Bab 2 Jujurlah

Detak jantung Sonia meningkat setelah melihat wajah Noah yang tidak main-main malam ini. Ia tidak menyangka telah ceroboh hingga membuat masalah untuk dirinya sendiri.

"No-noah, aku bisa jelaskan ini, ka-mu jangan salah paham dulu," ucap Sonia bergetar ketakutan, disertai keringat yang mulai turun membanjiri keningnya.

"Tch, apa lagi yang ingin kau jelaskan padaku?"

"No-noah, lepaskan tanganmu dulu," ringis Sonia merasa dagunya sakit dicengkram kuat.

"Hahaha, lepaskan? Kau pikir aku akan menurutimu kali ini setelah kau bermain cinta dengan pria lain?!" ujar Noah langsung mengayunkan satu tamparan keras ke wajah Sonia..

Plakk!

"Aaaaaauu…." ringis Sonia tersungkur jatuh ke lantai. 

"Noah! Apa kau sudah gila! Kenapa kau perlakukan aku sekasar ini, hiksss," lanjutnya menangis tersedu-sedu.

Noah menggertak dalam hati melihat wanita yang selama ini dia pacari dan percaya benar-benar pintar berakting.

"Gila? Kau bilang aku gila?!" 

"Ahhhh...sakit Noah, lepaskan tanganmu dari rambutku!" pekik Sonia makin kesakitan ketika rambut panjangnya ditarik paksa lagi.

"Ck, buka matamu lebar-lebar, aku tidaklah bodoh, aku tidak perlu penjelasan darimu lagi, katakan saja siapa pria yang bersamamu barusan, Sonia!" ujar Noah menariknya lebih kencang hingga tubuh Sonia terangkat ke atas.

"Aaaaaa…. Noah, cukup jangan tarik lagi, kepalaku sakit sekali, ku mohon sayang lepaskan aku dulu hikss," mohon Sonia menangis di depan Noah.

Sontak Noah pun menghempaskannya kembali ke lantai, ia amat kesal dirinya masih dipanggil begitu. Noah pun menendang kond*m murahan itu ke Sonia yang lagi terduduk sambil menunduk.

"Brens*k, dia seolah-olah ingin membunuhku malam ini, jika aku jujur, hidupku pasti habis sekarang. Argh … kenapa aku gegabah sekali malam ini," batin Sonia kesal.

"Sampai kapan kau diam di situ?" ucap Noah berdiri tepat di belakang Sonia. Sonia pun berbalik lalu memeluk kaki Noah, ia meratap dengan air mata palsunya.

"Noah, a-aku tidak tahu kenapa ada benda ini di kamarku, hiksss…." 

"Oh jadi kau pikir benda ini datang dariku, begitu?" 

"Bu-bukan," ucap Sonia diam-diam mengepal tangan.

"Lantas siapa pemiliknya!!!" ujar Noah dengan amarah menarik Sonia berdiri lalu melotot dengan tajam.

"Hiksss… bisa saja benda itu dibawa oleh tikus, kau jangan emosi dulu, Noah," tangis Sonia ketakutan.

"Bedeb*h, sampai kapan kau mengelak terus,"

"Aku sungguh tidak tahu, tolong hentikan tuduhanmu, Noah,"

"Heh, kau pikir aku akan menuduh sembarangan?" desis Noah kemudian menunjuk ke cermin.

"Lihat cermin itu, bekas apa yang ada di lehermu ini?" lanjut Noah menunjuk dua bekas merah. Sonia pun terdiam, ia pun cemas dan bingung apa lagi yang harus dia katakan.

"Ini-ini bekas darimu kemarin sayang,"

"Dariku?"

"Ya Noah, semalam kau sendiri yang meninggalkan gigitanmu ini di mobil," ucap Sonia kini menatap Noah. Ia tampak berharap Noah mengingatnya.

"Oh benar, aku ingat sekarang," ucap Noah menyentuh dagunya. Sonia pun meraih tangan Noah lalu meletakkan ke pipi bekas tamparan barusan.

"Noah, syukurlah kau ingat hiksss," tangis Sonia merasa sangat lega.

Namun Sonia tersentak kaget, tiba-tiba saja Noah tertawa terbahak-bahak, Noah merasa sangat bodoh melihat wanita di depannya itu, seolah-olah masalah ini akan berlalu. 

"No-noah, kau kenapa?" tanya Sonia mundur hingga mentok ke lemari baju.

"Sonia, aku memang ingat, kemarin aku meninggalkan bekas di lehermu, tapi aku tidak meninggalkan dua bekas sekaligus. Jangan katakan omong kosong lagi, jawab saja, siapa pria yang bercinta denganmu tadi!" ucap Noah melangkah maju dengan kedua tangan dikepal kuat-kuat. Sonia menelan ludah melihat dua tangan itu akan menonjoknya.

"Noah berhenti menunduhku, barusan aku hanya sendirian, tidak ada pria lain di sini kecuali kamu!" pekik Sonia ketakutan.

"Sudah cukup! Jujur saja sebelum aku melakukan lebih kasar lagi,"

"Jujur apanya! Aku memang cuma sendirian!"

"Arghhhh dasar wanita jal*ng! Kau membuatku sangat kes-"

"Hentikan!" potong seseorang dari arah pintu kamar. Kedua mata Sonia melebar, ia pun bergegas melewati Noah kemudian menangis terisak-terisak di pelukan orang itu.

Noah belum berbalik melihatnya, ia menurunkan kepalan tangan yang hampir menonjok wajah Sonia. Noah pun berdiri dengan tegak lalu memperbaiki setelannya yang berantakan.

"Hiks… hiks…. tolong aku, Gavin."

Terpopuler

Comments

Zamie Assyakur

Zamie Assyakur

hukum korma,🤭🤭🤭

2023-01-30

0

hope

hope

mampus kau Noah ,,, rasain itu 😏😏😏😏

2023-01-13

0

Adena

Adena

sumpah seru nnicita😂ada sadis"nya

2022-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!