NovelToon NovelToon

Duniaku Tak Selebar Daun Kelor

awal mula

Tepat di sebuah mall terbesar.

Seorang gadis cantik berwajah ke Arab Arab an khas timur Tengah nya dengan pekerjaan barunya yaitu bernama Zira sebagai pegawai mall terbesar di kota nya.

Yang kini ia tengah di sibuk kan dengan pekerjaannya menata beberapa susunan sepatu di rak agar terlihat rapi dan menarik di lihat oleh pengunjung,

dengan telaten nya gadis itu menata serapi mungkin.

Sekilas seutas senyum terbit dari kedua ujung bibirnya.

Selesai , rapi sekali batinya berbicara.

Dan baru saja Zira mendongakkan kepala setelah tugas nya di rasa selesai, tiba tiba sebuah suara terdengar dari belakang punggung nya dengan nada penuh perintah

yang terdengar begitu nyaring di telinganya.

" ambilkan aku sepatu yang itu " ucap seseorang pria tampan berahang tegas yang tak ia ketahui dari mana arah kedatangan nya sambil menunjuk sepatu yang ia tunjuk.

" baik tuan " Zira hanya mengiyakan tak sempat menoleh kemudian langsung mengambil.

" ini tuan " sambil mengulurkan sepasang sepatu kearah Arsen.

Keduanya kini sedang beradu tatap dengan jarak yang bisa di bilang sangat dekat, kemudian perlahan Zira memundurkan tubuhnya kebelakang tetapi masih dengan posisi yang berhadapan

" pakaikan " dengan nada angkuh.

Zira merasa tak percaya dengan apa yang ia dengar, apa pendengaran nya sedikit terganggu pikir nya.

" APA " dengan nada syok Zira menjawab, mulutnya sedikit menganga tak percaya kedua matanya membulat sempurna.

" yang benar saja " tambahnya, memangnya siapa anda menyuruh saya memakaikan sepatu di kaki anda, dasar pria menyebalkan " tegas Zira

Dengan raut wajah yang kesal tetapi tidak menghilangkan pesonanya sedikit pun dari wajah cantik ala timur tengah yang ia miliki.

" heh " membuang nafas berat.

Sedangkan Arsen sedikit tertawa kecut.

dan perlahan mulai mengeraskan rahangnya mendengar jawaban dari bawahan nya sendiri sungguh ia tak menyangka.

" kau tidak tau siapa aku hah " Tegas Arsen dengan gaya angkuhnya.

" tidak penting, saya tau anda pembeli di sini, tetapi sepertinya anda ingin menganggap saya sebagai babu, saya masih mempunyai harga diri walaupun saya hanya karyawan biasa "

Lagi lagi Arsen kembali tersenyum kecut.

" hei.... kemari kau " panggil Arsen pada salah satu atasan wanita yang tak sengaja lewat yang tak lain adalah atasan Zira sendiri.

Wanita itu pun segera menundukkan kepala dan langsung mendekat ke arah Arsen.

" ya tuan ada apa bisa saya bantu " sambil sesekali atasan Zira trsebut memberanikan diri untuk menatap ke arah sang tuan yang kini terlihat menyeramkan.

" kasih tau karyawan mu ini siapa aku sebenarnya " ucap Arsen begitu bangganya.

" ba... ba.. baik tuan " suaranya terbata bata dan Pandangan kini beralih ke arah Zira yang terlihat acuh.

" Zira kau tau siapa yang kau layani saat ini "

" orang " jawab Zira sekena nya.

Atasan Zira pun langsung tepuk jidat.

Kenapa gadis ini bodoh sekali pikirnya, sedangkan raut wajah sang tuan kini sangat menakutkan.

" bukan itu maksud ku, kau tau tuan tampan yang kau layani ini saat ini "

jelas atasan itu lagi pada Zira yang memang dia adalah pegawai baru di mall.

" tidak, mana aku tahu " jawab Zira lagi masih sama dengan nada enteng seperti tadi.

" kau tau, dia adalah pemilik mall terbesar ini, dia yang memiliki tempat kau bekerja saat ini Zira " kedua mata wanita itu sudah terlihat melotot seperti mau keluar.

" APA..., aku merasa kaget ternyata " jawaban Zira biasa biasa saja malahan ucapannya seperti di buat buat.

Bisa bisanya ada gadis bar bar seperti ini, tidak ada rasa takut takutnya sedikitpun Arsen membatin.

" karyawan seperti apa yang kau kerjakan ini "

" maaf tuan " wanita tersebut kembali menundukkan kepala.

" PECAT DIA " sentak Arsen.

" ba.. ba.. baik tuan " suara wanita itu kembali terbata bata mungkin karena takut.

" Zira kau di pecat mulai saat ini " ucap atasan perempuan kepada Zira.

" ya tidak apa apa saat ini aku di pecat, aku lebih menjujung tinggi harga diriku ketimbang melayani lelaki banci seperti kau " tanpa rasa takut Zira menjawab kemudian menunjuk nunjuk ke arah Arsen, sungguh gadis yang benar benar pemberani.

Ya memang Zira sangat tidak terima jika dirinya direndahkan seperti saat ini siapapun orang nya pasti akan ia lawan itulah prinsip nya.

" apa kau bilang " kedua mata Arsen sudah terlihat berapi api atas perkataan yang di lontarkan Zira padanya.

" seret dia keluar "

Perintah nya kepada dua satpam yang sedari tadi sudah berada di dekat Zira, sedangkan Arsen kini langsung bergegas pergi dari sana meninggalkan gadis gila seperti di pikiran nya.

Kedua satpam langsung memegang kedua pergelangan tangan putih milik Zira

" tidak perlu menyeret ku, aku bisa jalan sendiri" tegas nya kemudian mengibaskan kedua lengan nya agar terlepas dari genggaman kedua satpam berbadan tinggi gempal.

sedangkan sedari tadi suasana di sekitar mall sudah ramai, banyak dari kalangan orang-orang serta pegawai mall yang menyaksikan perdebatan antara keduanya dan saling berbisik.

Berbeda dengan Zira kini tatapan nya kembali tertuju ke arah Arsen yang terlihat buru buru pergi di tengah kegaduhan yang keduanya buat.

" HEEIIIIIIII......... " teriak Zira yang begitu terdengar melengking di telinga orang orang yang masih menatap ke arah nya begitu juga Arsen.

" TUNGGU BANCIIII....." tambah Zira

Seketika teriakan itu membuat pria tampan yang memiliki rahang tegas itu pun menghentikan langkahnya,

kemudian membalikkan tubuh nya ke arah belakang menatap di mana Zira masih tetap berdiri di tempat nya lurus sejajar dengan posisinya sekarang dan sekali lagi terjadi lah yang harus terjadi hal yang di alami Arsen mungkin ini hari apes nya.

Dengan tiba tiba...

BUGHHHH.......

Ya sebuah sepatu ket putih kini telah melayang tepat di wajah tampan milik Arsen dengan sempurna.

Sepersekian detik Arsen langsung memegangi keningnya yang sedikit terasa ngilu karena kelakuan pegawai yang baru saja ia pecat nya itu.

Tatapan Arsen langsung tertuju ke arah Zira

seorang gadis yang menurut nya seperti wanita gila.

" rasakan " raut wajah Zira sudah terlihat sangat puas.

Dengan kedua tangan yang bersilang di depan dada sambil mengeluarkan senyum jahat pada Arsen.

Andai saja kau pria pasti aku sudah menghajar mu gadis gila batinya.

" SERET DIA KELUAR " perintah Arsen pada kedua satpam yang masih berada di samping kanan kiri Zira yang terlihat ketakutan akibat kemarahan sangat tuan.

Tanpa basa basi Arsen segera bergegas pergi dari sana, sungguh ia sudah tak kuat menahan rasa malu di depan semua orang.

apalagi saat ini dirinya menjadi pusat tontonan orang banyak, tak terpikirkan sama sekali dirinya bisa di pertemukan dengan gadis seperti Zira yang sangat bar bar.

Kedua satpam kembali mencekal kedua lengan Zira.

" lepaskan, lepaskan, aku bisa jalan sendiri " ucapnya lagi kepada dua satpam, kemudian di lepaslah kedua tangan Zira.

Setelah itu ia melangkahkan kakinya ke arah ruangan khusus karyawan, untuk mengambil tasnya dari sana dan segera menuju parkiran mengambil motor bebek milik nya.

Di sepanjang langkah menuju parkiran Zira terus menggerutu i pria tampan berahang tegas itu, dirinya sungguh tak menyangka ada pria modelnya sombong seperti tadi, ya meskipun pada kenyataannya dia memang seorang pria kaya raya tapi tak harus bersikap sedemikian rupa pikir Zira.

Di parkiran Zira mulai mengendarai motor bebek miliknya agar cepat keluar dari parkiran.

Di perjalanan

Kini motor yang ia kendarai mulai melewati ramainya jalan raya perkotaan, banyak lalu lalang orang berjalan kaki bahkan orang yang menunggu kendaraan umum di pinggir jalan.

Pandangan Zira seperti gadis linglung, dan bibir mulai ngelantur kemana mana.

" Nasib ya nasib, harus kerja apa gua kalau begini sungguh berat, tabungan sudah menipis ya ela susah bener nih idup " Zira terus ngedumel sembari mengendarai sepeda bebek kesayangan.

" Ah.. sebaiknya beli es kelapa muda aja, nih tenggorokan juga udah haus banget kayaknya "

Tak seberapa jauh perlahan Zira mulai menepikan setir sepeda ke arah penjual es kelapa muda pinggir jalan yang berdekatan dengan toko kue di sebelah nya yang terlihat lumayan mahal harganya.

Gadis itu mulai duduk di bangku milik abang penjual Es.

" bang es kelapa satu ya " pinta nya

" ya neng, bentar ya di tunggu " jawab abangnya.

" ok " sambil menampakkan senyum singkat Zira mengiyakan

Dan abang penjual es kelapa itu pun membuatkan Zira satu gelas pesanannya.

Dan ya, tak jauh dari tempatnya duduk saat ini, tepatnya di depan toko kue mewah itu terlihat mobil hitam mewah yang baru saja berhenti .

Dan beberapa saat kemudian keluar lah seorang nenek berpenampilan modis serta memegang dompet mewahnya berwarna hitam,

Nenek itu masih terlihat sangat cantik dan awet muda, dan perlahan mulai memasuki toko kue tersebut,

Zira sedikit melirik ke arah tak jauh dari nenek modis itu ada dua orang laki laki berawakan tubuh gempal seperti preman.

Dan benar saja dengan tiba-tiba kedua pria preman itu langsung merampas dompet nenek modis tersebut hingga terjadi aksi tarik menarik antara ke tiganya.

TOLONG....

TOLONG....

Teriak sang nenek modis

Tak pakai basa basi lagi Zira yang berada tak jauh langsung melompati pembatas toko samping yang kira kira tingginya se dada dan benar saja Zira langsung memberi bogeman mentah pada kedua nya.

BUGGHHH....

BUGHHH....

PAKK... PAKKK... BUGHHH..

BUGHHH....

PYYAAAARRRRRR.......

" ampun... ampun... " ucap kedua preman dengan wajah yang babak belur

Sedangkan kaca toko sudah pecah berserakan.

" nona ampun kami mengaku salah " ucap preman satunya lagi.

" apa mau lagi hah " tambah Zira

" tidak nona "

" dasar tidak punya akhlak " ucap Zira lagi

kemudian kedua preman itu segera kabur dari sana dengan sedikit darah di ujung bibirnya akibat tendangan Zira yang sangat keras.

mungkin kepala preman itu sedikit terkena pecahan kaca, akibat tadi Zira sempat menghempaskan tubuh preman itu dengan satu kali pukulan.

bertemu grandma Airin

" nenek tidak apa apa nek " tanya Zira sambil memegang bahu sang nenek paru baya.

yang tentu nya masih terlihat sangat cantik dan modis di hadapan nya itu.

" tidak apa apa sayang, gadis cantik namamu siapa " tanya sang nenek

yang terlihat jelas akan kekaguman nya terhadap kecantikan natural Zira yang berwajah khas timur Tengah.

" nama saya Zira nek " sambil menampilkan senyuman manis.

Nenek mengangguk anggukkan kepalanya paham.

" kamu tau, kamu keren sekali Zira, saya sangat berterima sekali kepada kamu "

" sama sama nek "

Gadis itu kembali menampilkan senyum.

Sedangkan orang-orang di sekitar sama tak kalah terpukau nya seperti sang nenek beberapa orang mengacungkan jempol ke arah Zira serta senyum kekaguman, yang saat ini bagai pahlawan perempuan cantik di siang bolong di dunia nyata.

Karena rasa kagum terhadap sosok gadis yang bisa mengalahkan dua preman bertubuh tinggi gempal tadi.

Tapi berbeda lagi dengan Zira yang kini hanya cengengesan menanggapinya sambil menggaruk tengkuk leher miliknya yang tak gatal.

mungkin bisa di bilang karena alasan sedikit malunya.

Zira kembali menoleh ke arah nenek.

" tapi sebelumnya maaf nek, saya sudah memecahkan kaca toko kue itu " ucap nya sambil menunjuk ke arah belakang dimana semua pecahan kaca sudah berserakan di lantai.

Sang nenek hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala pelan.

" oh itu masalah gampang Zira, biar saya yang bereskan, oh iya jangan memanggil saya dengan sebutan nenek sayang "

" lalu apa nek, nenek kan sudah tua, upss...maaf nek keceplosan, maksud Zira bukan seperti itu " langsung membungkam mulutnya.

Raut wajah Zira kini sudah terlihat jadi tak enak sendiri terhadap sang nenek atas ucapan nya.

" ah kau ini, ya sudah tidak apa apa sayang, panggil nenek grandma Airin, kau mengerti " jelas wanita yang tak begitu banyak terlihat kerutan di wajah cantik nya itu.

" nenek memang benar benar keren, ya Zira akan panggil nenek dengan sebutan grandma Airin "

" gadis pintar, oh ya sayang ayo ikut grandma, kita beli kue di dalam "

" tidak usah grandma terima kasih, Zira tadi sudah pesan es kelapa di sebelah toko ini "

sambil menunjuk ke arah abang penjual es di sebelah toko kue.

" ya sudah kamu tunggu grandma di situ ya, grandma akan membereskan kekacauan toko kue ini sayang " tangan nya menepuk nepuk pelan bahu milik Zira.

" baiklah grandma kalau begitu "

kemudian sang nenek modis beranjak dari tempatnya berdiri dan segera masuk ke dalam toko kue.

" pelayan tolong bereskan semuanya, maaf atas kekacauan tadi dan ini uang ganti rugi dari saya " tutur nya pada beberapa pelayan toko kue, sambil menyodorkan banyak lembaran uang kertas berwarna merah disana.

" iya grandma tidak apa apa, tetapi seperti nya ini terlalu banyak uang ganti ruginya grandma"

" ah, tidak masalah, dan saya mau mau minta kue yang itu ya, dua kamu sendiri kan bungkusnya "

" baik grandma " jawab sang pelayan yang memang sudah akrab dengan grandma Airin karena toko kue tersebut adalah langganan nya selama ini.

Dan pelayan pun kini mulai membungkus beberapa kue yang grandma pesan sebagai pelanggan tetap nya.

Sesaat kemudian

Pelayan baru saja mengulurkan bingkisan kue ke arah grandma, sedangkan dua pelayan lain nya masih sibuk membersihkan pecahan pecahan kaca yang masih berserakan di sana.

" Maaf masalah kekacauan tadi ya " ucapnya kepada dua pelayan yang sibuk dengan satu sekrop dan sapu di hadapan nya.

" iya grandma tidak apa apa " kedua pelayan malahan menampilkan senyum pada sang nenek paruh baya tersebut.

kemudian grandma Airin segera keluar dari dalam toko kue yang saat ini sedang berantakan itu.

setelah itu grandma menemui Zira yang sibuk dengan es kelapa mudanya saat ini, yang berada di sebelah toko kue tersebut.

" Zira " panggil grandma Airin.

" eh iya grandma " jawab Zira yang kaget dengan kedatangan grandma Airin yang modis itu.

" ini buat kamu sayang " ucap grandma Airin sambil menyodorkan paper bag warna putih yang berisi kue.

" grandma tidak usah, Zira ikhlas kok bantu grandma "

jawab Zira memang benar tidak menginginkan imbalan apapun dari seorang nenek berpenampilan modis itu.

" Zira tidak boleh menolak pemberian orang sayang " sahut grandma Airin.

" ya sudah Zira terima ya grandma "

" gadis pintar, sudah cantik, pemberani lagi, grandma cocok sama kamu Zira "

" ah grandma bisa saja "

" astaga, grandma Zira tinggal dulu ya, Zira lupa hari ini Zira ada keperluan bersama teman Zira"

" ya sudah kalau begitu hati hati Zira "

" iya grandma sampai jumpa lagi, da.. da.. grandma " ucap Zira kepada grandma Airin sambil melambaikan tangan kanannya itu, dengan dirinya kini yang sudah berada di atas sepeda bebeknya itu.

" iya sayang, sampai bertemu kembali " jawab grandma Airin sambil mengembangkan senyum nya.

sepeninggal nya Zira.

Akhhh... kenapa aku tidak menanyakan nomer ponselnya, semoga lain waktu aku bisa bertemu dengannya lagi ucap grandma Airin.

setelah itu dirinya kembali masuk ke dalam mobil mewah hitamnya, dengan pintu mobil yang otomatis terbuka sendiri itu.

" sopir jalan "

" baik nyonya "

" nyonya maaf tadi saya ketelatan membantu nyonya saat mau di jambret "

" tidak apa apa kali ini saja aku memaafkan mu, tetapi kau jika kau ulangi lagi, siap siap saja di pecat oleh cucu tampan ku itu "

" iya nyonya saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi "

" bagus "

lima belas menit kemudian

mobil mewah hitam yang di tumpangi grandma Airin kini telah sampai di kediamannya yaitu mansion yang bagaikan istana bak negeri dongeng itu.

perlahan grandma Airin turun dari mobil mewah tersebut dengan pintu mobilnya yang terbuka otomatis, kemudian melangkahkan kakinya memasuki mansion besarnya itu.

sesampainya di dalam mansion.

" grandma, dari mana saja Arsen sedari tadi mencari nya tetapi tidak ketemu, kata pelayan grandma sedang keluar " ucap Arsen lelaki tampan yang memiliki rahang tegas tersebut,

Ya dia adalah Arsen Wijaya 29 tahun cucu satu satunya grandma Airin Wijaya, dari pernikahan anaknya yang bernama Hendra Wijaya dan Laura Fatma yang telah meninggal akibat kecelakaan tunggal.

dan saat ini Arsen adalah satu satunya pewaris utama AiAr. Group.

" iya grandma dari membeli kue kesukaan kamu sayang, cucu grandma yang paling tampan " jawab grandma Airin kemudian mengulurkan paperbag yang berisi kue kesukaan nya itu.

" ya sudah grandma kita duduk di ruang tamu saja ayo "

" baiklah, ayo cucu grandma yang paling manja satu ini kita duduk di sana "

" aw....oma jangan mencubit pipiku seperti itu, aku sudah besar bukan anak kecil lagi "

" bagi grandma kamu tetap cucu grandma yang dulu Ar "

" ya sudah terserah grandma saja "

kemudian Asren dan grandma Airin pun mulai duduk di sofa mewah yang berada di ruang tamu tersebut.

" Arsen kenapa kening kamu sedikit membiru sayang "

" oh ini grandma, ini gara gara gadis bar bar yang tadi di mall, grandma tau tadi Arsen sengaja ke sana, karena Arsen ingin tau kerja pegawai bawahan Arsen di sana, dan apesnya lagi Arsen ketemu gadis yang memang benar-benar tidak akhlak grandma, tetapi dia cantik sih grandma, sayang tingkahnya menyebalkan "

" memang apa yang dia lakukan padamu hah sampai membuat kening mu seperti ini, jangan jangan kau yang mencari gara gara dengan nya"

" begini grandma ceritanya " jawab Arsen yang kini mulai menceritakan semuanya kepada grandma Airin.

Dan Arsen pun kini menceritakan awal mula pertemuannya mulai dari dirinya yang menyuruh nya mengambilkan sepatu sampai menyuruhnya memakaikan di kakinya, setelah itu dengan dirinya yang sudah mengatakan siapa dirinya sebenarnya tetapi tetap saja tidak terpengaruh sama sekali pada gadis itu, dan akhirnya gadis itu mengatai nya banci, dan menimpuk keningnya dengan sepatu ket warna putih di depan orang banyak.

saling curhat

sedangkan grandma Airin saat ini tertawa cekikikan di depan cucu kesayangannya itu.

" hwwwwahahahaha... grandma tidak tahan menahan tawa ini sayang, ternyata ada juga wanita yang berani sama cucu kesayangan grandma ini, bukannya terpesona oleh ketampanan mu malah huawahahaha... "

ucap grandma yang kembali tertawa terbahak-bahak mendengarkan cerita dari Arsen cucu kesayangannya itu.

" grandma kenapa mentertawakan aku sih "

ucap Arsen yang merasakan kesal pada grandma nya karena sedari tadi grandma kesayangannya itu hanya menertawakan dirinya saja.

" aduh... maaf sayang grandma tidak tahan tadi menahan tawa, oh iya grandma juga punya cerita "

" cerita apa grandma "

" tadi grandma bertemu dengan seorang gadis dia sangat cantik sayang, wajahnya seperti blasteran Arab, dan kau tau apa yang dia lakukan untuk grandma "

" memangnya apa grandma " tanya Arsen yang saat ini merasa penasaran itu.

" dia menolong grandma saat grandma akan di jambret oleh dua orang laki-laki bertubuh gempal "

" APA, grandma di jambret, apa ada yang luka grandma sini Arsen lihat "

" sayang tenang, grandma tidak apa apa, dan tidak ada luka sedikitpun di tubuh grandma, karena gadis cantik itu, kau tau dia langsung datang dan menendang dua lelaki bertubuh gempal itu dan langsung pyarrrrrr...... mereka langsung terhempas ke pintu kaca toko kue itu, dan orang sekitar kau tau mereka semua mengacungi kedua jempol kepadanya sayang "

" wah keren sekali ya grandma, apa sekuat itu gadis itu grandma "

" iya sayang grandma kan mengetahuinya tadi, bahkan di depan mata kepala grandma sendiri "

" iya juga grandma, berbeda dengan ku tadi bertemu dengan wanita yang sangat bar bar "

" kalau grandma pikir sih, itu juga salahmu sayang kau seperti menyepelekan seorang pelayan "

" ya itu kan Arsen cuma mencoba saja grandma, Arsen hanya ingin tau bagaimana reaksi para bawahan Arsen kalau sedang melayani customer nya "

" iya cucu grandma tersayang, tetapi itu tetap saja sedikit keterlaluan sayang, mungkin saja dia pegawai baru, sampai dia tidak tahu padamu "

" iya mungkin grandma, yasudah ayo kita makan saja kue nya grandma keburu Arsen habiskan "

jawab Arsen sambil berniat menggoda grandma nya yang modis itu.

" grandma hafal ya dari dulu kue kesukaan Arsen " ucap Arsen kepada Grandma kesayangannya.

" iya dong sayang, kamu kan cucu grandma satu satunya, tampan lagi "

kini kedua nya antara nenek dan cucunya itu, saling bercanda tawa sambil menikmati kue brownies kesukaan cucunya itu.

berbeda di tempat lain.

tepatnya di kos kos an Zira, dirinya kini mulai merebahkan tubuhnya di kursi plastik tepatnya di teras depan kos kosan nya itu.

lelah sekali hari ini, padahal masi siang, pekerjaan sudah tak punya lagi, di pecat segala monolog Zira.

kemudian Zira mengeluarkan ponselnya, kemudian berniat menghubungi teman dekatnya itu yang bernama munah.

panggilan pun terhubung.

" halo "

" halo munah " jawab Zira kepada sahabat dekatnya.

" ade ape loh telefon,telefon gua hah "

" begini gua mau curhat mun, ke kos an gua napa , nih gua punya brownies, mau kagak lho "

" iye tenang aje, gua segera ke meluncur ke sono "

" woke lah kalau begitu "

" mu.... "

tut... tut.. tut...

benar benar nih anak, belum selesai juga bicara eh... di matiin dasar blekok monolog Zira.

kemudian Zira langsung masuk ke dalam kamar kos kosan

Rebahan dikit ah ... monolog Zira dan....

bugghhh...

suara tubuh Zira yang ia hempas kan di kasur kesayangannya itu.

benar benar nih hari, di pecat iya, dapat rezeki iya alhamdulilah dikit, besok cari kerja dimana lagi ya ucapnya sendiri sambil memandang langit langit kamarnya.

beberapa saat kemudian.

dari arah luar kos kosan Zira.

" asalamualaikum Zae, lo di mane gua datang nih " ucap munah teman dekat Zira selama ini, begitu pun keluarga munah yang sudah menganggap Zira sebagai anaknya sendiri itu.

" Walaikumsalam iye masuk aja mun, kayak siapa aje lo ama gua " jawab Zira yang mulai keluar dari dalam kamarnya itu.

" ya kan kagak enak Zae kalau tiba-tiba gua nyelonong di mari "

" udah duduk sini, lesehan ya lho tau ndiri gua kagak punya kursi hahaha... "

" iya gampang masalah itu mah.. oh iye lho katenye mau curhat ama gua Zae dan mane tuh brownies yang lho Kate ame gua "

" iye ni mun, ambil tuh di kamar, gua capek dah mau berdiri, sekalian lho ambilin pisau gua iris iris tu kue, biar kagak lho abisin ndiri " ucap Zira yang sedikit mengajak bercanda teman koplak nya itu.

" tega amat lho ama temen Zaenab, Zaenab " jawab Maimunah alias munah yang kini dirinya menuju dapur kecil milik temannya.

" nih pisau ama brownis nya " ucap munah yang baru saja mengambil brownis dan pisau dari dapur.

" lho aje yang ngiris dah, gua diem sambil curhat sama lho mun " jawab Zira

" woke lah kalau begitu, ayo mulai dari sekarang keburu waktu abis " sahut munah yang berbuat menggoda teman baiknya.

" lho pikir ini lomba ape "

" huahahaha... becande Zae "

" lho emang bener bener temen sejati gua mun, gini mun nih hari gua di pecat ama atasan gua "

" APEEEE..... " jawab munah kaget dengan suara khas cemprengnya.

" jangan keras keras napa Maimunah ngerti kagak sih, teman lho ini hanya ngekos dimari mik' un "

" iye ma'ap Zaenab cantikku " jawab munah yang berhenti mengiris kue brownis di hadapan nya saat ini.

" mun jangan panggil gua Zaenab mulu napa, gua jadi keinget ibu gua nih " ucap Zira.

" ya ma'ap Zae, oh iye lho katanye mau curhat, cepet napa gua penasaran mintil " ucap munah

" dasar lho mucrimin huahahaha..... " jawab Zira kemudian tertawa terbahak bahak dengan kata-kata nya sendiri.

" temen nggak ada akhlak lho Zae " sahut munah rada kesel tetapi tetap bercanda bersama Zira alias Zaenab.

" ya e lho yang mulai duluan " ucap Zira

" iye iye gua ngalah, ayo cepet cerita dah " jawab munah alias Munah Maimunah

" gini mun gue di pecat setelah bertengkar sama yang punya mall " ucap Zira yang memulai curhatnya itu.

" lho yang bener " jawab munah yang seperti tidak menyangka perkataan temannya itu.

" iya beneran " sahut Zira serius.

" terus terus " sahut muna lagi yang mulai penasaran.

" ya gitu, kan gini ya dia tuh datang ke arah deket gua kemudian dia tuh duduk mun, setelah itu die nyuruh gua ngambilin sepatu yang die tunjuk tuh ame jarinye, kemudian ya gua ambilin lah secara kan gua pelayan, lho tau setelah gua ngasih sepatu yang tadi dia nyuruh gua itu, dia malah nyuruh gua masangin di kakinya " jelas Zira

" terus lho mau Zae " tanya Munah dengan antusias.

" ya kagak lah, emangnye die siape, kita sama sama ciptaan Allah, bener kagak mun " sahut Zira.

" iye juga sih, lho bener Zae " jawab munah yang merasa temannya itu memang benar.

" setelah itu ye, gua omelin tuh die, eh dia malah balik ngegertak gua, terus manggil atasan gua mun, dan lho tau atasan gua yang gemetaran itu die suruh ape " jelas Zira lagi pada Munah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!