Setelah sampai di sebuah hotel mewah, Nerin menyeret paksa tubuh Noah ke dalam hotel dan meninggalkan Pak Supir, taksi pun melaju pergi.
"Argghhh ... kenapa aku harus capek-capek begini, aku kan bukan istrinya lagi."
Nerin mendengus, ia kelelahan berjalan. Setelah check ini dan mengetahui kamarnya, Nerin pun kembali membawa Noah. Karyawan hotel jadi terkejut setelah menerima identitas orang yang baru saja dia layani.
"Apa barusan itu CEO Nis Entertainment dan mantan istrinya? Bukan kah mereka telah resmi bercerai? Ta-tapi kenapa mereka ke hotel bersama?" Karyawan histeris mengetahuinya.
"Oh My God! Apakah aku sedang bermimpi dapat bertemu dua orang yang sedang terkenal di pembicaraan media publik?" pikir Karyawan itu menyerahkan berkasnya ke karyawan lain, lalu mengejar Nerin untuk memberi layanan terbaik, ia juga ingin tahu mengapa bisa keduanya bercerai.
Bruk!
Nerin menjatuhkan tubuh Noah ke ranjang, lalu memencet hidung sendiri saking bau Alkoh*l di pakaian Noah sangat menyeruak kemana-mana.
"Ahhh menyebalkan sekali, bajuku basah gara-gara ASI ku keluar tadi. Apa dia sengaja meremas dadaku?" keluh Nerin cemberut melihat bajunya sedikit basah. Padahal dulu Noah tidak pernah meremasnya, apa ini memang Noah tidak sengaja?
"Aku harus kembali ke mobil taksi, ini sudah waktunya aku ke bandara, semoga saja aku masih sempat mengejar pesawat," gumam Nerin pun berjalan keluar ingin tinggalkan Noah.
Namun baru saja membuka pintu, karyawan tadi sudah stand by di sana untuk melihat wajah Nerin yang tadi tertutup masker, dan benar saja begitu terkejutnya ia melihat Nerin yang membuka pintu. Nerin terbelalak lupa memungut maskernya setelah jatuh akibat memopang Noah ke ranjang.
"Nyonya muda Nerin? Ini benar anda, kan?" tanya karyawan wanita itu. Nerin segera menutup kembali pintu kamar.
"Oh My God! Aku sudah benar, aku harus menelpon sepupuku untuk datang mewancarai mereka!" Karyawan itu berlari girang. Senang dapat bonus tambahan nanti.
"Ah sialan, kenapa aku ceroboh sekali sih, padahal dari pagi aku berusaha untuk menghindar kontak muka dengan orang lain, kenapa karyawan itu yang malah menemukanku?"
"Aaaaaaahhh," racau Nerin menjambak rambutnya. Ia pun mengambil secepatnya masker lalu ponselnya. Ia berniat menghubungi sekretaris perusahaan NIS Entertainment. Akan tetapi ia lupa jika kontak yang berhubungan dengan Noah sudah terhapus.
"Huaaaa... kenapa sial begini. Jadi Istrinya aku kena sial, sekarang sudah jadi mantan pun kena sial. Aku kan tidak mau diwawancarai, apa yang akan aku katakan bila wartawan datang kemari?"
"Tch, ini gara-gara dia!" decak Nerin berbalik ke belakang.
"Eh, kemana tuh orang?" kaget Nerin tidak melihat Noah di ranjang. Nerin pun mendekati jendela untuk melihat ke luar. Dia bingung mengapa mantan suaminya tidak ada, padahal tadi sedang pingsan di ranjang.
Selangkah demi selangkah ia dekati jendela kamar, dan tanpa sengaja setelah ia melewati ranjang, kakinya menendang sesuatu. Sontak Nerin pun memutar bola mata dengan malas melihat pria berumur 28 tahun itu tergeletak dengan tidur tengkurap.
Nerin pun jongkok di dekatnya sambil merogoh saku celana Noah untuk mencari ponselnya. Ia ingin menghubungi sekretaris untuk datang mengurus atasannya yang mabuk itu.
"Dasar pria merepotkan, apa ini kelakuan dia setelah mabuk?" batin Nerin kemudian diam-diam mentoel pipi Noah. Kesempatan menyentuh pipi ayah putrinya itu.
"Astaga, aku tidak harusnya melakukan itu barusan."
Nerin pun bangkit menelpon sekretaris, untung saja ia tahu password Noah.
Tuuutt!
"Halo, Tuan. Ada apa menghubungi saya?"
"Rocky, ini aku," jawab Nerin membelakngi Noah.
"No-nona Nerin, mengapa anda bisa menghubungi saya menggunakan nomor ini?" tanya Rocky terkejut.
"Em itu, atasanmu ada di sini, dia sedang mabuk. Bisakah kau datang mengurusnya?"
"Baiklah, di mana Tuan Noah berada, Non?"
"Di hotel," jawab Nerin ragu-ragu.
"Apa, hotel?" kaget Rocky makin heran.
"Kau jangan salah paham dulu, ini aku membawanya kemari karena aku tidak bisa memulangkannya ke rumah Alkazein, dan juga aku harus berangkat ke bandara, bisakah kau-" ucap Nerin berhenti. Ia terkejut tiba-tiba ponselnya direbut oleh seseorang.
"Ahhhhh.... lepaskan aku, Noah!" sambung Nerin kesakitan dagunya dicengkram. Rocky shock mendengar ringisan Nerin, ia pun segera bergegas melacak keberadaan atasannya yang mabuk ini.
"Brens*k kau, kau wanita sialan! Kau telah menipuku!" murka Noah tampaknya belum sadar juga.
"Menipu apanya! Kau jangan sembarangan menuduhku!" balas Nerin marah.
"Aku mencintaimu, tapi kenapa kau berkhianat padaku!" geram Noah kembali meracau. Nerin terdiam sejenak mendengarnya, ia pun berteriak.
"Mencintaiku? Sejak kapan kau cinta padaku? Dan aku sama sekali tidak pernah berkhianat, kau lah yang berkhianat, Noah! Kau hikss ... yang menghamiliku, kau yang menikahiku, dan sekarang kau sendiri yang menceraikan aku, apa kau belum puas sama sekali merendahkan aku! Apa begitu buruknya aku di matamu?" isak Nerin lalu menepis keras tangan kekar itu.
"Aku sangat kecewa, aku membencimu!" pekik Nerin mendorong Noah hingga terjatuh ke belakang lalu berlari keluar. Sakit rasanya mengingat awal dirinya terjebak di keluarga Alkazein, sakit menanggung selama ini hidup dengan pria arrogant dan kasar.
Noah samar-samar memanggil seseorang sebelum dia kembali pingsan. Kepalanya sakit terbentur ke lantai, pusing bercampur di dalam kepalanya.
"So-sonia...." lirih Noah tak sadarkan diri.
_____
"Hikss ... kurang ajar, dia selalu saja mencemohku, seakan aku yang telah selingkuh, padahal dia sendiri yang terang-terangan selingkuh dengan Sonia. Bahkan merebut buah hatiku, maafkan Mama tidak bisa merebutmu, Nak."
Nerin berhasil keluar dari hotel sebelum wartawan datang. Air matanya bercucuran jatuh merindukan buah hatinya. Nerin berlari sejauh mungkin mencari taksi untuk segera pergi dari kota ini. Namun ia terjatuh di tepi jalan, ia menunduk menangis pilu.
"Huaaaaa ... Papa, aku harusnya dari awal menuruti perkataanmu."
Nerin mengusap berkali-kali air matanya. Orang-orang yang berlalu lalang tampak tidak meliriknya sama sekali, ia seperti kertas yang tak berharga di tengah-tengah kota.
Ciiitt!
Sebuah mobil putih berhenti di sampingnya, Nerin menoleh dan melihat seseorang turun dari mobil itu. Air matanya makin deras mendengar orang itu menyebut namanya.
"Nerin, apa yang sudah terjadi denganmu?"
"Ray-yen, bantu aku, Rayyen hiksss."
Pria berjas silver itu sontak memeluknya.
"Baik, masuklah ke dalam mobil."
Nerin pun masuk bersama pria itu. Nerin menunduk dan terisak dalam diam. Pria itu menghela nafas melihat kondisi Nerin, ia pun melaju pergi.
_____
"Big Boss! Sadarlah, Big Boss!"
Rocky di dalam kamar hotel mengguncang habis-habisan atasannya itu. Ia sangat malu melihat Noah tergeletak di lantai, ditambah lagi wartawan di luar sana sedang berusaha masuk untuk memotret Noah, CEO yang sedang naik daun akibat hubungan gelapnya dengan Sonia telah beredar. Untung pengawal dengan tegas mencegah mereka.
"Big Boss, sampai kapan anda tidur di sini! Bangunlah, ini sudah sangat gawat! Seseorang telah melaporkan anda ke polisi!"
Saking susahnya sadar, Rocky menampar berkali-kali pipi atasannya.
Sontak Noah pun dengan setengah sadar berhasil membuka mata.
"Big Boss, bangunlah!"
"Ahhh berisik!" balas Noah menggampar sekretarisnya hingga terlempar.
"Rocky! Kenapa kau berani menamparku?" tanya Noah kesal merasa pipinya hampir bengkak.
"Maaf Bos, ini darurat, kita harus pergi sekarang dari sini," ucap Rocky bangkit dengan tegak. Rahang Noah makin mengeras tidak tahu apa yang terjadi.
"Pergi? Mengapa kita harus pergi?"
"Boss, wartawan sedang ada di luar,"
"Apa, memangnya ini di mana sekarang?"
"Kita sedang ada di hotel,"
"Tunggu, kenapa aku bisa ke sini? Siapa yang membawaku ke sini?" tanya Noah merasa tadi dia berada di Bar sedang asik mabuk-mabukan.
"Saya juga tidak tahu mengapa Bos bisa ada di sini, tapi yang jelas saya datang ke sini akibat menerima telpon dari Nona Nerin," jawab Rocky jujur.
"NERIN?" ucap Noah sangat terkejut.
"Ayo Bos, kita harus pergi." Sekretaris Rocky menyeret Noah keluar dan dibantu oleh pengawal menuju ke mobil.
"Ck, bisa-bisanya wanita siluman itu yang membawaku. Apa lagi yang dia mainkan? Bukan kah dia harusnya minggat dari kota ini?" Noah menggertak keras, ia kesal serubu kesal. Lantas jika Nerin siluman, lalu sebutan apa yang bagus untuknya?
____
Zia : Tante Author, kapan Zia muncul?
Author : Duuh, Zia udah gak sabar ya?
Zia : Iya, Zia mau cepat-cepat besar, Tante.
Author : Cup-cup, sabar ya butuh proses😅
Zia : Yahhh udah deh, Zia bobo lagi. Tante Author jangan lupain Zia ya, bangunin Zia nanti.
Author : Oke sayang, sini Tante cium dulu😘
Zia : 😑
Author :🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Adena
buaya darat 😂😂
2022-02-06
0
Adena
😂😂😂😂
2022-02-06
0
Adena
siapa nih? 😱
2022-02-06
0