan.

"Gimana? apa tidak menarik?" ejek Dira.

"Nggak! biasa aja," elak Darren sembari memalingkan wajahnya.

Dira hanya tersenyum miring melihat Darren salah tingkah. Dira mengancingkan kembali bajunya dan melanjutkan pekerjaannya.

Sial! Ternyata si burik memiliki kedua bukit yang berisi dan sialnya kenapa gue belingsatan melihatnya. Aarrggh ... jadinya otak gue jadi mesum gini, mana lagi nggak bisa gue salurkan lagi.

Darren melirik Dira yang kini sedang membereskan ember bekas minum sapi. Berkali-kali Darren menghembuskan nafasnya pelan, pikiran Darren terus saja tertuju ke bukit indah Dira. Darren benar-benar tidak bisa mengenyahkan dari pikirannya.

"Dira!" Panggil seseorang.

Dira menoleh dan tersenyum. Dira segera menghampiri orang yang memanggilnya.

"Eh, pak Burhan," sapa Dira sopan.

"Udah beres?"

"Udah, pak."

Pak Burhan tersenyum senang, karena Dira bisa di andalkan mengurus kandang sapi dan memberi makan sapi. Bahkan Pak Burhan bangga dengan hasil kerja Dira yang cekatan dan telaten.

"Kamu semakin hari semakin bagus kerjanya dan saya suka dengan hasil kerja kamu." Puji pak Burhan.

"Terima kasih, Pak. Sebenarnya saya hari ini nggak kerja sendiri, saya bekerja bersama dengan teman saya dan itu orangnya." Tunjuk Dira ke arah Darren.

Pak Burhan mengikuti telunjuk Dira.

"Wah, saya nggak nyangka, seorang bule mau bekerja seperti ini, mana ganteng lagi orangnya," ucap Pak Burhan.

Darren yang mendapatkan pujian langsung menegakkan tubuhnya, bangga seraya menepuk dadanya. Dira yang melihat tingkah Darren hanya mencibirnya.

Dasar, bule tengik. Baru mendapat pujian begitu aja sudah keluar sombongnya.

"Ayo, ikut saya. Kebetulan istri saya memasak banyak hari ini," ajak pak Burhan.

Dira dan Darren menerima ajakan pak Burhan. Kini keduanya mengikuti Pak Burhan pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan, Pak Burhan dan Darren terlibat obrolan ringan tentang kehidupan di desa. Sesekali Pak Burhan memuji Darren jika Darren menceritakan kehidupannya di kota yang kata Darren ikut mengembangkan usaha papinya.

"Terus kenapa mau tinggal di desa?" tanya Pak Burhan.

"Karena saya ingin merasakan bagaimana hidup di desa dan saya ingin mencoba susahnya mencari uang di desa," dusta Darren yang berhasil meyakinkan Pak Burhan tentang dirinya.

Dira yang mendengar penuturan Darren, hanya mencibir kebohongan yang Darren katakan.

Dasar, bule tengik. Selain banyak mengeluh, ternyata jago berbohong juga.

"Saya kagum sama kamu." Tangan Pak Burhan menepuk bahu Darren, karena kagum. " Masih muda, ganteng. Mau bekerja seperti tadi, sungguh saya bangga sama kamu anak muda." Puji Pak Burhan.

Hidung Darren semakin mengembang karena mendapat pujian, bahkan tubuhnya semakin di tegakkan karena sanjungan yang di ucapkan oleh pak Burhan.

"Cih...."

Dira hanya berdecih melihat Darren seraya menggelengkan kepalanya. Sungguh Darren tukang ngibul, cibir Dira di dalam hati.

Mereka sudah tiba di rumah Pak Burhan, dan Pak Burhan mempersilahkan Dira dan Darren masuk ke rumahnya.

"Bu!" Panggil Pak Burhan kepada istrinya.

Istrinya pak Burhan segera menemui suaminya. Kemudian Pak Burhan mengenalkan Darren kepada istrinya. Setelah itu Dira dan Darren di ajak makan siang bersama.

Darren tersenyum sumringah, karena kali ini Darren bisa makan enak.

"Eh, burik. Kalau masak itu seperti ini. Lihat menunya, ada ayam kecap, ada ikan pasmol dan sayur tumis kacang panjang. Nggak kaya masakan kamu, aneh!" bisik Darren.

Dira hanya bisa mendelik menatap Darren. Kalau tidak ada orang lain, Darren di pastikan mendapatkan pukulan maut dari Dira. Benar-benar menyebalkan.

"Ayo-ayo, silahkan di santap. Mumpung masakannya masih hangat."

"Iya, pak. Terima kasih, saya langsung makan nih."

Tanpa rasa malu Darren langsung meraih piring dan mengambil nasi juga lauk pauknya. Darren benar-benar menikmati makan siangnya, bahkan Darren sampai nambah makannya.

***

"Terima kasih pak, atas makan siangnya," ucap Darren.

"Iya, sama-sama."

"Kalau begitu, kita pamit dulu pak," timpal Dira.

"Sebentar, saya sampai kelupaan," ucap Pak Burhan seraya menepuk dahinya. " Ini, uang hasil kerja kalian."

Pak Burhan mengulurkan uang sebesar seratus lima puluh ribu kepada Dira, dan Dira menerima uang hasil kerjanya.

"Terima kasih banyak, pak."

Pak Burhan hanya mengangguk, lalu Dira dan Darren pamit pulang. Sepanjang perjalanan menuju pulang, keduanya hanya terdiam sampai mereka tiba di rumah dan di sambut oleh Mang Ujang dan istrinya.

Darren mengernyitkan dahinya melihat Mang Ujang begitu rapih.

"Mau kemana?" tanya Darren.

"Saya harus berangkat lagi ke rumah tuan besar, karena saya hanya di beri cuti kerja cuma tiga hari."

"Maaf, tuan muda. Saya hanya menjalankan tugas dari tuan besar kalau tuan muda harus tinggal di sini sampai waktu yang tak di tentukan," terang Mang Ujang.

"Semoga tuan muda betah tinggal di sini dan selama tuan muda tinggal di sini, Dira akan membantu tuan muda. Satu lagi perintah dari tuan besar, semua kartu kredit tuan muda sementara di bekukan dulu oleh tuan besar." Lanjut Mang Ujang.

Darren hanya diam dan tak menimpali omongan Mang Ujang. Otaknya buntu karena semua akses kartu ajaibnya di bekukan dan itu tandanya dia tak bisa menggunakannya lagi.

Setelah Mang Ujang pergi meninggalkan rumahnya, Darren masih diam berdiri di tempatnya.

"Nih, hasil kerja kamu." Dira mengulurkan uang sebesar tujuh puluh lima ribu.

Darren menatap uang yang di ulurkan Dira, lalu Darren menatap Dira heran.

"Kenapa?"

"Ini uang apaan?"

"Uang hasil kerja kamu, membersihkan kandang dan juga memberi makan sapi."

Darren mengambil uang tersebut dan menatap uang yang menurutnya tak seberapa, jika di bandingkan dengan kehidupannya selama ini penuh dengan kemewahan.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

alhmdllh syukuri aja deren

2023-07-07

0

J S N Lasara

J S N Lasara

bgt lah orang kaya

2022-08-14

0

pisces

pisces

waah dah dpt gaji pertama..traktir dong Darren 😍

2022-02-12

5

lihat semua
Episodes
1 Di kirim
2 Terdampar di kampung Mang Ujang
3 Seafood ikan asin
4 Mulai bekerja
5 Gaji Pertama
6 Ngeronda
7 Kehujanan
8 Terciduk sama pemilik gubuk
9 Guling hidup
10 Insiden di pagi hari
11 Memanen sayuran
12 Mulai nyaman memeluk Dira
13 Bertemu mantan
14 Mendapatkan pekerjaan
15 Mengantar makan siang
16 Penolakan Dira
17 Masih mencintai kamu
18 Gara-gara tikus
19 Jalan di malam minggu
20 Jalan di malam minggu 2
21 Jalan di malam minggu 3
22 Gue sayang sama elo
23 Memulai awal yang baru
24 Di tabrak
25 Membantu Darren
26 Menghalau si Brendalina
27 Gagal membuka sarang
28 Kedatangan Mateo
29 Kedatangan Mateo 2
30 Memijit
31 Anin yang malang
32 Ke pasar
33 Berkeliling pasar
34 Selamat ulang tahun
35 Harapan yang sama
36 Siap membuka sarang
37 Menuju pembukaan sarang
38 Berhasil masuk dan merobek
39 Mengulang
40 Nasib kehidupan Anin
41 Kembali ke Jakarta
42 Perubahan Dira
43 Kemarahan Siska
44 Baik-baik saja
45 Manjanya Dira
46 Ancaman
47 Menjadi jaminan.
48 Menyelamatkan Anin
49 Menikahi Anin
50 datangnya mang Ujang
51 Tiba di Jakarta
52 Kebahagiaan mami dan papi
53 Cemburu
54 Salah paham
55 Biar aku saja
56 Peringatan Dira
57 Oma Ros
58 Singgah ke kantor
59 Singgah ke kantor 2
60 Kejutan dari Oma Ros
61 Tidak akan kalah
62 Kelegaan
63 Tamu tak diundang
64 Semangkuk sayur sop
65 Terungkap
66 cek kandungan
67 memijit
68 Kumpul bareng teman.
69 Dira vs Clarissa
70 penyesalan datang di akhir
71 Rumah sakit
72 ketulusan Mateo
73 Suara hati Oma
74 Jebakan sangkar
75 Terima kasih Oma....
76 Klien wanita
77 Makan siang
78 Membalasnya
79 Mendramatisir tangisannya
80 Club malam
81 Pulang telat
82 Uring-uringan
83 Mendapatkan hukuman
84 Mengeluh
85 Nasihat sederhana
86 Merembes keluar
87 Melahirkan
88 Tak percaya
89 Kebahagiaan yang sebenarnya
90 Rendi Athaya Alviansyah
91 Harus melakukannya
92 Mengejarnya....
93 Kejutan untuk Dira
94 Sudah terlanjur....
95 Sama-sama hamil
96 Extra part ( Pernikahan Regan dan Seril )
97 Extra part ( Menjenguk Anin )
98 Extra part ( Almeera Nailal Alviansyah )
99 Pengumuman Novel Baru
100 Novel Baru
101 Pengumuman Novel Baru
102 Promo Novel Baru
103 Novel Baru ( Lelahnya Seorang Istri )
104 Peluncuran novel baru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Di kirim
2
Terdampar di kampung Mang Ujang
3
Seafood ikan asin
4
Mulai bekerja
5
Gaji Pertama
6
Ngeronda
7
Kehujanan
8
Terciduk sama pemilik gubuk
9
Guling hidup
10
Insiden di pagi hari
11
Memanen sayuran
12
Mulai nyaman memeluk Dira
13
Bertemu mantan
14
Mendapatkan pekerjaan
15
Mengantar makan siang
16
Penolakan Dira
17
Masih mencintai kamu
18
Gara-gara tikus
19
Jalan di malam minggu
20
Jalan di malam minggu 2
21
Jalan di malam minggu 3
22
Gue sayang sama elo
23
Memulai awal yang baru
24
Di tabrak
25
Membantu Darren
26
Menghalau si Brendalina
27
Gagal membuka sarang
28
Kedatangan Mateo
29
Kedatangan Mateo 2
30
Memijit
31
Anin yang malang
32
Ke pasar
33
Berkeliling pasar
34
Selamat ulang tahun
35
Harapan yang sama
36
Siap membuka sarang
37
Menuju pembukaan sarang
38
Berhasil masuk dan merobek
39
Mengulang
40
Nasib kehidupan Anin
41
Kembali ke Jakarta
42
Perubahan Dira
43
Kemarahan Siska
44
Baik-baik saja
45
Manjanya Dira
46
Ancaman
47
Menjadi jaminan.
48
Menyelamatkan Anin
49
Menikahi Anin
50
datangnya mang Ujang
51
Tiba di Jakarta
52
Kebahagiaan mami dan papi
53
Cemburu
54
Salah paham
55
Biar aku saja
56
Peringatan Dira
57
Oma Ros
58
Singgah ke kantor
59
Singgah ke kantor 2
60
Kejutan dari Oma Ros
61
Tidak akan kalah
62
Kelegaan
63
Tamu tak diundang
64
Semangkuk sayur sop
65
Terungkap
66
cek kandungan
67
memijit
68
Kumpul bareng teman.
69
Dira vs Clarissa
70
penyesalan datang di akhir
71
Rumah sakit
72
ketulusan Mateo
73
Suara hati Oma
74
Jebakan sangkar
75
Terima kasih Oma....
76
Klien wanita
77
Makan siang
78
Membalasnya
79
Mendramatisir tangisannya
80
Club malam
81
Pulang telat
82
Uring-uringan
83
Mendapatkan hukuman
84
Mengeluh
85
Nasihat sederhana
86
Merembes keluar
87
Melahirkan
88
Tak percaya
89
Kebahagiaan yang sebenarnya
90
Rendi Athaya Alviansyah
91
Harus melakukannya
92
Mengejarnya....
93
Kejutan untuk Dira
94
Sudah terlanjur....
95
Sama-sama hamil
96
Extra part ( Pernikahan Regan dan Seril )
97
Extra part ( Menjenguk Anin )
98
Extra part ( Almeera Nailal Alviansyah )
99
Pengumuman Novel Baru
100
Novel Baru
101
Pengumuman Novel Baru
102
Promo Novel Baru
103
Novel Baru ( Lelahnya Seorang Istri )
104
Peluncuran novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!