Saat dalam perjalanan pulang. Justin mendapatkan panggilan dari pacar nya yang lain lagi. Ia terpaksa membawa mobil nya ke arah Cafe tempat pacar nya berada. Justin sangat buru buru, ia sangat takut daddy dan abang nya marah jika ia telah pulang.
"Sayang kamu ngapain di sini," tanya Justin pria satu ini memang memiliki banyak pacar.
"Aku bosan di rumah, kamu sangat sulit aku ajak keluar bersama," jawab Helen.
"Hehehe maaf sayang, kamu tau aku kan. Aku tidak seperti pria yang lainnnya."
"Ya ya ya aku tau itu, kamu dari mana? tumben bisa aku panggil biasanya kamu akan menolak ku." Helen menatap curiga Justin. Pria tampan satu ini memang sangat mencurigakan.
"Sayang aku tidak bisa lama lama aku harus pergi, kamu tau kan abang abang ku bagaimana."
"Ya sudah pergi lah, aku sudah sangat senang bisa melihat wajah tampan mu."
Justin mengecup bibir Helen dan langsung pergi meninggalkan tempat itu. Waktu nya saat ini hanya tersisa 10 menit saja, perjalanan dari tempat itu ke rumah nya membutuhkan waktu 20 menit jika tidak macet.
"Jangan sampai daddy tau aku pulang terlambat," kata Justin.
Justin memacu kendaraan nya dengan kecepatan yang cukup tinggi, ia benar-benar sangat buru-buru saat ini, hari juga sedang hujan yang membuat Justin harus ekstra hati-hati karena jarak padang terbatas. Karena terlalu panik Justin tidak melihat seseorang yang sedang menyebrang di depan sana. Ketika sudah dekat baru lah ia sadar, Justin langsung menginjak rem mobil nya dengan keras dan membanting setir mobil nya ke kanan agar tidak mengenai kendaraan lain. Alhasil mobil Justin terpental masuk ke dalam kolam yang tidak terlalu dalam.
Di rumah Harry mondar-mandir menunggu kepulangan adik nya. Ia sangat khawatir pada Justin yang sudah lewat larut tetapi masih belum pulang juga. Tidak biasa nya adik nya melanggar ketentuan yang sudah ia berikan.
"Dimana Justin, kau bertanggung jawab atas keselamatan nya," ucap Jack.
"Sudah Andy, kau malah memperkeruh suasana, Harry juga tidak tau dimana Justin," ujar Andy.
Telepon kamar mereka berdering secara tiba-tiba. Dengan cepat Kevin yang ada di dekat telepon itu langsung mengangkat nya.
"Apa!! baik kami ke sana dad," ucap Kevin.
"Ada apa Kevin," tanya Harry.
"Justin kecelakaan, kau bertanggung jawab atas semua ini," jawab Kevin.
Mereka berempat langsung pergi ke rumah sakit tempat Justin di rawat. Di perjalanan hampir dari mereka semua menyalahkan Harry, karena memang Harry yang memberikan Justin izin pergi. Harry hanya diam menerima semua nya, ia hanya memikirkan bagaimana keadaan adik nya saat ini.
"Ini bukan salah mu, ini sudah takdir percaya lah semua nya akan baik baik saja," kata Kevin.
Sesampainya di rumah sakit mereka berdua berlari menuju UGD. Di sana sudah ada Kenzo dan Zyan anak dari Kenzi. Mereka berdua sudah lebih dulu berada di tempat ini.
"Bagaimana dad," tanya Jack
"Siapa yang mengizinkan anak itu pergi," tanya Kenzo sambil menatap tajam ke empat anak nya.
"Aku dad, aku yang bertanggung jawab," jawab Harry.
"Kau." Satu pukulan mendarat di wajah Harry sampai Harry terpental di lantai. Tidak ada yang berani bergerak meskipun mereka tau bagaimana rasa nya di pukul dengan kuat oleh Kenzo.
"Kau sudah berani merubah peraturan yang aku buat, aku sudah lancang menggantikan ku," ucap Kenzo.
"Maaf dad, aku tidak bisa menolak permintaan nya, aku terlalu menyayangi nya," kata Harry.
"Jika sampai terjadi apa apa pada nya kau habis dengan ku."
"Sayang sudah." Sonia datang dan langsung menarik Kenzo, ia tau bagaimana suami nya jika sudah marah.
"Maaf mom." Harry hanya bisa menundukkan kepala nya.
"Sudah obati luka di bibir mu, Kevin, Jack, Andy bantu Harry."
"Iya mom." Mereka membawa Harry pergi dari sana, mereka semua memiliki ikatan yang sangat kuat, apa yang Harry rasakan pasti mereka bertiga rasakan. Mungkin saja si bungsu Queen juga merasakan nya.
"Sudah aku katakan, jangan melanggar apa yang daddy perbuat." kata Jack, ia mengambil kotak p3k untuk mengobati luka Harry.
Justin beru keluar dari ruang UGD, ia tidak mengalami luka yang sampai membuat nyawanya terancam. Beruntung dengan kecepatan yang cukup tinggi ia masuk ke dalam kolam Lumpur, jika Justin menabrak beton mungkin sudah beda cerita lagi.
"Ada yang mengkhawatirkan," tanya Kenzo.
"Sebenarnya tidak ada tuan, yang cukup mengkhawatirkan hanya tulang kaki nya yang retak. Ia mungkin tidak bisa berjalan selama beberapa waktu, tetapi tidak akan lama juga, dia bisa sembuh seperti sedia kalah."
"Baiklah terimakasih," ucap Kenzo sambil memijat kepala nya, ia tidak mau anak nya merasakan sesuatu yang ia rasakan dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus bahagia
2022-12-04
0
Tri Ani Suniantara
kenzo psti trauma hme
2022-02-17
0
Villot Anne Sian
tq update 😍
2022-02-02
0