Duniaku Tak Selebar Daun Kelor
Tepat di sebuah mall terbesar.
Seorang gadis cantik berwajah ke Arab Arab an khas timur Tengah nya dengan pekerjaan barunya yaitu bernama Zira sebagai pegawai mall terbesar di kota nya.
Yang kini ia tengah di sibuk kan dengan pekerjaannya menata beberapa susunan sepatu di rak agar terlihat rapi dan menarik di lihat oleh pengunjung,
dengan telaten nya gadis itu menata serapi mungkin.
Sekilas seutas senyum terbit dari kedua ujung bibirnya.
Selesai , rapi sekali batinya berbicara.
Dan baru saja Zira mendongakkan kepala setelah tugas nya di rasa selesai, tiba tiba sebuah suara terdengar dari belakang punggung nya dengan nada penuh perintah
yang terdengar begitu nyaring di telinganya.
" ambilkan aku sepatu yang itu " ucap seseorang pria tampan berahang tegas yang tak ia ketahui dari mana arah kedatangan nya sambil menunjuk sepatu yang ia tunjuk.
" baik tuan " Zira hanya mengiyakan tak sempat menoleh kemudian langsung mengambil.
" ini tuan " sambil mengulurkan sepasang sepatu kearah Arsen.
Keduanya kini sedang beradu tatap dengan jarak yang bisa di bilang sangat dekat, kemudian perlahan Zira memundurkan tubuhnya kebelakang tetapi masih dengan posisi yang berhadapan
" pakaikan " dengan nada angkuh.
Zira merasa tak percaya dengan apa yang ia dengar, apa pendengaran nya sedikit terganggu pikir nya.
" APA " dengan nada syok Zira menjawab, mulutnya sedikit menganga tak percaya kedua matanya membulat sempurna.
" yang benar saja " tambahnya, memangnya siapa anda menyuruh saya memakaikan sepatu di kaki anda, dasar pria menyebalkan " tegas Zira
Dengan raut wajah yang kesal tetapi tidak menghilangkan pesonanya sedikit pun dari wajah cantik ala timur tengah yang ia miliki.
" heh " membuang nafas berat.
Sedangkan Arsen sedikit tertawa kecut.
dan perlahan mulai mengeraskan rahangnya mendengar jawaban dari bawahan nya sendiri sungguh ia tak menyangka.
" kau tidak tau siapa aku hah " Tegas Arsen dengan gaya angkuhnya.
" tidak penting, saya tau anda pembeli di sini, tetapi sepertinya anda ingin menganggap saya sebagai babu, saya masih mempunyai harga diri walaupun saya hanya karyawan biasa "
Lagi lagi Arsen kembali tersenyum kecut.
" hei.... kemari kau " panggil Arsen pada salah satu atasan wanita yang tak sengaja lewat yang tak lain adalah atasan Zira sendiri.
Wanita itu pun segera menundukkan kepala dan langsung mendekat ke arah Arsen.
" ya tuan ada apa bisa saya bantu " sambil sesekali atasan Zira trsebut memberanikan diri untuk menatap ke arah sang tuan yang kini terlihat menyeramkan.
" kasih tau karyawan mu ini siapa aku sebenarnya " ucap Arsen begitu bangganya.
" ba... ba.. baik tuan " suaranya terbata bata dan Pandangan kini beralih ke arah Zira yang terlihat acuh.
" Zira kau tau siapa yang kau layani saat ini "
" orang " jawab Zira sekena nya.
Atasan Zira pun langsung tepuk jidat.
Kenapa gadis ini bodoh sekali pikirnya, sedangkan raut wajah sang tuan kini sangat menakutkan.
" bukan itu maksud ku, kau tau tuan tampan yang kau layani ini saat ini "
jelas atasan itu lagi pada Zira yang memang dia adalah pegawai baru di mall.
" tidak, mana aku tahu " jawab Zira lagi masih sama dengan nada enteng seperti tadi.
" kau tau, dia adalah pemilik mall terbesar ini, dia yang memiliki tempat kau bekerja saat ini Zira " kedua mata wanita itu sudah terlihat melotot seperti mau keluar.
" APA..., aku merasa kaget ternyata " jawaban Zira biasa biasa saja malahan ucapannya seperti di buat buat.
Bisa bisanya ada gadis bar bar seperti ini, tidak ada rasa takut takutnya sedikitpun Arsen membatin.
" karyawan seperti apa yang kau kerjakan ini "
" maaf tuan " wanita tersebut kembali menundukkan kepala.
" PECAT DIA " sentak Arsen.
" ba.. ba.. baik tuan " suara wanita itu kembali terbata bata mungkin karena takut.
" Zira kau di pecat mulai saat ini " ucap atasan perempuan kepada Zira.
" ya tidak apa apa saat ini aku di pecat, aku lebih menjujung tinggi harga diriku ketimbang melayani lelaki banci seperti kau " tanpa rasa takut Zira menjawab kemudian menunjuk nunjuk ke arah Arsen, sungguh gadis yang benar benar pemberani.
Ya memang Zira sangat tidak terima jika dirinya direndahkan seperti saat ini siapapun orang nya pasti akan ia lawan itulah prinsip nya.
" apa kau bilang " kedua mata Arsen sudah terlihat berapi api atas perkataan yang di lontarkan Zira padanya.
" seret dia keluar "
Perintah nya kepada dua satpam yang sedari tadi sudah berada di dekat Zira, sedangkan Arsen kini langsung bergegas pergi dari sana meninggalkan gadis gila seperti di pikiran nya.
Kedua satpam langsung memegang kedua pergelangan tangan putih milik Zira
" tidak perlu menyeret ku, aku bisa jalan sendiri" tegas nya kemudian mengibaskan kedua lengan nya agar terlepas dari genggaman kedua satpam berbadan tinggi gempal.
sedangkan sedari tadi suasana di sekitar mall sudah ramai, banyak dari kalangan orang-orang serta pegawai mall yang menyaksikan perdebatan antara keduanya dan saling berbisik.
Berbeda dengan Zira kini tatapan nya kembali tertuju ke arah Arsen yang terlihat buru buru pergi di tengah kegaduhan yang keduanya buat.
" HEEIIIIIIII......... " teriak Zira yang begitu terdengar melengking di telinga orang orang yang masih menatap ke arah nya begitu juga Arsen.
" TUNGGU BANCIIII....." tambah Zira
Seketika teriakan itu membuat pria tampan yang memiliki rahang tegas itu pun menghentikan langkahnya,
kemudian membalikkan tubuh nya ke arah belakang menatap di mana Zira masih tetap berdiri di tempat nya lurus sejajar dengan posisinya sekarang dan sekali lagi terjadi lah yang harus terjadi hal yang di alami Arsen mungkin ini hari apes nya.
Dengan tiba tiba...
BUGHHHH.......
Ya sebuah sepatu ket putih kini telah melayang tepat di wajah tampan milik Arsen dengan sempurna.
Sepersekian detik Arsen langsung memegangi keningnya yang sedikit terasa ngilu karena kelakuan pegawai yang baru saja ia pecat nya itu.
Tatapan Arsen langsung tertuju ke arah Zira
seorang gadis yang menurut nya seperti wanita gila.
" rasakan " raut wajah Zira sudah terlihat sangat puas.
Dengan kedua tangan yang bersilang di depan dada sambil mengeluarkan senyum jahat pada Arsen.
Andai saja kau pria pasti aku sudah menghajar mu gadis gila batinya.
" SERET DIA KELUAR " perintah Arsen pada kedua satpam yang masih berada di samping kanan kiri Zira yang terlihat ketakutan akibat kemarahan sangat tuan.
Tanpa basa basi Arsen segera bergegas pergi dari sana, sungguh ia sudah tak kuat menahan rasa malu di depan semua orang.
apalagi saat ini dirinya menjadi pusat tontonan orang banyak, tak terpikirkan sama sekali dirinya bisa di pertemukan dengan gadis seperti Zira yang sangat bar bar.
Kedua satpam kembali mencekal kedua lengan Zira.
" lepaskan, lepaskan, aku bisa jalan sendiri " ucapnya lagi kepada dua satpam, kemudian di lepaslah kedua tangan Zira.
Setelah itu ia melangkahkan kakinya ke arah ruangan khusus karyawan, untuk mengambil tasnya dari sana dan segera menuju parkiran mengambil motor bebek milik nya.
Di sepanjang langkah menuju parkiran Zira terus menggerutu i pria tampan berahang tegas itu, dirinya sungguh tak menyangka ada pria modelnya sombong seperti tadi, ya meskipun pada kenyataannya dia memang seorang pria kaya raya tapi tak harus bersikap sedemikian rupa pikir Zira.
Di parkiran Zira mulai mengendarai motor bebek miliknya agar cepat keluar dari parkiran.
Di perjalanan
Kini motor yang ia kendarai mulai melewati ramainya jalan raya perkotaan, banyak lalu lalang orang berjalan kaki bahkan orang yang menunggu kendaraan umum di pinggir jalan.
Pandangan Zira seperti gadis linglung, dan bibir mulai ngelantur kemana mana.
" Nasib ya nasib, harus kerja apa gua kalau begini sungguh berat, tabungan sudah menipis ya ela susah bener nih idup " Zira terus ngedumel sembari mengendarai sepeda bebek kesayangan.
" Ah.. sebaiknya beli es kelapa muda aja, nih tenggorokan juga udah haus banget kayaknya "
Tak seberapa jauh perlahan Zira mulai menepikan setir sepeda ke arah penjual es kelapa muda pinggir jalan yang berdekatan dengan toko kue di sebelah nya yang terlihat lumayan mahal harganya.
Gadis itu mulai duduk di bangku milik abang penjual Es.
" bang es kelapa satu ya " pinta nya
" ya neng, bentar ya di tunggu " jawab abangnya.
" ok " sambil menampakkan senyum singkat Zira mengiyakan
Dan abang penjual es kelapa itu pun membuatkan Zira satu gelas pesanannya.
Dan ya, tak jauh dari tempatnya duduk saat ini, tepatnya di depan toko kue mewah itu terlihat mobil hitam mewah yang baru saja berhenti .
Dan beberapa saat kemudian keluar lah seorang nenek berpenampilan modis serta memegang dompet mewahnya berwarna hitam,
Nenek itu masih terlihat sangat cantik dan awet muda, dan perlahan mulai memasuki toko kue tersebut,
Zira sedikit melirik ke arah tak jauh dari nenek modis itu ada dua orang laki laki berawakan tubuh gempal seperti preman.
Dan benar saja dengan tiba-tiba kedua pria preman itu langsung merampas dompet nenek modis tersebut hingga terjadi aksi tarik menarik antara ke tiganya.
TOLONG....
TOLONG....
Teriak sang nenek modis
Tak pakai basa basi lagi Zira yang berada tak jauh langsung melompati pembatas toko samping yang kira kira tingginya se dada dan benar saja Zira langsung memberi bogeman mentah pada kedua nya.
BUGGHHH....
BUGHHH....
PAKK... PAKKK... BUGHHH..
BUGHHH....
PYYAAAARRRRRR.......
" ampun... ampun... " ucap kedua preman dengan wajah yang babak belur
Sedangkan kaca toko sudah pecah berserakan.
" nona ampun kami mengaku salah " ucap preman satunya lagi.
" apa mau lagi hah " tambah Zira
" tidak nona "
" dasar tidak punya akhlak " ucap Zira lagi
kemudian kedua preman itu segera kabur dari sana dengan sedikit darah di ujung bibirnya akibat tendangan Zira yang sangat keras.
mungkin kepala preman itu sedikit terkena pecahan kaca, akibat tadi Zira sempat menghempaskan tubuh preman itu dengan satu kali pukulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments