...L.A.N.G.I.T.S.T.O.R.Y.B.U.M.I...
...Karena kamu, Langit...
🐝Pakai Ijab Qobul Biar Sah🐝
***
Seperti perkiraan Bumi, Langit masih berada di dalam kelas. Ia sedang sibuk berselancar dengan handphone.
Bumi berhenti sejenak untuk menatap Langit lebih lama, satu kata, tampan. Sungguh indah ciptaanmu lirih Bumi.
Di sampingnya ada Bara yang juga fokus dengan ponsel. Di depan Langit ada Selatan dan disamping Selatan sudah dapat ditebak, pasti ada Guntur.
“Lo ngapain, anjr ” umpat Selatan. Acara gombal menggombal dengan fans di aplikasi merahnya terganggu karena Guntur yang terus bergerak-gerak tak jelas.
“Gue lagi latihan dancenya bities,” jelas Guntur sambil memeragakan gerakan dance dengan lagu margarine jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
“Sejak kapan lo suka dunia perdrakoran,”
“Kpop, anjr. Dunia perkpopan bukan perdrakoran,”
Selatan mengerut, ia mulai berpikir. Akhirnya otaknya dipergunakan meski otaknya ngelag “Bedanya apaan, bego,” kata umpatan keluar satu demi persatu. Untung bukan penyebuatan kebun binatang.
“Kpop itu yang nyanyi sambil joget-joget, kalo drakor itu dunia perdramaan. Makanya disebut perdrakoran atau perdrama koreaan,”
“Oh, bilang dong kalo kpop sama dengan tiktok,”
Guntur hampir mengumpat, perumpamaan tak bermoral macam apa itu, sungutnya.
Belum sempat kata umpatan yang selanjutnya keluar. Tawa pecah seorang wanita menggelegar. Membuat 4 orang dalam kelas menoleh.
“Ahaha ahahah,” Bumi terbahak sambil memegangi perutnya.
Bumi melangkahkan kaki dengan pasti sambil terus terbahak. Ia duduk dikursi seberang Langit lalu berujar “Kpop itu yang sering dimakan anak-anak, rasanya manis,” jelas Bumi.
Selatan dan Guntur saling berpandangan “Metropop,” tebak Guntur. Bumi menggeleng.
“Bagaimana kalau aku tidak baik-baik saja,” Selatan ikut menebak pakai salah satu lagu pop yang sedang viral. Dan Bumi lagi-lagi menggeleng.
“Pup eek,”
Plak, Selatan menggetok kepala Guntur dengan buku “Kalo bego ya bego aja jangan tambah stress. Sejak kapan pup rasanya manis,”
“Ya kali aja pup sultan rasanya manis,”
“Guntur jorok,” Bumi menutup mulutnya dengan telapak tangan, ia merasa mual seketika.
“Lolipop, bego!” Bukan Bumi, Selatan ataupun Guntur. Tapi suara bariton dari Bara. Ah, Bara memang pintar.
Bumi mengacungkan 2 jempol lalu bertepuk tangan, sedang Selatan dan Guntur manggut-manggut.
“Seru juga, lagi Bum,” Guntur ketagihan jokes.
Bumi mulai berpikir sambil melirik Langit disampingnya. Tak sedikitpun fokus cowok itu teralihkan dari ponsel. Bumi mengintip sedikit, seperti sedang membaca berita gumam Bumi.
“Cepetan, Bum,” desak Guntur.
“Iya, yang sabar atuh. Ibu Ratna antar ubi kalau dibaca dari belakang jadi apa?”
“Ibu Ratna antar ubi,”
“Ibu Ratna antar ubi,”
Sahut Guntur dan Selatan bersamaan.
“Iya, kalo dibaca dari belakang apa?” ucap Bumi lagi.
“Ibu Ratna antar ubi,” lagi-lagi Guntur dan Selatan sehati.
“Kenapa ngulang pertanyaan Bumi, emang kurang jelas ya. Nih sekali lagi, Ibu Ratna antar ubi, kalo dibaca dari belakang jadi apa?” Bumi kembali mengulang pertanyaan konyol dan tak bermoral, menjebak membuat Guntur dan Selatan makin nampak bodohnya.
“Lambai kamera,” Selatan nyerah.
“Gue juga ngibar bendera,” Guntur berujar kemudian. Otaknya memang tak bisa diajak berpikir keras. Cukup kisah cintanya saja yang keras.
“Tanyakan pada hati, pahami dan resapi. Sesungguhnya jawaban ada dari dalam diri kalian,” Bumi melantur, ia ceramah sambil memeragakan layaknya bak ustadzah dalam tivi.
Guntur reflex memegang dadanya sambil memejam mata. Menghirup oksigen banyak-banyak untuk meresapi perkataan Bumi.
“Ga dapet gue jawabannya, emang apaan?” Guntur menyikut Selatan yang langsung menggeleng, gue juga ga tau begitu sahutnya.
“Hati Guntur sepertinya perlu dibersihkan dari sisa-sisa kemunafikan diri,”
“Ahahaha, bener,” sahut Selatan sambil terbahak yang diikuti tawa cempreng dari Bumi. Sedang Bara dan Langit tak bereaksi apa-apa.
“Asu!” umpat Guntur kasar.
Setelah puas mengejek Guntur, Bumi teringat sesuatu, ia hampir lupa tujuan awal .
“Langit!” panggil Bumi pelan dan sedikit….manja.
Kalau banyak nanti, pas abang cool dan jadi bucin.
Langit tetap diam, ia masih sibuk dengan aktivitas membaca, entah apa yang menarik.
Tapi bukan Bumi namanya jika menyerah begitu saja, Bumi mengetuk meja depan langit 3 kali, dan akhirnya cowok itu menoleh.
“1 kaleng minuman penuh cinta datang, bukan minuman datang lalu minuman habis. Tapi yang ini minuman datang lalu cinta diterima,”
Bumi menyodorkan susu penuh teori ke wajah Langit membuat cowok itu memicing tajam.
“Minuman murni semurni cinta Bumi, minuman banyak manfaat seperti jika Langit balas perasaan Bumi. Minuman dengan satu rasa tapi tenang cinta Bumi penuh dengan rasa,”
Guntur dan Selatan mengulum senyum, ingin terbahak. Andai bos mereka ga kaya kulkas 7 pintu.
“Ayo diterima,”
”Loe bisa pergi?” kata irit dari mulut Langit, meski sedikit tapi Bumi bersyukur dapat mendengar suara bass cowok itu.
“Bisa, pergi ke KUA. Ayo, Bumi siap lahir batin,” sahut Bumi cepat. Otaknya selalu berpikir melenceng jika dengan Langit, iya karena kebanyakan halu.
“Lo gila?”
“Iya, gila karena cinta Langit. Malah parahnya, Bumi tuh kalo ketemu Langit jadi amnesia. Percaya gak? Nih ya buktinya kalo ketemu sama Langit, Bumi lupa sama yang lain. Yang Bumi ingat Cuma Langit seorang,”
“Kerumah sakit jiwa sana,”
Oh tuhan, Bumi ingin teriak karena kali ini Langit mau membalas perkataannya.
“Boleh, asal Langit yang rawat,”
“Seru ya,” bisik Guntur pada Selatan yang juga menahan senyum,
“Ambil atuh, bang. Tangan Bumi pegel lama-lama,” keluh Bumi pada minuman yang sedari tadi tak Langit ambil.
“Gratis?” bukan Langit, bukan Bara dan buka Selatan. Tentu saja si cowok banyak omong. Siapa lagi kalau bukan Gunadhya Guntur.
Bumi menoleh sambil menggeleng ke arah Guntur “Zaman sekarang ga ada yang gratis, kamu ga bisa kentut aja bayar,” jelas bumi sambil mengoceh, tentu saja membuat Langit emosi. Telinganya hampir pecah ditambah ia belum sarapan.
Sebenarnya ada yang ingin Langit sampaikan pada Bara, Selatan dan Guntur. Namun kehadiran cewek berisik mengganggu aktivitas langit. Semakin ia usir, Bumi malah semakin ingin menempel.
“Trus lo minta Langit bayar gitu?”
“Nice, bayarnya pakai ijab qobul biar sah,”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Widianty Rahayu
Sumpah iihhh pinter
2022-06-13
0
Susi Susilawati
gas gassss terus bum
2022-05-24
0
Muhammad Alwi
dasar bumi bucin nya dah GK ada level..😄😄😄
aku baca hampir kejungkal tau soal nya lucu...🤣🤣🤣🤣
2022-05-21
0