Ayra yang baru pulang dari tempat kerja memasuki rumahnya. Rumah sederhana namun asri, dengan berbagai macam tanaman dihalaman depannya, membuat kesan nyaman untuk siapa saja yang melihatnya.
"Asslamualaikum!! Mih aku pulang!" Ayra masuk kedalam sambil celingukan mencari Mamihnya.
"Waalikumsalam!" jawab sang Mamih dari arah dapur.
Ayra menghampiri Mamihnya dan segera meraih tangannya untuk dicium takzim.
"Papih belum pulang Mih?" tanya Ayra yang belum melihat Papihnya.
"Belum, bentar lagi juga pulang. Kamu mandi gih, habis itu makan!" titahnya pada sang putri.
Setelah mengiyakan, Ayra berlenggang masuk ke kamarnya. mengaitkn sling bag ditempatnya, dan merebahkan tubuhnya diranjang.
Ayra berbaring merenggangkan otot-ototnya yang lelah seharian bekerja. Lelah badan gak seberapa dengan lelah hatinya, nasib percintaannya yang tragis.
Ditengah bayang-bayang nasibnya, hpnya berdering menandakan panggilan masuk. Dengan malas dia mengangkat panggilan itu.
Agel📞
"Hallo, ay. Lu berangkat tar dijemput Feby ya! Jan malem-malem. Gue berangkat duluan, udah dijemput Jun nih."
Ayra📞
"Oke.. Tar habis maghrib gue nyusul!"
Agel📞
"Ya udah. Bye!"
Setelah sambungan terputus. Ayra memilih segera membersihkan diri. Ia keluar dari kamar menuju kamar mandi, dan melihat sang Papih sudah duduk manis didepan layar tv.
"Pih, tar malem aku mau pergi main yaa!" izinnya pada sang Papih.
"Main kemana, Ay?" tanyanya yang masih fokus dengan siaran tv.
"Mamingan Pih." jawab Ayra sekenanya.
Papih yang mendengar gadisnya akan mamingan langsung menoleh.
"Kamu punya pacar Ay? Siapa?" tanya sang Papih dengan keponya.
"Idih siapa yang punya pacar? aku gak punya pacar Pih." timpalnya dengan nemutar bolanya malas.
"Lah katanya mau mamingan, terus siapa yang mau ngapelin kamu?" tanya Papih heran.
"Aku bukannya diapelin Pih, tapi dianggurin!" jawabnya seraya bejalan kearah kamar mandi.
"Makanya cari pacar dong, lama-lama kamu dilelurin tuh, sendiri mulu." goda sang Papih dengan gelak tawanya.
Ayra yang dikamar mandi, hanya berdecih mendengar sindiran sang Papih yang ngena banget pas dihatinya.
Selang 15 menit Ayra selesai dengan ritual mandinya. Ia bergegas berpakaian dan berdandan. Mendapati pesan dari Feby yang sebentar lagi akan menjemputnya.
Seperti biasa Ayra hanya menggunakan celana jeans panjang dengan kaos oblong dipadu dengan jacket jeans. Tak lupa sneaker putih dan sling bag nya. Rambutnya yang diikat separo, dan riasan tipis diwajahnya.
Menampilkan kesan manis, khas remaja pada umumnya.
Setelah selesai ia keluar kamar dan mendapati sahabat yang merangkap kang ojeknya tengah duduk manis menunggunya didepan tv dengan kedua orangtuanya.
"Dah yuk. kita berangkat!" ajaknya pada sang sahabat.
"Lah baru juga gue nyampe, maen berangkat aja. Tar napa gue habisin teh nya dulu. Mubadzir!" jawabnya seraya menyeruput teh manis buatan sang Mamih.
"Mainnya jangan jauh-jauh, jangan malam-malam." pesan Papih pada kedua gadis yang tengah menyalimi tangannya. Dan bergantian dengan tangan sang Mamih.
Lekas berpamitan mereka langsung pergi ke tempat yang telah ditentukan. Tempat pertama mereka nongkrong bareng cowok-cowok.
Setelah sampai Feby memarkirkan motor maticnya, Ayra menunggunya agar masuk bebarengan.
Karena Agel dan Rila sudah dijemput sama pacar-pacarnya, jadi tinggal mereka berdua yang baru sampai.
Kedua gadis itu masuk dan mengedarkan pandangannya keseluruh cafe, hingga terlihat kumpulan pemuda pemudi yang sedang duduk dilesehan.
Keduanya menghampiri meja tersebut, mereka yang tengah asik berbincang tak ada yang sadar dengan kedatangan keduanya.
"Hai.. guys! Sorry kita telat!" sapa Ayra dengan senyuman manisnya, mengalihkan mereka yang tengah asik.
semua mata tertuju pada keduanya. "Astaga. Bidadari gue!" pekik Ian dengan mata berbinar.
"Kamu cantik banget, Ay. Kangen..." pekiknya lagi seraya merentangkan tangannya hendak berdiri, namun secepat kilat kerah bajunya ditarik Rio.
"Heh inget lu tuh calon manten, seminggu lagi lu nikah. Mau pisang lu dicincang sama Tia?" peringatan Rio membuat Ian mengurungkan niatnya untuk memberi sambutan pelukan untuk Ayra.
Ian memang cowok yang pernah dekat dengan Ayra. Pernah juga ngungkapin perasaannya namun ditolak oleh Ayra, dengan alasan yaa tau sendiri. Gamon.
Sebenarnya Ian sudah melupakan perasaannya terhadap Ayra, hanya Ia sebisa mungkin menjaga keakrabannya dengan gadis itu. Apalagi sekarang Ia akan segera menikah dengan kekasihnya.
Usai drama yang dibuat Ian. Kedua gadis itupun dipersilahkan duduk, dengan Ayra duduk berdampingan dengan bang Ar.
Sebenarnya ini adalah trik Juna dan Agel yang sengaja mendekatkan mereka.
Tanpa mereka tau ada yang akan loncat dari dadanya Ayra, debaran jantungnya seakan sulit untuk dikondisikan. 'Ya ampun, jantung gue!' Batinnya.
**************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Enung Samsiah
disetiap ada kamu mngpa jntungku bergetar, bergetar lbh cpt sprti genderang mau perang,,😂😂😂,, eeeehhh malh nyanyi ahmad dhani
2023-09-28
1
Ssttttt!!
Dag dig dug der ya Ay? 😅
2022-07-29
1
❤️MOMMY JEJE💋💋💋
💪💪💪💪😘
2022-05-26
1